Jakarta, Banten dan Jabar mengalami gangguan Mati lampu Listrik. Lalu apa penyebab Mati lampu (Listrik) di Jakarta, Banten, Jabar. Matinya fatwa listrik di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat, pada hari Minggu (04/08) dikatakan sebagai yang terparah semenjak 2005 dan puluhan juta orang terdampak oleh gangguan pasok listrik ini.
Perusahaan Listrik Negara (PLN) menyampaikan diharapkan waktu beberapa jam sebelum pasok ke Jakarta benar-benar pulih. Pelaksana kiprah eksekutif utama PLN, Sripeni Intan Cahyani, dalam keterangan pers di Jakarta, hari Minggu, menyampaikan untuk daerah ibu kota Jakarta, jikalau sesuai rencana dan sistem berjalan dengan baik, pasok listrik pulih dalam waktu sekitar tiga jam.
Untuk Provinsi Banten dan Jakarta, fatwa listrik pulih dalam empat hingga lima jam, kata Sripeni. Ia menyampaikan putusnya fatwa listrik disebabkan oleh gangguan pada jalur transmisi Ungaran dan Pemalang 500 kV, di Jawa Tengah, yang menjadikan kegagalan pasok energi dari timur ke barat Jawa, termasuk Jakarta, Jawa Barat, dan Banten.
Padamnya listrik kali ini meliputi wilayah-wilayah yang secara keseluruhan didiami oleh lebih dari 100 juta warga. Pemadaman yang terjadi pada Minggu siang merupakan yang terparah semenjak 2005, berdasarkan seorang pengamat kelistrikan.
PLN meminta maaf atas gangguan tersebut. Mati listrik menimbulkan gangguan pada sejumlah pelayanan publik, termasuk operasi KRL dan MRT di Jabodetabek.
Apa penyebab mati listrik di Jakarta, Banten, Jabar hari Minggu 4 Agustus 2019. Sripeni menjelaskan padamnya listrik di Jakarta, Banten, dan Jawa Barat disebabkan oleh gangguan pada Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) Pemalang, yakni di sirkuit 1 dan sirkuit 2. Akibatnya, kata dia, terjadi penurunan tegangan pada pukul 11:45 WIB. "Inilah merupakan awal dari terjadinya pemadaman di sistem Jawa Barat, Banten, dan Jakarta," ungkapnya dalam jumpa pers di salah satu kantor PLN di Cinere, Depok, pada Minggu sore.
Sebelumnya, pejabat PLN, I Made Suprateka, menyampaikan melalui keterangan tertulis bahwa bahwa Gas Turbin 1 hingga dengan 6 di Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Suralaya mengalami gangguan atau trip, sementara Gas Turbin 7 di akomodasi tersebut dalam posisi mati. Pembangkit Listrik Tenaga Gas Turbin Cilegon juga mengalami gangguan.
PLN menyampaikan tengah menyelidiki penyebab gangguan tersebut dengan melibatkan forum independen. Proses pemeriksaan akan berlangsung selama tiga bulan. Sripeni menyampaikan PLN melaksanakan pemulihan listrik dengan menyalurkan pasokan dari wilayah Timur dan mulai proses pemulihan semenjak pukul 16.27 WIB.
Dengan begitu, ia memperkirakan listrik di DKI Jakarta sanggup betul-betul pulih tiga jam. Sementara untuk Banten dan Jawa Barat, kira-kira akan normal empat jam. "Mudah-mudahan dan tidak lewat dari pukul 00.00 WIB," ujarnya.
Insiden mati listrik di Jakarta dan Jawa Barat pada Minggu siang (04/08) merupakan yang terparah semenjak tahun 2005, kata pengamat kelistrikan Fabby Tumiwa. Waktu itu, terjadi mati listrik di sekitar wilayah Jawa dan Bali. Penyebabnya yakni gangguan di transmisi Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV Jawa-Bali.
Di daerah Jakarta dan Banten, listrik mati total selama tiga jam, namun perbaikan keseluruhan memakan waktu hingga 24 jam. Fabby menjelaskan, gangguan menyerupai ini merupakan risiko dari sistem interkoneksi yang dipakai PLN.
"Jalur transmisi itu menyerupai jalan tol, beliau yang mengangkut listrik. Karena terjadi gangguan maka fatwa daya dari timur ke barat mengalami gangguan juga. Karena ada gangguan, secara otomatis pembangkit-pembangkit itu mengalami trip sehingga pasokan daya berkurang."
Fabby memperkirakan, gangguan menyerupai ini tidak sanggup diselesaikan dengan cepat. "Karena selain PLN harus membenahi atau memperbaiki jaringan transmisi yang tadi rusak, mereka juga harus secara sedikit demi sedikit menyalakan pembangkit-pembangkit yang trip itu."
Direktur eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) itu juga menegaskan bahwa mati listrik pada Minggu siang bukan disebabkan kurangnya pasokan listrik, melainkan gangguan pada sistem. "Untuk dikala ini kapasitas pembangkit Jawa-Bali itu sangat cukup," ujarnya.
Apa imbas mati listrik di Jakarta, Banten, Jabar hari Minggu 4 Agustus 2019? Pemadaman listrik telah menjadikan gangguan pada sejumlah layanan publik di Ibu Kota dan sekitarnya — khususnya transportasi. Direktur Utama PT. Kereta Commuter Indonesia (KCI), Wiwik Widayanti menyampaikan bahwa ada 240 perjalanan KRL commuter line yang dibatalkan semenjak hari Minggu siang. "Sebagai gambaran, selesai pekan KRL normalnya sanggup melayani sekitar 800.000 pengguna," kata Wiwik dalam jumpa pers di Jakarta.
Kiriman-kiriman di media umum menyampaikan para penumpang KRL terlantar di stasiun. Sebagai antisipasi problem ini, Wiwik menyampaikan pihaknya bekerja sama dengan PT. Transjakarta untuk membantu mengurai penumpukan penumpang di stasiun-stasiun.
Sementara empat kereta MRT sempat tertahan di bawah tanah sehingga penumpang dievakuasi dari dalam kereta. Mati listrik juga dilaporkan menimbulkan terganggunya lampu kemudian lintas di sejumlah tempat.
Selain itu, beberapa supermarket memakai sistem manual untuk pembayaran lantaran terganggunya listrik. Di media sosial, tagar #matilistrik, #matilampu #jabodetabek dan #listrikpadam banyak dipakai dengan para warganet mempertanyakan, menciptakan meme dan saling membuatkan pengalaman mereka. Tagar #matilampu bahkan sempat menjadi trending topic di seluruh dunia dengan sekitar 17.000 twit, berdasarkan catatan spreadfast.com.
0 Komentar untuk "Ini Penyebab Mati Lampu (Listrik) Di Jakarta, Banten, Jabar 4 Agustus 2019"