Puisi: 10 November "PAHLAWAN TAK DIKENAL" Karya Toto Sudarto Bachtiar |
Puisi: 10 November "PAHLAWAN TAK DIKENAL"
Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bulat di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana ia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa ia datang
Kemudian ia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan bunyi merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bulat di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : saya sangat muda.
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah lubang peluru bulat di dadanya
Senyum bekunya mau berkata, kita sedang perang
Dia tidak ingat bilamana ia datang
Kedua lengannya memeluk senapang
Dia tidak tahu untuk siapa ia datang
Kemudian ia terbaring, tapi bukan tidur sayang
wajah sunyi setengah tengadah
Menangkap sepi padang senja
Dunia tambah beku di tengah derap dan bunyi merdu
Dia masih sangat muda
Hari itu 10 November, hujan pun mulai turun
Orang-orang ingin kembali memandangnya
Sambil merangkai karangan bunga
Tapi yang nampak, wajah-wajahnya sendiri yang tak dikenalnya
Sepuluh tahun yang kemudian ia terbaring
Tetapi bukan tidur, sayang
Sebuah peluru bulat di dadanya
Senyum bekunya mau berkata : saya sangat muda.
0 Komentar untuk "Puisi: 10 November Jagoan Tak Dikenal Karya Toto Sudarto Bachtiar"