Penggunaan Partograf Dalam Pemantauan Persalinan (Makalah Kebidanan)

Pengertian Partograf
Partograf yakni alat untuk mencapai warta yang didasarkan pada observasi/riwayat dan investigasi fisik ibu dalam proses persalinan serta merupakan alat utama dalam mengambil keputusan klinik, khususnya pada persalinan kala I. (Depkes RI, 2007)





Tujuan
1.    Mencatat hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menyidik pembukaan serviks menurut investigasi dalam.
2.    Mendeteksi apakah proses persalinan berjalan secara normal dan dengan demikian juga sanggup mendeteksi secara dini kemungkinan terjadinya partus lama. Hal ini merupakan bab penting dari proses pengambilan keputusan klinik pada persalinan kala I.
3.    Dokumentasi proses persalinan dan kelahiran dari kala I, II, III, IV dan bayi gres lahir.
Melaksanakan aspek pencatatan (dokumentasi) dari lima benang merah dalam asuhan persalinan normal.

Pengamatan Yang Dicatat Di Partograf
Adapun pengamatan yang dicatat pada fartograf dibagi menjadi 4 bagian, yaitu:
1.    Kemajuan Persalinan
Pada bab ini yang diperhatikan yakni pada bab serviks, penurunan bab terdepan pada persalinan dalam hal ini kepala serta HIS.

2.    Keadaan Janin
Bagian kedua merupakan hal yang diperhatikan pada janin  menyerupai Frekuensi denyut jantung. Warna, jumlah dan lamanya ketuban pecah serta moulage kepala janin.

3.    Keadaan Ibu
Pada bab ketiga ini, yang diperhatikan yakni ibu dimana hal-hal yang dicatat yakni nadi, TD, suhu dan urine (volume kadar protein dan aseton), serta obat- obatan dan cairan IV yang diberikan.

4.    Pemberian Oksitosin
Petugas harus mencatat kondisi ibu dan janin  sebagai berikut :
·          Denyut jantung janin, catat setiap jam
·          Air ketuban, catat warna air ketuban setiap melaksanakan investigasi vagina. Dimana U (selaput utuh), J (selaput pecah, air ketuban jernih), M (Air ketuban bercampur mekonium), D (Air ketuban bernoda darah), dan K (Tidak ada cairan ketuban atau kering)
·          Perubahan bentuk kepala janin ( molding atau molase). Dalam hal ini diberikan isyarat angka yang terjadi pada sutura (pertemuan dua tulang tengkorak), yaitu : 0 (Sutura terpisah), 1 (Sutura yang sempurna atau bersesuaian), 3 (Sutura tumpang tindih dan tidak sanggup diperbaiki)
·          Pembukaan lisan rahim (serviks). Dinilai setiap 4 jam dan diberi tanda silang (X)
·          Penurunan : Mengacu pada bab kepala (dibagi 5 bagian) yang teraba (pada investigasi abdomen atau luar) di atas simpisis pubis; catat dengan tanda lingkar (O) pada setiap investigasi dalam. Pada posisi 0/5, sinsiput (5) atau paruh atas kepala berada di simfisis pubis.
·          Waktu : Menyatakan berapa jam waktu yang telah dijalani setelah pasien diterima.
·          Jam : Catat jam sesungguhnya.
·          Kontraksi : Catat setiap setengah jam; lakukan palpasi untuk menghitung banyaknya kontraksi dalam hitungan detik, contohnya kurang dari 20 detik, antara 20-40 detik, dan lebih dari 40 detik
·          Oksitosin : Jika menggunakan oksitosin, catatlah banyaknya oksitosin  pervolume cairan infuse dan dalam tetesan permenit.
·          Obat yang diberikan  : Catat semua obat lain yang diberikan.
·          Tekanan darah : Catatlah setiap 30-60 menit dan tandai dengan anak panah.
·          Suhu tubuh : Catatlah setiap dua jam.
·          Protein, Aseton dan volume urine : Catatlah setiap kali ibu berkemih. (Asuhan Persalinan Normal, 2004)

Jika temuan – temuan melintas ke arah garis waspada, petugas kesehatan harus melaksanakan penilaian terhadap kondisi ibu dan janin dan segera mencari referensi yang tepat. (Asuhan Persalinan normal, 2004)

Dengan menggunakan partograf semua hasil observasi dicatat pada lembar partograf dari waktu ke waktu dengan demikian proses pengambilan keputusan klinik juga harus dilakukan setelah seluruh data dikumpulkan pada setiap waktu. Ini akan membantu bidan untuk memantau proses persalinan, mendeteksi obnormalitas dan melaksanakan intervensi yang diharapkan segera untuk menyelamatkan ibu dan janin. Keseluruhan proses pengambilan keputusan klinik ini  (Pengumpulan  data ® diagnosis ® penatalaksanaan ® evaluasi) harus dilaksanakan setiap waktu selama proses pemantauan dengan partograf. (Depkes RI, 2007)


= Baca Juga =



Related : Penggunaan Partograf Dalam Pemantauan Persalinan (Makalah Kebidanan)

0 Komentar untuk "Penggunaan Partograf Dalam Pemantauan Persalinan (Makalah Kebidanan)"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)