Rezeki ku kok susah?
- Apakah anda merasa hidup anda susah? Rezeki seolah hanya di awang-awang, tinggi tak tergapai, tak juga sampai di tangan kita? Atau rezeki gampang masuk tapi gampang keluar juga. Baru hari ini dapat rezeki, eh sebentar sore rezekinya itu habis, ada-ada saja jalannya rezekinya keluar. Apa yang terjadi? Mungkinkah kita ini jago.... JAGO MAKSIAT ????
Rezeki adalah kelengkapan hidup manusia
- Tidak ada manusia yang lahir tanpa satu paket dengan rezekinya. Perhatikan ayat Allah di bawah ini :
- Jadi rezeki itu memang kelengkapan yang pasti dikaruniakan Allah kepada setiap manusia yang lahir di bumi ini. Hanya saja ada yang rezekinya banyak, sedikit, seret, lancar, terhambat, ada yang sulit ada yang mudah. Semua itu ada ukurannya, Allah yang lebih tahu.
- Tapi meskipun dijamin oleh Allah, manusia tetap harus mengusahakan menjemput rezekinya dengan ikhtiar yang pantas. Karena rezeki tidak turun begitu saja tanpa ada proses atau jalan. Ada proses bekerja, berdoa, ketekunan, ketabahan, kegigihan, kesabaran dan sebagainya.
- Yang jelas kita takkan mati, kembali menghadapNya jika belum habis semua rezeki kita dibagi. Ibaratnya rezeki terus mengejar kita sampai habis kita terima dan tanda bahwa ajal sudah siap menjemput.
Maksiat penutup rezeki dan hidup hina
- Yang jadi masalah adalah cara-cara atau ikhtiar yang kita gunakan untuk menjemput rezeki Allah yang diperuntukkan bagi kita. Disinilah manusia diuji apakah dalam ikhtiarnya itu dia melakukan cara yang benar (halal) atau lebih menyukai jalan pintas (haram)? Apakah kita bersyukur saat menerima rezeki yang banyak atau bersabar saat rezeki lagi seret?
- Karena itulah manusia harus pandai-pandai melangkahkan kaki di bumi Allah ini.
- Ingatlah ini :
- Pakailah cara-cara yang benar dalam mencari rezeki. Mungkin hasilnya lebih sedikit tapi lebih berkah.
- Hindari jalan pintas yang salah. Mungkin hasilnya jauh lebih banyak, tapi meminta banyak konsekuensi seperti menghilangkan ketenangan hati, diadili oleh peradilan manusia dan peradilan Allah kelak.
- Jangan mengabaikan aspek ibadah dalam mencari rezeki. Jadikan semua aktivitas menjemput rezeki Allah itu bernilai ibadah. Mulai dari niat yang bener, proses yang bener, hasilnya dimanfaatkan ke jalan yang bener.
- Kalau mulai dari niatnya salah, prosesnya lebih salah, hasilnya dimanfaatkan ke jalan yang salah pula, artinya kita sudah berbuat maksiat kepada Allah.
- Inilah penyebab hidup sengsara dan tertutupnya rezeki. Berkata Imam Ibnu Qayyim, " Maksiat mempunyai pengaruh yang membahayakan bagi hati dan badan di dunia dan akhirat. Diantara pengaruh maksiat itu adalah : (1) maksiat yang bersifat menular dari satu orang ke orang lainnya, (2) Maksiat membuat orang berani terhadap orang lain yang tak bersalah, (3) Maksiat meninggalkan tabiat dalam hati yang jika semakin banyak dilakukan menjadikan pelakunya termasuk golongan orang yang lalai. (baca : 15 daftar dosa yang menjauhkan rezeki dan pertolongan Allah SWT)
- Jika dosa dilakukan terus menerus dan berulang-ulang membuat hati jadi membatu, keras tak bisa menerima petunjuk sampai menghitam karena maksiat. Hati yang sudah menghitam tidak bisa dipakai dekat pada Allah. Sementara rezeki ada di tangan Allah, bagaimana mau rezekinya bagus jika semua tindakan berhias dosa dan maksiat? (baca : awas rezeki terhalang karena 10 dosa besar ini)
Perbuatan yang dosanya terus mengalir
- Sebagian manusia bisa dengan mudah melakukan dosa dalam kehidupan sehari-hari. Karena terlalu seringnya melakukan jadi terbiasa dan sudah menganggap biasa. Pdahal dosa bukan perkara sepele, balasannya neraka. Jika hati tidak disikat dengan taubat supaya kembali putih bercahaya, lama kelamaan hatinya akan meranggas mati dan sampai ajal memanggil dosanya akan terus mengalir.
- Mungkin anda sudah ngerti dengan amal jariyah? Yaitu amalan yang pahalanya terus mengalir meskipun kita sudah meninggal. Tapi ada juga dosa yang terus mengalir meskipun kita sudah tak ada lagi di dunia ini. Karena selama perbuatan maksiat itu masih berdampak dan berpengaruh pada orang lain, maka dosanya akan terus mengalir pada pelakunya, meski ia sudah dipanggil Allah menghadapNya.
Apa saja itu?
1) Pelopor Maksiat
- Orang pertama yang melakukan suatu dosa / maksiat kemudian diikuti oleh orang lain itulah disebut pelopor dosa/maksiat. Pengikutya terus meniru apa yang dilakukan pelopornya baik dengan paksaan maupun sukarela.
- Mungkin saja para pelopor ini tidak turun langsung mengajak dan menghimbau orang lain mengikuti kesesatannya, tapi ia berhasil menginspirasi orang lain melakukan kesesatan serupa. Seperti halnya putra Nabi Adam, Qabil yang merupakan pelopor pembunuhan di bumi ini seperti kata Rasulullah SAW,
Tidak ada satu jiwapun yang terbunuh secara zalim, melainkan Anak Adam yang pertama kali membunuh akan mendapat dosa karena pertumpahan darah tersebut. (H.R. bukhari)
- Apa anda bisa membayangkan para pelopor dan pendesain rok mini, penyebar video porno (termasuk para pemain dan sutradaranya), narkoba dan tindakan maksiat lainnya. Sebagai pelopor maksiat maka dosa mereka akan terus mengalir sampai mereka meninggal.
2. Mengajak orang lain melakukan dosa dan maksiat.
- Berbeda dengan pelopor yang hanya menginspirasi orang lain berbuat maksiat yang sama, sementara para pengajak ini memang terang-terangan mengajak orang lain untuk sesat bersama-sama. Mereka inilah juru dakwah kesesatan atau mempropagandakan kemaksiatan. Seperti yang sementara ini lagi jadi buah bibir masyarakat kita yaitu adanya organisasi bernama Gafatar, yang mengajak orang Islam keluar dari agamanya dan membuat paham baru, yang telah dinyatakan sesat oleh MUI.
- Perhatikan firman Allah berikut ini :
- Hal ini serupa dengan hadits Rasulullah SAW,
Siapa mengajak pada kesesatan, dia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, tanpa dikurangi sedikitpun (H.R. Ahmad)Masihkah anda mau berbuat maksiat? Sudah di dunia rezekinya seret, eh di akhirat timbangan amal buruknya terus bertambah berlipat-lipat. Naudzubillah min dzalik. (baca juga : ahli maksiat kok rezekinya malah lancar?)
Wallahu alam..
0 Komentar untuk "WASPADA, Inilah Penghalang Rezeki Nomor Satu !"