Sahabat Edukasi yang berbahagia…
Di jaman kemajuan pesat dalam dunia teknologi digital menyerupai kini ini, penggunaan produk teknologi digital telah menjangkau hampir di segala bidang kehidupan sampai di masyarakat.
Selain itu, adanya akomodasi penghubung jaringan secara global yakni internet yang ketika ini sudah familiar di jutaan penggunanya di Indonesia. Hal ini tentu menjadi peluang bagi Indonesia untuk memanfaatkan segala produk teknologi digital untuk meningkatkan penggunaan teknologi digital untuk meningkatkan ekonominya pula sesuai dengan bidangnya masing-masing.
Sehubungan dengan hal ini, menyerupai yang admin rilis dari Sekretariat Negara Republik Indonesia bahwasannya pemerintah Indonesia berambisi untuk menjadi negara terbesar di Asia Tenggara di bidang ekonomi digital.
Pemerintah menimbulkan sektor ini sebagai salah satu kontributor utama dalam perekonomian nasional pada tahun 2020 mendatang.
Untuk mewujudkan hal tersebut, pemerintah lewat Kementerian Komunikasi dan Informatika telah meluncurkan aktivitas untuk membuat 1000 teknopreneur atau wirausaha yang berbasis teknologi, sampai tahun 2020. Untuk itulah Menkominfo Rudiantara secara khusus meminta santunan kepada pendiri Google Sergey Brin. Keduanya melaksanakan pertemuan khusus di kantor kementerian di Jakarta.
Pertemuan ini yaitu tindak lanjut dari kunjungan Presiden Joko Widodo dan Rudiantara ke markas Google di Silicon Valey, Amerika Serikat pada bulan Oktober 2020 lalu.
Selain aktivitas 1000 teknopreneur, Rudiantara juga menjelaskan perihal peta jalan (road map) perdagangan elektronik atau e-dagang yang ketika ini juga tengah berkembang sangat pesat di Indonesia. Menteri yang erat disapa Chief RA itu menargetkan bantuan e-dagang sanggup menyentuh angka 130 miliar dollar AS pada tahun 2020. Road map ini nantinya akan dijadikan rujukan buat kementerian dan forum terkait.
Menanggapi paparan dari Menteri Rudiantara, Sergey Brin menyampaikan pihaknya sangat mendukung semua aktivitas teknologi digital dari pemerintah Indonesia. Untuk itu ia akan menambah sasaran aktivitas pengembangan teknopreneur di Indonesia sehingga membantu terciptanya 1000 startup yang berkualitas dan kompetitif.
Khusus untuk teknopreneur Indonesia yang sudah berhasil ketika ini, termasuk aplikasi terkait transportasi tengah jadi buah bibir menyerupai Go-Jek, Brin sangat mengapresiasi hal tersebut dan malah mendorong mereka untuk membawa aplikasinya ke tingkat global.
Dalam kesempatan itu, Rudiantara juga meminta Google untuk membantu Indonesia, tidak hanya dari sisi aplikasi dan network, namun juga dari sisi device atau peralatan komunikasinya. Rudiantara ingin biar masyarakat Indonesia sanggup membeli handset smartphone yang sangat murah, salah satunya dengan memanfaatkan platform android one buatan google. Google sendiri sangat antusias menawarkan santunan kepada Indonesia biar sanggup membuat smartphone murah, yang tentunya jadi awal bagi terciptanya generasi yang melek teknologi digital.
Selain soal ekonomi digital, keduanya juga membicarakan perkembangan soal Google Loon Project atau Balon Google. Kominfo membeberkan beberapa hal terkait aspek teknis yang dibutuhkan temasuk kebutuhan spektrum frekuensi untuk backhaul. Program ini jadi salah satu fokus Kominfo alasannya yaitu dianggap sanggup menawarkan solusi kanal komunikasi atau internet kepada wilayah rural (kawasan perdesaan, red).
Senada dengan Rudiantara, Sergey Brin juga menyampaikan bahwa Balon Google akan sangat cocok buat Indonesia alasannya yaitu kondisi geografisnya yang terdiri dari ribuan pulau. Loon, kata Brin, sanggup menjangkau luas area permukaan dengan diameter mencapai 80 km. Kominfo memastikan proyek Google Loon ini akan diujicobakan selama tahun 2020, berafiliasi dengan tiga operator terbesar Indonesia di pita frekuensi 900 MHz yaitu Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata.
Kominfo sudah mengidentifikasi beberapa lokasi di daerah rural untuk disediakan solusi layanan 4G Broadband menggunakan solusi Google Loon ini. Nantinya daerah-daerah pedesaan terpencil, perbatasan, maupun wilayah pantai, pulau-pulau dan daerah laut, akan dijadikan sasaran khusus penyebaran Google Loon ini. Dengan Google Loon masyarakat di daerah tersebut sanggup mendapat konektivitas broadband 4G yang memadai dan terjangkau. Google Loon yaitu solusi alasannya yaitu bila menggunakan metode konvensional menggunakan tower terrestrial, hal tersebut sulit dilaksanakan alasannya yaitu mustahil memasang tower di laut.
Handset 4G yang dipakai yaitu handset yang sudah ada di pasaran. Google menegaskan akan mendukung penuh proyek Google Loon ini seraya memastikan bahwa mereka tidak akan pernah dan memang tidak ingin menjadi operator gres di Indonesia. Brin menyampaikan bahwa Google hanya sebagai penyedia teknologi tower dan BTS di angkasa tersebut.
Selain itu, dibahas juga soal Google Fiber Project. Rudiantara menyampaikan bahwa Indonesia akan serius menata Fixed Broadband pada tahun 2020. Kominfo telah mempelajari inisiatif Google Fiber di mana terjadi kerjasama yang sangat baik antara Pemerintah Pusat, Pemda di Amerika Serikat dan penyelenggara TIK termasuk Google.
Kerjasama itu dibangun atas dasar prinsip-prinsip open access, non discriminatory, partisipasi semua stakeholders, kemudahan "right of ways", serta manfaat layanan Fixed Broadband bagi masyarakat setempat.
Kominfo ingin mempelajari model kerjasama menyerupai Google Fiber tersebut untuk sanggup dijadikan salah satu acuan percepatan pembangunan Fixed Broadband di Indonesia.
Referensi sumber artikel : Indonesia Berambisi Kaprikornus Negara Ekonomi Digital Terbesar di Asia Tenggara – Setneg.go.id
0 Komentar untuk "Indonesia Menuju Negara Ekonomi Digital Terbesar Di Asia Tenggara"