Keistimewaan Bulan Ramadhan

KEISTIMEWAAN BULAN RAMADHAN


Menurut id.wikipedia.org, bulan pahala (/ˌræməˈdɑːn/; Arab: رمضان‎ Ramaḍān, [ramaˈdˤaːn] ; juga diromanisasikan sebagai Ramazan, Ramadhan, atau Ramathan) ialah bulan kesembilan dalam kalender Islam dan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan puasa (saum) dan memperingati wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad menurut keyakinan umat Muslim. Perayaan tahunan ini dihormati sebagai salah satu dari rukun Islam. Bulan bulan pahala akan berlangsung selama 29–30 hari berdasarkan pengamatan hilal, berdasarkan beberapa aturan yang tertulis dalam hadits.

Kata bulan pahala berasal dari akar kata bahasa Arab ramiḍa atau ar-ramaḍ, yang berarti panas yang menghanguskan atau kekeringan. Puasa Ramadhan dalam hukumnya merupakan fardhu (diwajibkan) untuk Muslim dewasa, kecuali mengalami halangan untuk melakukannya menyerupai sakit, dalam perjalanan, sudah tua, hamil, menyusui, diabetes atau sedang mengalami menstruasi. Kewajiban berpuasa pada bulan bulan pahala turun pada bulan Sya'ban tahun kedua sehabis hijrahnya umat Muslim dari Mekkah ke Madinah. Bulan bulan pahala diawali dengan penentuan bulan sabit sebagai menunjukan bulan baru.

Dalam Surat Al Baqarah ayat 183-185 Allah berfirman “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau semoga kau bertakwa,(183) (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kau ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu kalau kau mengetahui.(184) (Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur’an sebagai petunjuk bagi insan dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil). Karena itu, barangsiapa di antara kau hadir (di negeri daerah tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki fasilitas bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kau mencukupkan bilangannya dan hendaklah kau mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kau bersyukur. (185)“.

Indah sekali panggilan Allah dalam ayat ini. Allah memanggil kita terlebih dahulu dengan panggilan kasih sayang, “Wahai orang-orang yang beriman!“  barulah sehabis itu menyebutkan kewajiban yang harus kita lakukan. Seruan kasih sayang ini merukapan ungkapan  yang menunjukan kekhususan bagi mereka yang beriman semoga melaksanakan puasa. Betapa Allah Maha Rahman dan Rahim,  puasa yang diwajibkan oleh Allah ini merupakan sarana yang Allah berikan semoga kita sanggup meraih gelar Taqwa, “agar kau bertakwa“. Kita mungkin sanggup menganalogikan ayat 183 dari surat Al Baqarah dengan gambaran: Seorang Ibu memanggil anaknya dengan panggilan sayang, kemudian anak itu tiba kepada Ibunya, dan ternyata Ibunya menyuruh dia untuk berbelanja di warung. Sang Ibu juga menyampaikan bahwa kemarin saudaranya sudah melaksanakan hal yang sama, toh hasil belanja di warung untuk makan sang anak juga.

“(Yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu.“ Seakan akan Allah ingin menenangkan kita dan menyampaikan bahwa kewajiban ini mudah, kita puasa hanya hari-hari tertentu saja, hanya bulan Ramadhan saja, di bulan yang lain kita boleh sepuasnya makan.
“ Maka barang siapa di antara kau ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain.“  Allah memperlihatkan fasilitas kepada mereka yang sakit atau dalam perjalanan, asalkan mereka mengganti puasa tersebut di hari yang lain.  Tidak berhenti hingga situ, “Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.“  Untuk mereka yang merasa berat menjalankan puasa Allah wajibkan kepada mereka untuk membayar fidyah, yakni memberi makan seorang miskin. Para ulama bersepakat bahwa minimal satu segenggam tangan yang mungkin sanggup kita terjemahkan satu porsi makan.

Sangat menarik, masih dalam ayat yang sama Allah memperlihatkan opsi kepada mereka yang merasa bera menjalankan puasa untuk membayar fidhyah, tapi di simpulan ayatnya Allah mengatakan. “Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu kalau kau mengetahui.“ Seakan akan Allah ingin orang yang merasa berat itu tetap puasa dulu, mencoba dulu, toh puasa itu lebih baik, seandainya mereka mengetahui.
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan Al Qur’an sebagai petunjuk bagi insan dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda..“ menjelaskan maksud dari “dalam beberapa hari yang tertentu.“ Yakni bulan Ramadhan. “Karena itu, barangsiapa di antara kau hadir (di negeri daerah tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu,..“ menjelaskan bahwa puasa wajib untuk orang yang Muqim. Setelah itu Allah menjelaskan sekali lagi “dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain…“ hal ini menegaskan bahwa Allah benar benar mengakibatkan hal ini sebagai Ruqshah, lantaran “Allah menghendaki fasilitas bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kau mencukupkan bilangannya dan hendaklah kau mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kau bersyukur. (185)“.

Nabi Muhammad SAW memperlihatkan pola kepada umat Islam mengenai amalan-amalan ibadah sunah yang di lakukan di bulan Ramadhan. Berikut ini ialah macam-macam amalan yang dianjurkan diperbanyak selama bulan Ramadhan.
1. Melaksanakan Makan Sahur
 “Bersahurlah kalian, lantaran pada santap sahur itu ada keberkahan.” (HR. Bukhari No. 1923, Muslim No. 1095)
2.  Menyegerakan Berbuka Puasa
Jika telah tiba waktu untuk berbuka puasa, maka hendaklah untuk menyegerakan berbuka, lantaran di dalamnya banyak mengandung dengan kebaikan. Rosulullah SAW bersabda :
 “Manusia akan sentiasa berada dalam kebaikan selama mereka menyegerakan berbuka.”(HR. al-Bukhari dan Muslim)
3. Tadarus Al-Quran dan Mengkhatamkannya
Di bulan Ramadhan tentu saja sangat kental bekerjasama dengan Al-Quran, pasalnya pada bulan Ramadhan merupakan pertama kalinya Al-Quran itu dirturunkan. Oleh alasannya itu aktifitas mengaji, tadarusan, sekaligus mengkaji isi dari bacaan Al-Quran termasuk sangat utama waktu itu dan termasuk salah satu aktifitas utama yang di lakukan oleh Nabi SAW dan generasi terbaik. Dan setiap kita membaca dari awal juz pertama hingga seterusnya, di upayakan untuk mengkhatamkan Al-Quran.
4. Berdakwah / Menyebarkan Ilmu Kebaikan
Di bulan Ramadhan ini jangan pernah menyia-nyiakan bulan penuh berkah ini. Satu bulan penuh kita sanggup mendapatkan waktu untuk berdakwah dan mengembangkan ilmu-ilmu perihal kebaikan. Dengan itu kita sanggup mengajak orang di sekitar untuk bermetamorfosis baik dan juga di bulan Ramadhan yang sudah menyebar suasananya tentu semua orang akan mau mendapatkan nasihat untuk berbuat baik.
 “Dan hendaklah ada di antara kau segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah orang-orang yang beruntung” (TQS. Al-Imran[3] : 104)
Akan tetapi saat anda memperlihatkan nasihat, tentu saja nasehat yang mempunyai dalil dan hukum-hukum yang terperinci baik secara harfiah dan logika. Karena Rosulullah SAW pernah bersabda, ”Barangsiapa menunjuki kebaikan, baginya pahala sebagaimana orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikitpun.”

5. Memberikan Makanan Berbuka Puasa (Ith’amu ath-tha’am)
 “Barang siapa yang memperlihatkan masakan berbuka kepada orang yang berpuasa, maka baginya pahala menyerupai orang yang berpuasa tersebut, tanpa mengurangi sedikit pun pahala orang yang berpuasa itu” (Shohih Nasa’i dan Tirmidzi)
6. Salat Tawawih (Qiyamul Ramadhan)
Salat tarawih (Qiyamul Ramadhan) merupakan ibadah sunah yang dilakukan saat bulan puasa. Anda perlu mengetahui juga bahwa salat tarawih sanggup dilakukan di rumah sekalipun, tidak harus di masjid.
Pasalnya Rasulullah pernah merasa khawatir saat melaksanakan sholat terawih di masjid selama 3 hari berturut-turut secara berjamaah, kalau dianggap salat tarawih ini dianggap salat yang wajib dilakukan berjamaah dan harus di masjid. Sehingga Rasulullah sehabis itu melaksanakan salat sendirian di rumah.
7. Bertaubat
Di bulan Ramadhan tentu setiap orang pasti tahu soal kelebihan yang akan kita dapatkan. Seluruh perbuatan negatif, kejahatan, dan yang lainnya akan di bukakan pintu ampunan kepada kita kalau melaksanakan ibadah di bulan penuh berkah ini. Allah akan membuka pintu ampunan lebar-lebar bagi umat Nya yang mau bertaubat.
8.  I’tikaf
I’tikaf merupakan sebuah perbuatan berdiam diri di masjid dengan tujuan untuk beribadah. Hal ini sering sekali di lakukan oleh Rasululllah pada waktu itu yakni pada awal, pertengahan dan paling sering 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Akan tetapi, ibadah ini kerap kali dianggap berat oleh umat muslim, kini semakin dikit orang yang melaksanakan i’tikaf di masjid. Padahal ibadah ini sangat baik dan pernah dikomentari oleh Imam Az-Zuhri, “Aneh benar keadaan orang Islam, mereka meninggalkan i’tikaf padahal Rasulullah tidak pernah meninggalkannya semenjak ia tiba ke Madinah hingga ia wafat.”
9. Menghidupkan Lailatul Qadar
Di dalam bulan Ramadhan terdapat satu malam yang sangat Istimewa dan istimewa. Yaitu lailatul qadar yang mana sering di sebut dengan malam seribu bulan. Karena malam itu keberkahannya bernilai sebanyak malam selama seribu bulan. Rasulullah saw. amat menjaga-jaga untuk sanggup meraih malam lailatul qadar. Maka, Beliau menyuruh kita mencarinya di malam-malam ganjil pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan.
Kenapa demikian? Karena barangsiapa yang melaksanakan ibadah salat di malam Lailatul Qadar berdasarkan kepercayaan dan ihtissab, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” Begitu kata Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Bahkan, untuk mendapatkan malam penuh berkah itu, Rasulullah saw. mengajarkan kita sebuah doa, “Allahumma innaka ‘afuwun tuhibbul ‘afwa fa’fu ‘annii.” Ya Allah, Engkaulah Pemilik Ampunan dan Engkaulah Maha Pemberi Ampun. Ampunilah aku.
10. Umrah
Jika anda mempunyai rejeki berlimpah, cobalah rejeki itu gunakan untuk pergi umrah, lantaran pahalanya berlipat-lipat. Rasulullah SAW. berkata kepada Ummu Sinan, ia seorang perempuan Anshar, semoga apabila tiba bulan Ramadhan, hendaklah ia melaksanakan umrah, lantaran nilainya setara dengan haji bersama Rasulullah saw. (HR. Bukhari dan Muslim).


Berikut ini 7 Keistimewaan bulan Ramadhan, yakni 
1. Puasa Ramadhan ialah rukun keempat dalam Islam. Firman Allah Ta'ala: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan asas kau berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau semoga kau bertaqwa.” (Al-Baqarah: 183).
Sabda Rasulullah s.a.w.: "Islam didirikan di atas lima sendi, yaitu: syahadat tiada sembahan yang haq selain Allah dan Muhammad ialah rasul Allah, mendirikan shalat, menunaikan zakat, puasa Ramadhan dan pergi haji ke Baitul Haram." (Hadits Muttafaq 'Alaih).

Ibadah puasa merupakan salah satu sarana penting untuk mencapai takwa, dan salah satu alasannya untuk mendapatkan ampunan dosa-dosa, pelipatgandaan kebaikan, dan pengangkatan derjat. Allah telah mengakibatkan ibadah puasa khusus untuk diri-Nya dari amal-amal ibadah lainnya.

Firman Allah dalam hadits yang disampaikan oleh Rasulullah s.a.w.: "Puasa itu untuk-Ku dan Aku pribadi membalasnya. Orang yang berpuasa mendapatkan dua kesenangan, iaitu kesenangan saat berbuka puasa dan kesenangan saat berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, anyir verbal orang berpuasa lebih harum daripada aroma kasturi." (Hadits Muttafaq 'Alaih).

Dan sabda Rasulullah s.a.w.: "Barangsiapa berpuasa Ramadhan kerana kepercayaan dan mengharap pahala dari Allah, pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih).

Maka untuk memperoleh ampunan dengan puasa Ramadhan, harus ada dua syarat berikut ini:
a. Mengimani dengan benar akan kewajipan ini.
b. Mengharap pahala kerananya di sisi Allah Ta 'ala.

2. Pada bulan Ramadhan diturunkan Al-Qur'an sebagai petunjuk bagi umat insan dan berisi keterangan-keterangan perihal petunjuk dan pembeza antara yang haq dan yang bathil.
3. Pada bulan ini disunatkan shalat tarawih, yakni shalat malam pada bulan Ramadhan, untuk mengikuti jejak Rasulullah, para sobat dan Khulafaur Rasyidin.
Sabda Rasulullah s.a.w.: "Barangsiapa mendirikan shalat malam Ramadhan kerana kepercayaan dan mengharap pahala (dari Allah) pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih).
4. Pada bulan ini terdapat Lailatul Qadar (malam mulia), iaitu malam yang lebih baik daripada seribu bulan, atau sama dengan 83 tahun 4 bulan. Malam di mana pintu-pintu langit dibukakan, do'a dikabulkan, dan segala takdir yang terjadi pada tahun itu ditentukan.

Sabda Rasulullah s.a.w.: "Barangsiapa mendirikan shalat pada Lailatul Qadar kerana kepercayaan dan mengharap pahala, dari Allah pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu." (Hadits Muttafaq 'Alaih).

Malam ini terdapat pada sepuluh malam terakhir, dan diperlukan pada malam-malam ganjil lebih berpengaruh daripada di malam-malam lainnya. Kerana itu, seyogianya seorang muslim yang senantiasa mengharap rahmat Allah dan takut dari siksa-Nya, memanfaatkan kesempatan pada malam-malam itu dengan bersungguh-sungguh pada setiap malam dari kesepuluh malam tersebut dengan shalat, membaca Al-Qur'anul Karim, zikir, do'a, istighfar dan taubat yang sebenar-benarnya. Semoga Allah mendapatkan amal ibadah kita, mengampuni, merahmati, dan mengabulkan do'a kita.

5. Pada bulan ini terjadi kejadian besar iaitu Perang Badar, yang pada keesokan harinya Allah membezakan antara yang haq dan yang bathil, sehingga menanglah Islam dan kaum muslimin serta hancurlah syirik dan kaum musyrikin.

6. Pada bulan suci ini terjadi pembebasan kota Makkah Al-Mukarramah, dan Allah memenangkan Rasul-Nya, sehingga masuklah insan ke dalam agama Allah dengan berbondong-bondong dan Rasulullah menghancurkan syirik dan paganisme (keberhalaan) yang terdapat di kota Makkah, dan Makkah pun menjadi negeri Islam.

7. Pada bulan ini pintu-pintu Syurga dibuka, pintu-pintu Neraka ditutup dan para syaitan diikat.

Betapa banyak berkah dan kebaikan yang terdapat dalam bulan Ramadhan. Maka kita wajib memanfaatkan kesempatan ini untuk bertaubat kepada Allah dengan sebenar-benarnya dan bederma shalih, semoga kita termasuk orang-orang yang diterima amalnya dan beruntung.
Perlu diingat, bahawa ada sebahagian orang -semoga Allah menunjukinya- mungkin berpuasa tetapi tidak shalat, atau hanya shalat pada bulan Ramadhan saja. Orang menyerupai ini tidak mempunyai kegunaan baginya puasa, haji, mahupun zakat. Kerana shalat ialah sendi agama Islam yang ia tidak sanggup tegak kecuali dengannya.

Sabda Rasulullah s.a.w.: "Jibril tiba kepadaku dan berkata, 'Wahai Muhammad, siapa yang menjumpai bulan Ramadhan, namun sehabis bulan itu habis dan ia tidak menerima ampunan, maka kalau mati ia masuk Neraka. Semoga Allah menjauhkannya. Katakan: Amin!. Aku pun mengatakan: Amin." (HR. Ibnu Khuzaimah dan Ibnu Hibban dalam Shahihnya) (Lihat kitab An Nasha i'hud Diniyyah, hlm. 37-39).

Maka seyogianya waktu-waktu pada bulan Ramadhan dipergunakan untuk banyak sekali amal kebaikan, menyerupai shalat, sedekah, membaca Al-Qur'an, zikir, do'a dan istighfar. Ramadhan ialah kesempatan untuk menanam bagi para hamba Ailah, untuk membersihkan hati mereka dari kerosakan.

Juga wajib menjaga anggota tubuh dari segala dosa, menyerupai berkata yang haram, melihat yang haram, mendengar yang haram, minum dan makan yang haram semoga puasanya menjadi higienis dan diterima serta orang yang berpuasa memperoleh ampunan dan pembebasan dari api Neraka.

Tentang keutamaan Ramadhan, bersabda Rasulullah s.a.w.: "Aku melihat seorang pria dari umatku terengah-engah kehausan, maka datanglah kepadanya puasa bulan Ramadhan kemudian memberinya minum hingga kenyang" (HR. At-Tirmidzi, Ad-Dailami dan Ath-Thabarani dalam Al-Mu'jam Al-Kabir dan hadits ini hasan).

"Shalat lima waktu, shalat Jum'at ke shalat Jum 'at lainnya, dan Ramadhan ke Ramadhan berikutnya menghapuskan dosa-dosa yang dilakukan di antaranya kalau dosa-dosa besar ditinggalkan." (HR. Muslim).

Jadi hal-hal yang fardhu ini sanggup menghapuskan dosa-dosa kecil, dengan syarat dosa-dosa besar ditinggalkan. Dosa-dosa besar, iaitu perbuatan yang diancam dengan eksekusi di dunia dan siksaan di akhirat. Misalnya: zina, mencuri, minum arak, mencaci kedua orangtua, memutuskan korelasi kekeluargaan, transaksi dengan riba, mengambil risywah (wang suap), bersaksi palsu, memutuskan kasus dengan selain aturan Allah.

Seandainya tidak terdapat dalam bulan Ramadhan keutamaan-keutamaan selain keberadaannya sebagai salah satu fardhu dalam Islam, dan waktu diturunkannya Al-Qur'anul Karim, serta adanya Lailatul Qadar yang merupakan malam yang lebih baik daripada seribu bulan- di dalamnya, pasti itu sudah cukup, Semoga Allah melimpahkan taufik-Nya.


Mudah-mudahan kutipan artikel  Keistimewaan bulan Ramadhan ini bermanfaat. Amiin.


Related : Keistimewaan Bulan Ramadhan

0 Komentar untuk "Keistimewaan Bulan Ramadhan"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)