Prestasi Berguru Siswa Pengertian Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

PRESTASI BELAJAR SISWA



Pengertian Prestasi
Prestasi yakni hasil yang telah dicapai seseorang dalam melaksanakan kegiatan. Gagne (1985:40) menyatakan bahwa Prestasi Belajar dibedakan menjadi lima aspek, yaitu : kemampuan intelektual, taktik kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan. Menurut Bloom dalam Suharsimi Arikunto (1990:110) bahwa hasil berguru dibedakan menjadi tiga aspek yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik.


Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun secara kelompok (Djamarah, 1994:19).

Menurut  Wikipedia  Prestasi berasal dari bahasa Belanda yang artinya hasil dari usaha. Prestasi diperoleh dari perjuangan yang telah dikerjakan. Dari pengertian Prestasi tersebut, maka pengertian Prestasi diri adalah hasil atas perjuangan yang dilakukan seseorang. Prestasi sanggup dicapai dengan mengandalkan kemampuan intelektual, emosional, dan spiritual, serta ketahanan diri dalam menghadapai situasi segala aspek kehidupan.  Karakter orang yang berPrestasi yakni menyayangi pekerjaan, memiliki inisiatif dan kreatif, pantang menyerah, serta menjalankan kiprah dengan sungguh-sungguh. Karakter-karakter tersebut menandakan bahwa untuk meraih Prestasi tertentu, 

Prestasi merupakan kecakapan atau hasil kongkrit yang sanggup dicapai pada dikala atau periode tertentu. Berdasarkan pendapat tersebut, Prestasi dalam penelitian ini yakni hasil yang telah dicapai siswa dalam proses pembelajaran.

NIXON WIDJAJA MERAIH PRESTASI BELAJAR 
YANG TINGGI DALAM IMSO 2020

Pengertian Belajar
Belajar yakni aktifitas mental atau (Psikhis) yang terjadi alasannya adanya interaksi aktif antara ndividu dengan lingkungannya yang menghasilkan perubahan-perubahan yang bersifat relativ tetap dalam aspek-aspek : kognitif, psikomotor dan afektif. Perubahan tersebut sanggup berubah sesuatu yang sama sekali gres atau penyempurnaan / penigkatan dari hasil berguru yang telah di peroleh sebelumnya.

Untuk memahami wacana pengertian berguru di sini akan diawali dengan mengemukakan beberapa definisi wacana belajar. Ada beberapa pendapat para andal wacana definisi wacana belajar. Menurut Slavin dalam Catharina Tri Anni (2004), berguru merupakan proses perolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Menurut Gagne dalam Catharina Tri Anni (2004), berguru merupakan sebuah sistem yang didalamnya terdapat banyak sekali unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.

Cronbach, Harold Spears dan Geoch dalam Sardiman A.M (2005:20) sebagai berikut :
1)   Cronbach memperlihatkan definisi :“Learning is shown by a change in  behavior as a result of experience”.“Belajar yakni memperlihatkan perubahan dalam sikap sebagai hasil dari pengalaman”.
2)   Harold Spears memperlihatkan batasan:“Learning is to observe, to read, to initiate, to try something themselves, to listen, to follow direction”.Belajar yakni mengamati, membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk/arahan.
3)   Geoch, menyampaikan : “Learning is a change in performance as a result of practice”. Belajar yakni perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.

Sedangkan berdasarkan Bell-Gredler dalam Udin S. Winataputra (2008) pengertian berguru yakni proses yang dilakukan oleh insan untuk mendapat aneka ragam competencies, skills, and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap (attitude) tersebut diperoleh secara sedikit demi sedikit dan berkelanjutan mulai dari masa bayi hingga masa renta melalui rangkaian proses berguru sepanjang hayat.
 
PELAJAR INDONESIA MERAIH PRESTASI BELAJAR TINGGI DENGAN MEMPEROLEH EMAS DI AJANG INTERNATIONAL BIOLOGY OLYMPIAD 2020

Belajar, merupakan kegiatan yang terjadi pada semua orang tanpa mengenal batas usia, dan berlansung seumur hidup (long live educational). Belajar merupakan perjuangan yang dilakukan seseorang melalu interaksi dengan lingkungannya untuk merubah perilakunya. Dengan demikian hasil dari kegiatan berguru yakni berupa perubahan sikap yang relative permanen pada diri orang yang belajar, perubahan tersebut diperlukan yakni perubahan sikap positif.

Belajar sanggup didifensikan sebagai suatu proses yang mana suatu kegiatan berasal atau berubah lewat reaksi dari suatu situasi yang dihadapi, dengan keadaan bahwa karaktarestik­karaktarestik dari perubahan acara tersebut tidak sanggup dijelaskan dengan dasar kecendrungan-kecendrungan reaksi asli, kematangan, atau perubahan sementara dari organisme. (Learning is theprocess by which an activity that the characteristics of the change in activity cannot be explained on the basis of native response tendencies, maturation, and temporary states of the organism) (Hilgard & Bower, 1996:2, dalam Jogiyanto, 2006:12).

Dari beberapa pengertian/definisi diatas sanggup disimpulkan bahwa berguru itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laris atau penampilan, dengan serangkaian kegiatan contohnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, menggandakan dan lain sebagainya. Juga berguru itu akan lebih baik jikalau si subyek berguru itu mengalami atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu bersama-sama merupakan rangsangan-rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjadinya kegiatan berguru yang dilakukan oleh seorang idnividu sanggup dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.

Menurut  Udin S. Winataputra (1995:2) dikemukakan bahwa learning (belajar) mengandung pengertian proses perubahan yang relative tetap dalam sikap individu sebagai hasil dari pengalaman. Pengertian berguru juga dikemukakan oleh Slameto (2003:2) yakni berguru yakni suatu proses perjuangan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laris yang gres secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Selaras dengan pendapat-pendapat di atas, Thursan Hakim (2000:1) mengemukakan bahwa berguru yakni suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laris ibarat peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dll. Hal ini berarti bahwa peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laris seseorang diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kualitas dan kuantitas kemampuan seseorang dalam banyak sekali bidang. Dalam proses belajar, apabila seseorang tidak mendapat suatu peningkatan kualitas dan kuantitas kemampuan, maka orang tersebut bersama-sama belum mengalami  proses berguru atau dengan kata lain ia mengalami kegagalan di dalam proses belajar.


Pengertian Prestasi Belajar

Untuk mengetahui perkembangan hingga di mana hasil yang telah dicapai oleh seseorang dalam belajar, maka harus dilakukan evaluasi. Untuk memilih kemajuan yang dicapai maka harus ada kriteria (patokan) yang mengacu pada tujuan yang telah ditentukan sehingga sanggup diketahui seberapa besar imbas taktik berguru mengajar terhadap keberhasilan berguru siswa. Hasil berguru siswa menurut W. Winkel (dalam buku Psikologi Pengajaran 1989:82)  yakni keberhasilan yang dicapai oleh siswa, yakni Prestasi Belajar siswa di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka.

Prestasi Belajar banyak diartikan sebagai seberapa jauh hasil yang telah dicapai siswa dalam penguasaan tugas-tugas atau materi pelajaran yang diterima dalam jangka waktu tertentu. Prestasi Belajar pada umumnya dinyatakan dalam angka atau abjad sehingga sanggup dibandingkan dengan satu kriteria (Prakosa, 1991).

Prestasi Belajar kemampuan seorang dalam pencapaian berfikir yang tinggi. Prestasi Belajar harus mempunyai tiga aspek, yaitu kognitif, affektif dan psikomotor. Prestasi Belajar yakni hasil yang dicapai sebaik-baiknya pada seorang anak dalam pendidikan baik yang dikerjakan atau bidang keilmuan. Prestasi Belajar dari siswa yakni hasil yang telah dicapai oleh siswa yang didapat dari proses pembelajaran. Prestasi Belajar yakni hasil pencapaian maksimal berdasarkan kemampuan anak pada waktu tertentu terhadap sesuatu yang dikerjakan, dipelajari, difahami dan diterapkan.



Winkel (1996:226) mengemukakan bahwa Prestasi Belajar merupakan bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Maka Prestasi Belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang sesudah melaksanakan usaha-usaha belajar. Sedangkan berdasarkan Arif Gunarso (1993 : 77) mengemukakan bahwa Prestasi Belajar yakni perjuangan maksimal yang dicapai oleh seseorang sesudah melaksanakan usaha-usaha belajar.

Prestasi Belajar di bidang pendidikan yakni hasil dari pengukuran terhadap penerima didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor sesudah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan memakai instrumen tes atau instrumen yang relevan. Makara Prestasi Belajar yakni hasil pengukuran dari penilaian perjuangan berguru yang dinyatakan dalam bentuk simbol, abjad maupun kalimat yang menceritakan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi Belajar merupakan hasil dari pengukuran terhadap penerima didik yang meliputi faktor kognitif, afektif dan psikomotor sesudah mengikuti proses pembelajaran yang diukur dengan memakai instrumen tes yang relevan.

Prestasi Belajar sanggup diukur melalui tes yang sering dikenal dengan tes Prestasi Belajar. Menurut Saifudin Anwar (2005 : 8-9) mengemukakan wacana tes Prestasi Belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu mengungkap keberhasilan sesorang dalam belajar. Testing pada hakikatnya menggali informasi yang sanggup dipakai sebagai dasar pengambilan keputusan. Tes Prestasi Belajar berupa tes yang disusun secara terrencana  untuk mengungkap performasi maksimal subyek dalam menguasai bahan-bahan atau materi yang telah diajarkan. Dalam kegiatan pendidikan formal tes Prestasi Belajar sanggup berbentuk ulangan harian, tes formatif, tes sumatif, bahkan ebtanas dan ujian-ujian masuk sekolah tinggi tinggi.Pengertian Prestasi Belajar yakni sesuatu yang sanggup dicapai atau tidak sanggup dicapai. Untuk mencapai suatu Prestasi Belajar siswa harus mengalami proses pembelajaran. Dalam melaksanakan proses pembelajaran siswa akan mendapat pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan.

Prestasi Belajar yakni hasil yang dicapai seseorang dalam pengusasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan dalam pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan oleh guru ( Asmara. 2009 : 11).

TIM OLIMPIADE BIOLOGI INDONESIA MERAIH PRESTASI BELAJAR TINGGI DENGAN MEMPEROLEH EMAS DAN PERAK PADA AJANG INTERNATIONAL BIOLOGY OLYMPIAD (IBO) 2013

Menurut Hetika ( 2008: 23 ), Prestasi Belajar yakni pencapaian atau kecakapan yang dinampakkan dalam keahlian atau kumpulan pengetahuan.
Harjati ( 2008: 43 ), menyatakan bahwa Prestasi merupakan hasil perjuangan yang dilakukan dam menghasilkan perubahan yang dinyatakan dalam bentuk simbol untuk memperlihatkan kemampuan pencapaian dalam hasil kerja dalam waktu tertentu.

Belajar yang efektif sanggup membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diperlukan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Untuk meningkatkan Prestasi Belajar yang baik perlu diperhatikan kondisi internal dan eksternal. Kondisi internal dalah kondisi atau situasi yang ada dalam diri siswa, ibarat kesehatan, keterampilan, kemapuan dan sebaginya. Kondisi eksternal yakni kondisi yang ada di luar diri pribadi manusia, contohnya ruang berguru yang bersih, sarana dan prasaran berguru yang memadai.

Pengetahuan , pengalaman dan keterampilan yang diperoleh akan membentuk kepribadian siswa, memperluas kepribadian siswa, memperluas wawasan kehidupan serta meningkatkan kemampuan siswa. Bertolak dari hal tersebut maka siswa yang aktif melaksanakan kegiatan dalampembelajaran akan memperoleh banyak pengalaman. Dengan demikian siswa yang aktif dalam pembelajaran akan banyak pengalaman dan Prestasi Belajarnya meningkat. Sebaliknya siswa yang tidak aktif akan minim/sedikit pengalaman sehingga sanggup dikatakan Prestasi Belajarnya tidak meningkat atau tidak berhasil.

Pengertian wacana Prestasi BelajarPrestasi Belajar diartikan sebagai tingkat keterkaitan siswa dalam proses berguru mengajar sebagai Hasil penilaian yang dilakukan guru. Menurut Sutratinah Tirtonegoro (1984 : 4), mengemukakan bahwa : Prestasi Belajar yakni penilaian hasil perjuangan kegiatan berguru yang dinyatakan dalam bentuk symbol angka, abjad maupun kalimat yang sanggup mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak didik dalam periode tertentu.

Menurut Siti Partini (1980 : 49), “Prestasi Belajar yakni hasil yang dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat dicapai oleh seseorang dalam kegiatan belajar”. Sejalan dengan pendapat itu Sunarya (1983 : 4) menyatakan “Prestasi Belajar merupakan perubahan tingkah laris yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik yang merupakan ukuran keberhasilan siswa”. Haditomo dkk (1980 : 4), menyampaikan “Prestasi Belajar yakni kemampuan seseoran Dewa Ketut Sukardi (1983 : 51), menyatakan “Untuk mengukur Prestasi Belajar memakai tes Prestasi yang dimaksud sebagai alat untuk mengungkap kemampuan konkret sebagai hasil berguru atau learning”. Menurut Sumadi Suryabrata (1987 : 324), “Nilai merupakan perumusan terakhir yang sanggup diberikan oleh guru menganai kemajuan atau Prestasi Belajar siswa selama masa tertentu”. Dengan nilai rapor, kita sanggup mengetahui Prestasi Belajar siswa. Siswa yang nilai rapornya baik dikatakan Prestasinya tinggi, sedangkan yang nilainya buruk dikatakan Prestasi Belajarnya rendah.

Dari beberapa pendapat diatas maka sanggup disimpulkan bahwa Prestasi Belajar yakni sesuatu yang sanggup dicapai yang dinampakkan dalam pengetahuan, sikap, dan keahlian.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi Belajar merupakan ukuran keberhasilan yang diperoleh siswa selama proses belajarnya. Keberhasilan itu ditentukan oleh banyak sekali faktor yang saling berkaitan. Menurut Dimyati itu ditentukan oleh banyak sekali faktor yang saling berkaitan.
Menurut Dimyati Mahmud (1989 : 84-87), menyampaikan bahwa Faktor-faktor yang menghipnotis Prestasi Belajar siswa meliputi : “faktor internal dan faktor eksternal”. sebagai berikut :

Faktor Internal
Faktor internal atau Faktor yang berasal dari siswa yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa itu sendiri, yang terdiri dari N. Ach (Need For Achievement) yaitu kebutuhan atau dorongan atau motif untuk berPrestasi. Faktor ini meliputi motivasi, perhatian pada mata pelajaran yang berlangsung, tingkat peneirmaan dan pengingatan bahan, kemampuan menerapkan apa yang dipelajari, kemampuan mereproduksi dan kemampuan menggeneralisasi. Faktor internal lain yakni :a.  fisiologi yang berupa kondisi fisik dan kondisi pancaindra, b.  Psikologi yang berupa bakat, minat, kecerdasan, motivasi dan kemampuan kognitif. 

Faktor Eksternal
Faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari luar si pelajar. Hal ini sanggup berupa sarana prasarana, situasi lingkungan baik itu lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut pendapat Rooijakkersyang diterjemahkan oleh Soenoro (1982 : 30), menyampaikan bahwa “Faktor yang menghipnotis Prestasi Belajar yakni faktor yang berasal dari si pelajar, faktor yang berasal dari si pengajar”. Faktor dari luar ini merupakan faktor yang berasal dari luar si pelajar (siswa) yang meliputi : a. lingkungan alam dan lingkungan social; b.  instrumentasi yang berupa kurikulum, guru atau pengajar, sarana dan akomodasi serta administrasi.
Faktor dari dalam

Termasuk faktor eksternal meliputi kemampuan membangun korelasi dengan si pelajar, kemampuan menggerakkan minat pelajaran, kemampuan memperlihatkan penjelasan, kemampuan menyebutkan pokok-pokok problem yang diajarkan, kemampuan mengarahkan perhatian pada pelajaran yang sedang berlangsung, kemampuan memperlihatkan balasan terhadap reaksi. Dari pendapat Rooijakkers wacana faktor yang menghipnotis Prestasi Belajar siswa sanggup diberikan kesimpulan bahwa Prestasi siswa dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang berasal dari diri pelajar dan faktor yang berasal dari si pengajar (guru).

Dari beberapa pendapat para andal tersebut di atas maka sanggup diambil kesimpulan bahwa Prestasi belaajr siswa secara umum dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor yang pertama berasal dari dalam diri siswa itu sendiri dan faktor yang kedua berasal dari luar diri siswa yang sedang melaksanakan proses kegiatan belajar.

Sejalan dengan di atas Slameto (2003: 54-72) juga mengungkapkan bahwa  faktor-faktor yang menghipnotis Prestasi Belajar banyak jenisnya, tetapi sanggup digolongkan menjadi dua, yaitu:
a.      Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari: 1) Faktor jasmaniah (kesehatan dan cacat tubuh)
Faktor psikologis (inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan);2) Faktor kelelahan
b.      Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari: 1) Faktor keluarga (cara orang renta mendidik, kekerabatan antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang  kebudayaan). 2) Faktor sekolah (metode mengajar guru, kurikulum, kekerabatan guru dengan siswa, kekerabatan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar berguru diatas ukuran, keadaan gedung, metode berguru dan kiprah rumah 3) Faktor masyarakat (kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat).

Sedangkan Muhibbin Syah (2006: 144) mengungkapkan bahwa bahwa Prestasi Belajar siswa dipengaruhi oleh setidaknya tiga faktor yakni:
a.      Faktor internal yaitu faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, faktor intern terdiri dari: 1) Faktor jasmaniah yang meliputi kesehatan dan cacat tubuh; 2) Faktor psikologis yang meliputi tingkat inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan; dan 3) Faktor kelelahan.
b.      Faktor eksternal, yaitu faktor dari luar individu. Faktor ekstern terdiri dari:1) Faktor keluarga yaitu cara orang renta mendidik, kekerabatan antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan; 2) Faktor dari lingkungan sekolah yaitu metode mengajar guru, kurikulum, kekerabatan guru dengan siswa, kekerabatan siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah, standar berguru diatas ukuran, keadaan gedung, metode berguru dan kiprah rumah; 3) Faktor masyarakat yaitu kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
c.       faktor pendekatan berguru (approach to learning), yakni jenis upaya berguru siswa yang meliputi taktik dan metode yang dipakai siswa untuk melaksanakan kegiatan  pembelajaran  materi-materi pelajaran.




= Baca Juga =



Related : Prestasi Berguru Siswa Pengertian Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

0 Komentar untuk "Prestasi Berguru Siswa Pengertian Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)