Sahabat Edukasi yang berbahagia…
Program Sabak elektronik menjadi upaya pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Alat yang dipakai sebagai sarana untuk memasukan buku teks pelajaran ke perangkat elektronik ini menuai banyak sekali respons dari masyarakat. Pro dan kontra menjadi bab dari respons tersebut.
Melalui telewicara yang dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan di Radio Elshinta, Jumat (09/01/2020), masyarakat mengungkapkan pendapatnya.
Program Sabak elektronik menjadi upaya pemanfaatan teknologi, informasi, dan komunikasi (TIK). Alat yang dipakai sebagai sarana untuk memasukan buku teks pelajaran ke perangkat elektronik ini menuai banyak sekali respons dari masyarakat. Pro dan kontra menjadi bab dari respons tersebut.
Melalui telewicara yang dilakukan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan di Radio Elshinta, Jumat (09/01/2020), masyarakat mengungkapkan pendapatnya.
Seorang warga Jakarta, Barselio, memberikan melalui pesan singkat yang disampaikan kepada Radio Elshinta. Ia mengatakan, wangsit kegiatan sabak elektronik ini bagus. Yang menjadi tantangan, kata dia, yakni terkait listrik. Masyarakat yang berada di kawasan banyak yang belum mempunyai terusan listrik.
“Kebanyakan kawasan terpencil dan pesisir pantai tidak punya listrik dan jaringan internet, ini mohon sanggup menjadi perhatian khusus,” ujar Barselio. Masih melalui pesan singkat, warga yang berjulukan Suryanto memperlihatkan saran semoga pemerintah memastikan kembali keberadaan peraturan Menteri Keuangan mengenai pajak pertambahan nilai atau sewa kegiatan.
Beralih ke wilayah barat pulau Jawa, Feri dari Tangerang memberikan pendapatnya melalui telepon. Ia mengatakan, kegiatan Sabak Elektronik yakni kegiatan yang faktual dan sangat maju. Di negara-negara maju, kata dia, sudah lebih dahulu diterapkan.
Feri berpendapat, kegiatan ini sudah harus dimulai dengan menerapkannya terlebih dahulu di ibu kota. Karena kota besar sudah mempunyai infrastruktur yang memadai. “Penggunaan ini sanggup jauh lebih efisien dan lebih murah. Tetapi perlu diperhatikan mengenai anti spyware, untuk mengantisipasi andanya hacker dikala ujian,” ucap Feri.
G. Sebastian dari Jakarta juga memberikan pendapatnya melalui telepon. Ia mengatakan, kegiatan Sabak Elektronik yang ingin dilakukan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) cukup bagus, dan terlebih dahulu akan dilakukan di kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (3T). “Kalau nanti di kawasan 3T sudah berhasil, berarti di kawasan yang lebih maju menyerupai Jakarta akan lebih berhasil juga. Kita harus optimis terhadap ide-ide yang bagus,” kata Sebastian.
Bambang, warga Cibubur, Jakarta Timur turut memberikan pendapatnya melalui telepon. Ia mengatakan, kalau masyarakat ingin anak-anaknya maju dan berilmu maka harus melek teknologi. Tugas menteri, tuturnya, yakni menciptakan kebijakan. “Kita hargai terlebih dahulu kebijakan tersebut,” tutur Bambang.
Selain melalui pesan singkat dan telepon, dalam telewicara tersebut masyarakat juga memberikan responnya terhadap kebijakan ini melalui sosial media, twitter. Salah satunya yakni Asrori. Ia menyampaikan bahwa ia tidak baiklah dengan perihal penerapan kegiatan Sabak Elektronik. Hal tersebut disampaikannya, alasannya yakni di kawasan tempat tinggalnya belum terakses listrik.
Akun twitter lain, @utim_manis, mengatakan, tidak semua anak Indonesia paham terhadap penggunaan tablet, khususnya di kawasan pedalaman. Akun twitter @cats132011 mengatakan, bahwa tidak semua wali murid sanggup membeli tablet. Senada dengan akun twitter di atas, akun @Kalijaga113 berpendapat bahwa perlu diluruskan kembali mengenai listrik dan jenis tablet yang digunakan. Ia berharap semoga tidak memakai tablet yang sulit digunakan.
Terkait kendala yang dikemukakan masyarakat, Mendikbud Anies Baswedan sudah menyadari hal ini bukan tanpa tantangan. Ia menuturkan, dalam memakai buku elektronik tersebut tidak hanya siswa yang harus belajar. Guru pun harus dilatih. Bahkan di kawasan terdepan, terluar dan tertinggal (3T), kemudahan listrik yakni salah satu tantangan utama.
Untuk mendukung langkah ini, Mendikbud mengatakan, pemerintah sedang bekerja keras membangun fasilitas, baik infrastruktur ICT, maupun infrastruktur transportasi di daerah-daerah yang tidak terjangkau. “Meskipun kini listriknya belum memadai, kita masih banyak cara untuk generating electricity itu. Kita percaya ke depan niscaya akan punya kemudahan elektronik yang baik,” katanya.
Sumber artikel : Respons Masyarakat Terhadap Program Sabak Elektronik – Kemdikbud
0 Komentar untuk "Tanggapan / Respons Masyarakat Terhadap Aktivitas Sabak Elektronik (E-Sabak)"