TEORI BELAJAR GESTALT
Gestalt berasal dari bahasa Jerman yang mempunyai padanan arti sebagai “bentuk atau konfigurasi”. Pokok pandangan Gestalt yakni bahwa obyek atau insiden tertentu akan dipandang sebagai sesuatu keseluruhan yang terorganisasikan. Menurut Koffka dan Kohler, ada tujuh prinsip organisasi yang terpenting yaitu :
1. Hubungan bentuk dan latar (figure and gound relationship); yaitu menganggap bahwa setiap bidang pengamatan sanggup dibagi dua yaitu figure (bentuk) dan latar belakang. Penampilan suatu obyek menyerupai ukuran, potongan, warna dan sebagainya membedakan figure dari latar belakang. Bila figure dan latar bersifat samar-samar, maka akan terjadi kekaburan penafsiran antara latar dan figure.
2. Kedekatan (proxmity); bahwa unsur-unsur yang saling berdekatan (baik waktu maupun ruang) dalam bidang pengamatan akan dipandang sebagai satu bentuk tertentu.
3. Kesamaan (similarity); bahwa sesuatu yang mempunyai kesamaan cenderung akan dipandang sebagai suatu obyek yang saling memiliki.
4. Arah bersama (common direction); bahwa unsur-unsur bidang pengamatan yang berada dalam arah yang sama cenderung akan dipersepsi sebagi suatu figure atau bentuk tertentu.
5. Kesederhanaan (simplicity); bahwa orang cenderung menata bidang pengamatannya bentuk yang sederhana, penampilan reguler dan cenderung membentuk keseluruhan yang baik menurut susunan simetris dan keteraturan; dan
6. Ketertutupan (closure) bahwa orang cenderung akan mengisi kekosongan suatu pola obyek atau pengamatan yang tidak lengkap.
Terdapat empat perkiraan yang mendasari pandangan Gestalt, yaitu:
1. Perilaku “Molar“ hendaknya banyak dipelajari dibandingkan dengan sikap “Molecular”. Perilaku “Molecular” yakni sikap dalam bentuk kontraksi otot atau keluarnya kelenjar, sedangkan sikap “Molar” yakni sikap dalam keterkaitan dengan lingkungan luar. Berlari, berjalan, mengikuti kuliah, bermain sepakbola yakni beberapa sikap “Molar”. Perilaku “Molar” lebih mempunyai makna dibanding dengan sikap “Molecular”.
2. Hal yang penting dalam mempelajari sikap ialah membedakan antara lingkungan geografis dengan lingkungan behavioral. Lingkungan geografis yakni lingkungan yang bergotong-royong ada, sedangkan lingkungan behavioral merujuk pada sesuatu yang nampak. Misalnya, gunung yang nampak dari jauh seperti sesuatu yang indah. (lingkungan behavioral), padahal kenyataannya merupakan suatu lingkungan yang penuh dengan hutan yang lebat (lingkungan geografis).
3. Organisme tidak mereaksi terhadap rangsangan lokal atau unsur atau suatu bab peristiwa, akan tetapi mereaksi terhadap keseluruhan obyek atau peristiwa. Misalnya, adanya penamaan kumpulan bintang, menyerupai : sagitarius, virgo, pisces, gemini dan sebagainya yakni rujukan dari prinsip ini. Contoh lain, gumpalan awan tampak menyerupai gunung atau hewan tertentu.
4. Pemberian makna terhadap suatu rangsangan sensoris yakni merupakan suatu proses yang dinamis dan bukan sebagai suatu reaksi yang statis. Proses pengamatan merupakan suatu proses yang dinamis dalam menunjukkan tafsiran terhadap rangsangan yang diterima.
Aplikasi teori Gestalt dalam proses pembelajaran antara lain :
1. Pengalaman tilikan (insight); bahwa tilikan memegang peranan yang penting dalam perilaku. Dalam proses pembelajaran, hendaknya penerima didik mempunyai kemampuan tilikan yaitu kemampuan mengenal keterkaitan unsur-unsur dalam suatu obyek atau peristiwa.
2. Pembelajaran yang bermakna (meaningful learning); kebermaknaan unsur-unsur yang terkait akan menunjang pembentukan tilikan dalam proses pembelajaran. Makin terang makna korelasi suatu unsur akan makin efektif sesuatu yang dipelajari. Hal ini sangat penting dalam kegiatan pemecahan masalah, khususnya dalam identifikasi kasus dan pengembangan alternatif pemecahannya. Hal-hal yang dipelajari penerima didik hendaknya mempunyai makna yang terang dan logis dengan proses kehidupannya.
3. Perilaku bertujuan (pusposive behavior); bahwa sikap terarah pada tujuan. Perilaku bukan hanya terjadi akhir korelasi stimulus-respons, tetapi ada keterkaitannya dengan dengan tujuan yang ingin dicapai. Proses pembelajaran akan berjalan efektif kalau penerima didik mengenal tujuan yang ingin dicapainya. Oleh alasannya yakni itu, guru hendaknya menyadari tujuan sebagai arah acara pengajaran dan membantu penerima didik dalam memahami tujuannya.
4. Prinsip ruang hidup (life space); bahwa sikap individu mempunyai keterkaitan dengan lingkungan dimana ia berada. Oleh alasannya yakni itu, bahan yang diajarkan hendaknya mempunyai keterkaitan dengan situasi dan kondisi lingkungan kehidupan penerima didik.
5. Transfer dalam Belajar; yaitu pemindahan pola-pola sikap dalam situasi pembelajaran tertentu ke situasi lain. Menurut pandangan Gestalt, transfer berguru terjadi dengan jalan melepaskan pengertian obyek dari suatu konfigurasi dalam situasi tertentu untuk lalu menempatkan dalam situasi konfigurasi lain dalam tata-susunan yang tepat. Judd menekankan pentingnya penangkapan prinsip-prinsip pokok yang luas dalam pembelajaran dan lalu menyusun ketentuan-ketentuan umum (generalisasi). Transfer berguru akan terjadi apabila penerima didik telah menangkap prinsip-prinsip pokok dari suatu kasus dan menemukan generalisasi untuk lalu dipakai dalam memecahkan kasus dalam situasi lain. Oleh alasannya yakni itu, guru hendaknya sanggup membantu penerima didik untuk menguasai prinsip-prinsip pokok dari bahan yang diajarkannya.
0 Komentar untuk "Teori Berguru Gestalt"