PENGETAHUAN ADALAH KEKUATAN TAPI KARAKTER LEBIH DARI SEGALANYA
KNOWLEDGE IS POWER , BUT CHARACTER IS MORE |
Ujaran yang satu ini sangatlah Populer " Knowledge Is Power , But Character Is More " Maka tahukah anda apa pesan Rektor Technische Hoges School saat Soekarno di Wisuda ! Tuan Soekarno , suatu saat Ijazah ini bisa dirobek dan hancur , dia tidak abadi , ingatlah satu-satunya yang abadi adalah " Karakter ", karakter sangat esensial . sayang kerap disepelekan , Padahal setiap detik perjalanan hidup kita , itulah episode Pendidikan Karakter .
Antonion Scalia ( 1998 ) menegaskan arti pentingnya karakter dalam kehidupan manusia , Dia menyatakan bahwa karakter harus menjadi fondasi bagi kecerdasan dan pengetahuan , sebab kecerdasan dan pengetahuan itu sendiri memang dapat diperjualbelikan , hal yang sudah menjadi pengetahuan umum di era teknologi saat ini, Knowledge is Power ,masalhnya jika orang-orang yang dikenal cerdas dan berpengetahuan tidak menunjukan karakter , maka ia tak diragukan lagi bahwa dunia akan menjadi rusak dan semakin buruk , Tanpa karakter Peradaban manusia bisa rusak dan merusakan .
Sebagai contoh ada salah satu seorang Bupati di suatu daerah mengingatkan anaknya jelang untuk mengikuti Ujian Nasional ( UN ) " Mengapa tak belajar ? " Coab Terka apa jawabannya " Guruku Bilang , Jika Tidak Bisa menjawab soal UN , segera pergi ke kamar mandi " Jawabannya penuh makna yang hanya bisa dimengerti dan diketahui orang Indonesia , Karena Negeri tetangga seperti Malaysia dan negara lainnya tak paham , Menagapa tak bisa jawab soal Ujian harus ke kamar mandi . Dilingkungan Pendidikan , kecurangan tak di cegah malah dibudayakan .
Wibawa dan Kehormatan Profesi Guru jadi tergugat dan tercela karena prilaku oknum yang tidak bertanggung jawab ,
Persoalan Luluhnya Karakter Guru adalah Sebab dan akibat , Remuk Redamnya karakter Guru bisa jadi sebab , sekaligus jadi akibat , Tapi saya lebih melihat persoalan karakter guru sebagai akibat , pasti ada penyebabnya , Cara berfikir keliru elit pengambil kebijakan , Kebijakan yang bisa menghancurkan mental dan karakter Guru;
tak adanya keadilan dan kesejahteraan merata bagi Guru di Indonesia , Guru Pegawai negeri sispil ( PNS ) yang bersertifikasi bisa dendangkan lagu " Disini Senang disana Senang " Tapi amat beda dengan Kondisi Guru Honorer Yang di pelosok negeri , Mereka Harus menelan pil pahit , dengan Terpaksa lantunkan Syair lagu " Maju Tak gentar Mesti Tak di Bayar " Sama - Sama Guru . Beda Nasib.
Masih ada saja Kabar seorang Guru Honorer yang dibayar Rp 100.000,- sebulan , Bahkan di NTT , beberapa orang Guru Honorer yang gajinya Tak dibayar selama 6 Bulan , akhirnya memutuskan unutk menjadi TKI , wahai penguasa negeri sejahterakanlah Guru - Guru kami .
Jika Program pemerintah masih berbasis Proyek dan Korup , apa yang bisa di harapkan seorang Guru dari sistem dan para pemimpin nya yang tak berkarakter , Pepatah menyatakan , "jika engkau hilang uang , maka engaku tak kehilangan apapun , Jika engkau hilang kesehatan , engkau kehilangan sesuatu . Tapi Jika engkau kehilangan karakter , engkau akan kehilangan segalanya. "
Kita layak Khawatir ketika bangsa ini tetap menyepelekan persoalan Guru , jangan - jangan bangsa ini memang tak punya karakter , maka masa depan bangsa taruhannya akhirnya bangsa ini ikut sepelekan Guru , Untuk menghibur Guru , Cukup dikatakan" Pahlawan Tanpa Tanda Jasa " ,Sebuah ungkapan kepalsuan . Guru Penuh kisah megharun biru oh Indonesiaku ,
Pesan Bernada Gugatan pun merebak di media sosial , " Guru dibayar murah di tuntut untuk memperbaiki karakter dan ahlak anak-anak bangsa sedangkan artis sinetron di bayar mahal untuk merusak generasi penerus bangsa ini. " .
Ketika kebijakan sertifikasi Guru muncul , pesan yang di tangkap guru bukan lagi soal peningkatan profesinalisme , Tapi ada peluang untuk mendapatkan tambahan pendapatan satu kali gaji Pokok , karena senyampang tahun hidup tak layak , begitu ada kesempatan , segenap daya dan upaya dikerahkan demi satu tujuan , Lulus Sertifikasi segala cara dihalalkan , meski nilai - nilai kejujuran pun digadaikan karena palsukan syarat - syarat administrasi kelulusan , tanpa mengambil kebijakan , mengapa ini bisa terjadi ? harkat Guru jatuh di titik nadir, karakter Guru terkoyak , bangsa kehilangan Ke arifan .
Sesungguhnya karakter amat mementukan suatu bangsa , Jika hari ini penguasa negeri masih memilih bersikap tak patut atas cara menghormati dan memuliakan Profesi Guru , maka atas nama bangsa ini , wahai para guru seluruh Indonesia kami mohon maaf yang sebesar-besarnya , semoag Pak Jokowi - Jk serta Pak Anies Baswedan punya cara lebih baik untuk meminta maaf dan mengobati luka hati para Guru Indonesia , Saatnya memberi sedekah terbaik Untuk Bangsa ini dengan mensejahterakan dan mem VIP kan Guru-Guru di Indonesia dengan cara penuh kebaikan dan kebenaran .....
Sumber : Republika . co .id
Thank you for visiting, good luck for you all...
0 Komentar untuk "KNOWLEDGE IS POWER , BUT CHARACTER IS MORE"