Dongeng merupakan tradisi pengajaran tertua dalam dunia pendidikan. Upaya Mewujudkan Pendidikan Karakter Melalui Dongeng. Dongeng pula yang menjadi lantaran tumbuhnya bahasa dalam evolusi peradaban manusia. Untuk itu memakai dongeng sebagai media pembelajaran sanggup membangun pendidikan karakter. Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan ketika mencanangkan “Gerakan 10 Menit Membaca Cerita untuk Anak” di Kantor Kemendikbud, Jumat (29/05/2020).
Mendikbud mengatakan, pendidikan huruf terdiri dari dua jenis, yaitu pendidikan moral dan pengetahuan. Dalam masyarakat modern, untuk membangun budaya mendongeng atau membaca sanggup dimulai dengan membangun kebiasaan. Kebiasaan sanggup dilakukan dengan diajarkan terlebih dahulu, gres kemudian didisiplinkan. Jika sudah menjadi kebiasaan, maka sanggup membentuk sebuah kebudayaan.
Mendikbud mengakui, bahwa membaca yaitu modal penting untuk menyebarkan pemikiran-pemikiran manusia. Tantangan dalam melaksanakan hal tersebut, kata dia, yaitu menumbuhkan minat supaya masyarakat mau memulainya. "Butuh effort khusus untuk melakukannya," kata Mendikbud.
Mendikbud mengatakan, kebiasaan membaca bukan ditanamkan lewat pidato melainkan secara implisit. Yaitu dengan kebersamaan dari orang renta maupun guru untuk memulai kebiasaan tersebut. Salah satu bentuk adaptasi kepada bawah umur ini yaitu dengan 10 menit membaca baik di rumah maupun di sekolah.
Menteri Anies menekankan supaya masyarakat tidak memakai alasan ekonomi sebagai penghambat dalam membangun budaya membaca. Karena kebiasaan ini sanggup dimulai dengan hal-hal kecil dan kreatif yang sanggup dilakukan oleh orang tua. “Tidak perlu mengandalkan buku baru, cari cara kreatif untuk menumbuhkan minat baca,” tuturnya
Label Upaya Mewujudkan Pendidikan Karakter Melalui Dongeng
0 Komentar untuk "Upaya Mewujudkan Pendidikan Huruf Melalui Dongeng"