Penerapan Prinsip Berguru Akan Lebih Cepat Jika Siswa Memperoleh Umpan Balik

PENERAPAN PRINSIP BELAJAR AKAN LEBIH CEPAT  BILA SISWA MEMPEROLEH UMPAN BALIK


Kata desain memperlihatkan adanya suatu proses dan suatu hasil. Sebagai suatu proses, desain pesan sengaja dilakukan mulai dari analisis duduk kasus pembelajaran hingga pemecahan duduk kasus yang dirumuskan dalam bentuk produk. Produk yang dihasilkan sanggup dalam bentuk prototipe, naskah atau story board, dan sebagainya. Martinis (2007) menyatakan bahwa guru harus bisa menyajikan informasi yang menarik, dan absurd (belum diketahui) bagi siswa-siswi. Sesuatu informasi yang disampaikan dengan teknik yang baru, dengan kemasan yang manis dan didukung oleh alat-alat berupa sarana atau media yang belum dikenal oleh siswa sebelumnya, sehingga menarik perhatian bagi mereka untuk belajar, misalnya; guru memberikan informasi atau pesan pembelajaran dengan alat yang belum mereka kenal sebelumnya. 


Desain Pesan meliputi perencanaan untuk merekayasa bentuk fisik dari pesan atau informasi. Hal tersebut meliputi prinsip-prinsip perhatian, persepsi, dan daya serap yang mengatur klasifikasi bentuk fisik dari pesan atau informasi, semoga terjadi komunikasi antara pengirim dan akseptor dalam bentuk partisipasi aktif, membutuhkan feedback (Umpan balik) dan juga perulangan. Fleming dan Levie (dalam Seel&Richie,1994) membatasi pesan pada pola-pola arahan atau simbol yang memodifikasi sikap kognitif, afektif, dan psikomotor. Desain pesan berurusan dengan tingkat paling mikro melalui unit-unit kecil ibarat materi visual, urutan, halaman dan layar secara terpisah.


Karakteristik lain dari desain pesan ialah bahwa desain pesan harus bersifat spesifik baik terhadap medianya maupun kiprah belajarnya. Hal ini mengandung arti bahwa prinsip-prinsip desain pesan akan berbeda tergantung apakah medianya bersifat statis, dinamis atau kombinasi dari keduanya, contohnya suatu potret, film, atau grafik komputer. Juga apakah kiprah belajarnya berupa pembentukan konsep atau sikap, pengembangan keterampilan atau taktik belajar, ataukah menghafalkan informasi verbal.

Dengan teori dan prinsip-prinsip belajar, guru akan mempunyai dan sanggup menyebarkan sikap yang diharapkan untuk menunjang peningkatan berguru siswa, yang dituangkan pada design pesan pembelajaran. Dalam makalah ini akan diuraikan tiga prinsip yang merupakan penggalan terakhir dari dua makalah sebelumnya, yaitu: prinsip Belajar Akan Lebih Cepat  Bila Siswa Memperoleh Umpan Balik Dan Cara Meningkatkannya (umpan balik)”; prinsip “Perkembangan Dan Kecepatan Siswa Dalam Belajar Sangat Bervariasi”; dan  dan prinsip Dengan Persiapan Yang  Baik Siswa  Dapat Mengorganisasikan Kegiatan Belajarnya Sendiri”.

PRINSIP UMPAN BALIK DALAM PEMBELAJARAN
Feedback (Umpan Balik) merupakan suatu penggalan penting dalam acara belajar-mengajar. Umpan balik ialah informasi yang diberikan kepada siswa mengenai keberhasilan atau kekurangan dalam belajarnya. Umpan balik sangat mensugesti motivasi berguru siswa. Hasil berguru akan meningkat bila terjadi interaksi dalam belajar.

Pemberian umpan balik dari guru kepada siswa merupakan salah satu bentuk interaksi antara guru dan siswa. Salah satu prinsip penggunaan umpan balik adalah: diberikan sesegera mungkin oleh guru kepada siswa. Jangan pernah menunda pemberian umpan balik! Untuk memperlihatkan umpan balik, guru sanggup melakukannya baik secara verbal maupun secara nonverbal. Umpan balik sanggup bersifat reward misalnya, untuk proses pembelajaran maupun terhadap hasil berguru yang mereka lakukan atau capai dengan baik. Bisa pula berupa kritikan yang bersifat membangun motivasi berguru dan perbaikan proses atau pencapaian hasil berguru tadi. Umpan balik hendaknya lebih mengungkap kekuatan daripada kelemahan siswa. Selain itu, cara memperlihatkan umpan balik pun harus secara santun. Hal ini dimaksudkan semoga siswa lebih percaya diri dalam menghadapi tugas-tugas berguru selanjutnya. Guru harus konsisten menyidik hasil pekerjaan siswa dan memperlihatkan komentar dan catatan. Catatan guru berkaitan dengan pekerjaan siswa lebih bermakna bagi pengembangan diri siswa daripada hanya sekedar angka.
Ada tiga hal penting (Black and William) yang harus diperhatikan dalam menunjang semoga proses umpan balik sanggup berlangsung efektif, yaitu :

(1)    Recognition of the desired goal.
Umpan balik diberikan sebagai respons atas kinerja siswa. Kinerja siswa ialah kesanggupan siswa untuk sanggup memperlihatkan penguasaannya atas banyak sekali tujuan pembelajarannya. Guru harus sanggup merumuskan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai secara terang dan sanggup mengkomunikasikannya pada awal pembelajaran, baik perihal wilayah materi, indikator kurikuler maupun penguasaan tujuan.

Salah satu metode yang cukup efektif untuk memastikan bahwa siswa memahami tujuan pembelajarannya yaitu dengan cara melibatkan mereka dalam menetapkan “kriteria keberhasilan” yang bisa dilihat atau didengar. Misalnya, guru sanggup memperlihatkan beberapa pola produk sebagai tujuan pembelajaran yang patut ditiru oleh para siswa, memperlihatkan kalimat-kalimat yang benar dengan ditulis memakai abjad kapital, kesimpulan yang diambil dari data, penyajian tabel atau grafik dan sejenisnya.

Apabila para siswa telah sanggup memahami perihal kriteria keberhasilan pembelajarannya, mereka akan terbantu untuk mengarahkan belajarnya dan mereka akan lebih bisa untuk melaksanakan proses pembelajarannnya

Selain memperlihatkan pemahaman yang terang perihal tujuan pembelajaran, guru juga perlu memperlihatkan kesempatan kepada siswa untuk memahami indikator dari tingkat penguasaan tujuan pembelajarannya, baik secara lisan, tertulis maupun dalam bentuk lainnya.

(2)    Evidence about present position
Istilah ”bukti” di sini menunjuk kepada informasi atau fakta perihal kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran, khusunya perihal sejauhmana tujuan pembelajaran telah tercapai dan sejauhmana tujuan pembelajaran itu belum tercapai.

Grant Wiggin mengemukakan bahwa umpan balik bukanlah perihal pemberian kebanggaan atau celaan, persetujuan atau ketidaksetujuan, tetapi sebagai perjuangan untuk memperlihatkan nilai atau makna. Umpan balik intinya bersifat netral yang menggambarkan apa yang telah dilakukan dan tidak dilakukan siswa. Selain itu, bahwa umpan balik juga harus bersifat obyektif, deskriptif dan disampaikan pada waktu yang sempurna yakni pada ketika tujuan pembelajaran masih segar dalam benak siswa.

Salah satu cara pemberian umpan balik yang cukup bermakna yaitu dengan membandingkan produk siswa dengan kriteria keberhasilan telah telah dikomunikasikan sebelumnya. Contoh sederhana pemberian umpan balik yaitu dengan menciptakan sebuah format perihal “Daftar Kriteria Keberhasilan”. Dalam daftar tersebut, guru sanggup memperlihatkan tanda + (plus) untuk memperlihatkan perihal kriteria yang telah berhasil dipenuhi siswa dan memperlihatkan catatan tertentu untuk yang belum dipenuhinya.

(3)    Some understanding of a way to close the gap between the two.
Umpan balik yang efektif yaitu harus sanggup memperlihatkan bimbingan kepada setiap siswa perihal bagaimana melaksanakan perbaikan. Black dan Wiliam menegaskan bahwa setiap siswa harus diberi tunjangan dan kesempatan untuk melaksanakan perbaikan. Guru tidak hanya memperlihatkan umpan balik yang mencerminkan perihal kinerja yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran siswanya, tetapi juga harus sanggup memperlihatkan taktik dan tips perihal cara yang lebih efektif untuk mencapai tujuan, serta kesempatan untuk menerapkan umpan balik yang diterimanya.

Wiggins meyakini bahwa melalui siklus umpan balik ini sanggup menghasilkan keunggulan kinerja siswa. Oleh lantaran itu, siswa harus senantiasa mempunyai kanal rutin terhadap kriteria dan standar-standar kiprah yang harus dituntaskannya; mereka juga harus memperoleh umpan balik dalam upaya menuntaskan tugas-tugasnya, mereka harus mempunyai kesempatan untuk memanfaatkan umpan balik untuk memperbaiki kerjanya serta mengevaluasi kembali terhadap standar

Contoh Prinsip Umpan Balik Dalam Pembelajaran
Contoh Pelaksanaan prinsip umpan balik dalam Pembelajaran ialah :

Ø  Kemampuan Guru Kegiatan Pembelajaran
Merancang Bahan ajar, Melaksanakan dan Menilai KBM serta kemajuan berguru siswa secara terus menerus.

Ø  Guru memantau kerja siswa · Guru memperlihatkan umpan balik
Penerapan Prinsip Umpan balik dalam pembelajaran dan merancang materi didik ialah dengan memperlihatkan tugas, latihan soal, PR, ulangan harian, ataupun penguasaan suatu keterampilan kepada siswa. Jenis soal atau kiprah yang ditulis dalam materi didik tersebut ialah soal yang menyangkut materi pembelajaran yang muatannya diharapkan mudah, menarik dan memerlukan kecerdikan berfikir bagi siswa, Siswa tentunya sangat termotivasi untuk menuntaskan tugasnya dan kemudian berkeinginan segera mendapat hasil pekerjaannya. Guru kemudian memberitahukan apakah kiprah yang dikerjakan oleh siswa tersebut sudah benar. Guru selanjutnya mengembalikan pekerjaan siswa yang telah dikoreksi, dinilai, atau diberi komentar atau catatan oleh guru. Sangat disayangkan bila guru suka menunda-nunda pemberian umpan balik terhadap pembelajaran siswa, terutama dalam kaitan koreksi pada kertas kerja siswa. Banyak hal yang sanggup menciptakan guru terlambat atau menunda pemberian umpan balik dalam bentuk ini. Ironisnya, seringkali disebabkan lantaran rasa malas yang ada dalam diri guru. Penundaan pemberian umpan balik dalam bentuk koreksi kertas hasil kerja siswa sangat merugikan dan merusak motivasi berguru siswa. Guru yang malas mengoreksi pekerjaan siswa ibarat PR, tugas, ulangan harian, lembar kerja, dll, menciptakan siswa menunggu-nunggu. Tidak jarang siswa menjadi kesal terhadap guru, bahkan harus menagih kepada guru perihal kertas hasil kerja mereka. Akhirnya, beberapa siswa cenderung akan kehilangan selera untuk melihat nilai yang mereka peroleh dari hasil pekerjaan mereka itu. Guru yang baik dan profesional seharusnya tidak melaksanakan penundaan pemberian umpan balik dalam bentuk koreksian pekerjaan siswa. Hasil koreksian tersebut bergotong-royong sangat bermanfaat, tidak hanya buat siswa, tapi juga bagi guru. Analisis kelemahan dan kekuatan sebuah pembelajaran sanggup dilakukan menurut hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya, hasil analisis ini sanggup dijadikan dasar pijakan untuk perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Pembelajaran yang menurut analisis semacam ini akan berbuah pembelajaran yang efektif, efisien, dan menyenangkan bagi siswa dan guru.

Penundaan koreksi dan pengembalian kertas hasil pekerjaan siswa yang terlalu usang juga menimbulkan guru akan kesulitan memperlihatkan review terhadap materi penting belum dikuasai siswa dengan baik. Karena lamanya selang waktu koreksi dan pengembalian, materi yang tak terkuasai dengan baik oleh siswa itu jadi begitu jauh terlewat. Jika diulang tentu akan mengganggu “smoothness”-nya pembelajaran. Kegiatan berguru mengajar jadi terdistraksi oleh ketidakruntutan dan bolak-baliknya konten pembelajaran. Lagi-lagi ini akan merusak motivasi berguru siswa.

Agar Umpan balik menjadi lebih baik, ada tiga hal yang mesti dilakukan, yaitu : (1) Fokuslah pada tujuan pembelajaran (2) Berikan umpan balik ini sesering mungkin, dan (3) Berikan klarifikasi secara lebih mendalam.


= Baca Juga =



Related : Penerapan Prinsip Berguru Akan Lebih Cepat Jika Siswa Memperoleh Umpan Balik

0 Komentar untuk "Penerapan Prinsip Berguru Akan Lebih Cepat Jika Siswa Memperoleh Umpan Balik"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)