Pendekatan Dalam Ilmu Komunikasi

Ilmu Komunikasi yaitu salah satu ilmu pengetahuan sosial yang bersifat multidisipliner. Itu terjadi lantaran ilmu komunikasi berkembang melalui beberapa pendekatan. Pendekatan-pendekatan yang dipergunakan yang mempengaruhi peta ilmu komunikasi, berasal dari banyak sekali disiplin ilmu lain menyerupai psikologi, politik, linguistik, antropologi dan lain sebagainya. Sifat “kemultidisiplinan” ini tidak sanggup dihindari lantaran objek pengamatan dalam ilmu komunikasi sangat luas dan kompleks, menyangkut banyak sekali aspek social, budaya, budaya, ekonomi dan politik dari kehidupan manusia.

Keadaan menyerupai tersebut tergambar dari jenis teori-teori komunikasi yang dibahas nanti, dimana terdapat sejumlah teori komunikasi yang mencerminkan masing-masing disiplin ilmu tertentu. Karenanya tidak sedikit teori komunikasi yang ada menyatakan suatu objek secara berbeda atau bahkan bertentangan dibanding teori lainnya teori komunikasi lainnya.

Sifat kemultidisplinan ilmu komunikasi tidak sanggup dihindari lantaran objek pengamatan dalam ilmu komunikasi sangat luas dan kompleks, menyangkut banyak sekali aspek sosial, budaya, ekonomi, politik dari kehidupan manusia.




Pendekatan dalam ilmu komunikasi. Berkaitan dengan pendekatan yang mempengaruhi perkembangan ilmu komunikasi, Littlejohn dalam buku Theories of Human Communications, menyatakan bahwa secara umum terdapat tiga cara pandang ilmu dan kaitannya dengan objek pokok pengamatannya. Ketiga pendekatan itu adalah:

A.Pendekatan Scientific (Ilmiah-Empiris), umumnya berlaku di kalangan para jago ilmu eksakta menyerupai fisika, biologi, kedokteran, matematika, dll. Pendekatan atau anutan ini ditandai beberapa hal:

1.Mengasosiasikan ilmu dengan objektifitas. Objektifitas yang dimaksud yaitu objektivitas yang menekankan prinsip standarisasi observasi dan konsistensi. Landasan filosofisnya yaitu bahwa dunia dipandang dalam bentuk dan struktur. Secara individual boleh jadi peneliti berbeda pandangan satu sama lain wacana bagaimana rupa atau macam dari bentuk dan struktur tersebut. Namun apabila para peneliti melaksanakan penelitian terhadap suatu fenomena dengan memakai metode yang sama, maka akan dihasilkan temuan yang sama. Inilah hakikat dari objektivitas dalam konteks standarisasi observasi dan konsistensi.

2.Fokus perhatiannya pada dunia hasil inovasi (discovering world)

3.Terdapat pemisahan yang tegas antara known (objek atau hal yang ingin diketahui/diteliti) dan knower (subjek pelaku atau pengamat).

4.Aliran ini lazim memakai metode eksperimen. Melalui metode ini si peneliti secara sengaja melaksanakan suatu percobaan terhadap objek yang ditelitinya.

Tujuan penelitian biasanya diarahkan pada upaya mengukur ada tidaknya imbas atau hubungan alasannya yaitu jawaban di antara dua variabel atau lebih, dengan mengontrol imbas dari variabel lain. Prosedur yang umum dilakukan yaitu dengan cara memperlihatkan atau mengadakan suatu perlakuakn khusus kepada objek yang diteliti serta meneliti dampak atau pengaruhnya.

Sebagai contoh: 5 ekor tikus diberi suntikan X, sementara 5 tikus lainnya tidak. Setelah kurun waktu tertentu dibandingkan ada tidaknya perbedaan di antara dua kelompok tikus tersebut. Kalau ternyata terdapat perbedaan, sanggup ditarik kesimpulan bahwa perbedaan tersebut terjadi lantaran imbas dari suntukan X tersebut.

5.Pemahaman dan kesimpulan terhadap suatu fenomena dilakukan dengan berupaya memperoleh konsensus.

Teori atau model komunikasi yang secara tegas mencerminkan imbas pendekatan ini yaitu model komunikasi Stimulus-respon. Teori ini didasarkan pada prinsip bahwa stimuli akan membuat imbas atau dampak. Menurut teori ini imbas merupakan reaksi tertentu terhadap stimulus (rangsang) tertentu, sehingga orang sanggup menduga atau
memperkirakan adanya hubungan erat antara isi pernyataan dan reaksi audience. Model ini secara terperinci memakai prinsip alasannya yaitu akibat. Stimulus sebagai variabel X dan Respon sebagai variabel Y. Contohnya yaitu penyataan bahwa semakin tinggi frekuensi seseorang menonton tayangan kekerasan di televisi, maka semakin tinggi sikap agresivenya.

B.Pendekatan Humanistic :
1.Mengasosiasikan ilmu dengan prinsip subjektivitas, yang mengutamakan kreatifitas individual.
2.Bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subjektif individual.
3.Memfokuskan perhatiannya dunia para penemunya (discovering person).
4.Ilmu pengetahuan dilihat sebagai cuilan dari diri (pemikiran/interpretasi) peneliti.
5.Terhadap fenomena yang diamati anutan ini pemahaman dilakukan dengan mengutamakan interpretasi-interpretasi alternatif.
6.Metode penelitian yang lazim dipakai yaitu partisipasi observasi. Melalui penelitian menyerupai ini, peneliti dalam mengamati sikap dan sikap dari orang-orang yang ditelitinya, membaur dan melibatkan diri secara aktif.
7.Cara pandang seseorang wacana sesuatu hal akan memilih penggambaran dan penguraiannya wacana hal tsb.
8.Aliran ini biasanya mengkaji persoalan-persoalan yang menyangkut sistem nilai, kesenian, kebudayaan, sejarah dan pengalaman pribadi.

Dalam konteks ilmu-ilmu social, salah satu bentuk metode penelitian yang lazim dipakai dari anutan ini yaitu partisipasi observasi. Malalui metode ini si peneliti dalam mengamati sikap dan sikap dari orang-orang yang ditelitinya membaur dan melibatkan diri secara aktif dari kehidupan orang-orang yang ditelitinya. Misalnya bergaul, tinggal di rumah orang-orang tersebut, serta ikut dalam acara sehari-hari mereka dalam kurun waktu tertentu (misalnya 1 bulan, atau 1 tahun). Interpretasi atas sikap dan sikap dari orang yang ditelitinya, tidak hanya didasarkan atas gosip yang diperoleh melalui hasil wawancara atau tanya jawab dengan orang-orang yang ditelitinya, tetapi juga atas dasar pengamatan pribadi atau pengalaman berinteraksi dengan mereka. Cara pandang seseorang wacana sesuatu hal akan memilih penggambaran dan uraiannya wacana hal tersebut.

Teori komunikasi yang berkembang dan dipengaruhi oleh pendekatan ini yaitu teori-teori kritis yang berkembang dari disiplin ilmu sastra, sosiologi. Nama-nama jago yang mayoritas yaitu Karl Marx, Max Weber dari disiplin ilmu sosiologi. Fedinand de Saussure dan Charles S. Pierce dari disiplin ilmu sastra.

Dengan demikian perbedaan antara pendekatan scientific dan humanistic yaitu :
1.Bagi anutan pendekatan scientific ilmu bertujuan untuk menstandardisasikan observasi, sementara anutan humanistic
mengutamakan kreatifitas individu.

2.Aliran scientific berpandangan bahwa tujuan ilmu yaitu mengurangi perbedaan-perbedaan pandangan wacana hasil pengamatan, sementara anutan humanistic bertujuan untuk memahami tanggapan dan hasil temuan subjektif individual.

3.Aliran scientific memandang ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada di sana (out there), di luar diri pengamat/peneliti. Di lain pihak anutan humanistic melihat ilmu pengetahuan sebagai sesuatu yang berada di sisni (in here), dalam arti berada dalam diri (pemikiran, interpretasi) pengamat/peneliti.

4.Aliran scientific mmfokuskan perhatiannya pada dunia hasil inovasi (discovered world), sedangkan anutan humanistic menitikberatkan perhatiannya pada dunia para penemunya (discovering person).

5.Aliran scientific berupaya memperoleh konsensus, sementara anutan humanistic mengutamakan interpretasi-interpretasi alternative.

6.Aliran scientific membuat pemisahan yang tegas antara known dan knowner sedangkan anutan humanistic cenderung tidak memisahkan kedua hal tersebut.

C.Pendekatan Khusus Ilmu pengetahuan sosial (Sosial Sciences)
Pendekatan ini intinya yaitu adonan antara dua anutan sebelumnya yaitu Scientific dan humanistic. Dalam banyak hal pendekatan ilmu social merupakan perpanjangan tangan (extensión) dari pendekatan ilmu alam (natural science), lantaran beberapa metode yang diterapkan banyak diantaranya yang diambil dari ilmu alam/física. Namur metode-metode pendekatan anutan humanistic juga diterapkan.

Kedua pendekatan ini digabungkan, lantaran yang menjadi objek studi ilmu pengetahuan yaitu kehidupan manusia. Untuk memahami tingkah laris insan diharapkan pengamatan yang cermat dan akurat, untuk ini terperinci bahwa pengamatan harus dilakukan seobjektif mungkin supaya alhasil sanggup berlaku umum tidak bersifat kasus. Dengan kata lain para jago ilmu social menyerupai halnya ilmu alam harus mencapai akad atau konsesnsus mengenai hasil temuan dalam pengamatannya, meskipun konsensus/kesepakatan yang dicapai sifatnya relatif dalam arti dibatasi oleh factor-faktor waktu, situasi dan kondisi tertentu. Di samping factor objektivitas juga ilmu pengetahuan harus mengutamakan factor klarifikasi dan interpretasi. Hal ini disebabkan insan yaitu mahluk yang aktif, mempunyai daya pikir, berprinsip terhadap nilai-nilai tertentu, serta sikapnya sanggup berubah-ubah sewaktu-waktu.. Karenanya selain pengukuran yang cermat dan akurat diharapkan interpretasi subjektif terhadap kondisi-kondisi spesifik tingkah laris insan yang jadi objek pengamatan guna menangkap makna dari tingkah laris tersebut. Seringkali seseorang bersifat semu dalam arti tidak mencerminkan impian hati yang bahwasanya dari orang tersebut.

Interpretasi dan klarifikasi juga diharapkan meskipun menurut ciri-ciri biologis, social, atau ciri-ciri lanilla insan sanggup dibagi dalam beberapa kategori-kategori tertentu, tidak berarti bahwa masing-masing baik secara individual maupun kelompok akan mempunyai persamaan dalam hal sikap dan perilakunya.

Umpamanya 3 orang (si A, si B, si C) semuanya mempunyai beberapa karakteristik indiviudual yang sama yakni semuanya wanita, semuamnya bekerja sebagai guru sekolah dasar, semuanya berpendidikan SMA, Namur demikian, ketiga orang tersebut boleh jadi masing-masing akan mempunyai perbedaan satu sama lanilla mengenai sikap dan perilakunya wacana suatu hal.

Dalam perkembangannya, Sebagai imbas dari pendekatan-pendekatan di atas dalam ilmu pengetahuan sosial sendiri terbagi menjadi dua kubu yaitu:
1.    kubu ilmu pengetahuan tingkah laris (behavioral science) yang menekankan pengkajiannya pada tingkah laris individual insan dan
2.    kubu ilmu pengetahuan sosial yang menekankan pengkajiannya pada interaksi antar manusia.

Kedua kubu ini mempunyai perbedaan pada aspek yang diamatinya, sementara metode penjelasannya atau pengamatannya relatif sama.

Namun dengan adanya dua pendekatan (scientif ic dan humanistic) yang diterapkan, mncul dua kelompok masyarakat ilmuwan komunikasi yang berbeda baik dalam spesifikasi objek permasalahan yang diamati, maupun dalam aspek metodologis serta teori-teori dan model-model yang dihasilkannya.
Ilmu komunikasi sebagai cuilan dari ilmu sosial intinya memfokuskan pada pemahaman wacana bagaimana tingkah laris insan dalam menciptakan, mempertukarkan dan menginterpretasikan pesan-pesan untuk tujuan tertentu.

Adanya pengaruh-pengaruh mayoritas dari ketiga pendekatan di atas telah menjadikan anutan yang berbeda dalam menyebarkan ilmu komunikasi. Menurut Jhon Fiske dalam bukunya introduction to communications studies, terdapat dua anutan utama dalam menyebarkan ilmu komunikasi yaitu:

1.Aliran komunikasi yang menfokuskan pada proses. Atau disebut sebagai The process school. Aliran ini melihat pentingnya nilai-nilai efektifitas, keakuratan dari suatu kegiatan komunikasi. Karenanya nilai-nilai standar dan objektivitas merupakan suatu keharusan dalam anutan ini.

2.Aliran komunikasi yang memfokuskan pada makna, atau disebut sebagai the semiotic School. Teori ini memfokuskan bagaimana makna dipertukarkan dan diciptakan (production and exchange of meaning).

Kedua anutan di atas secara metodologis membagi pendekatan keilmuwannya menjadi dua pengelompokan yaitu pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif memfokuskan pada bagaimana mengukur imbas suatu variable dengan variable lainnya, sementara pendekatan kualitatif berusaha untuk memahami dan mengerti bagaimana suatu fenomena dimaknai.

Referensi:

1.Sasa Djuarsa S., Teori Komunikasi, Universitas Terbuka, Jakarta. 2003
2.John Fiske, Introduction to Communication Studies, Sage Publications, 1996

3.Stephen W. Littlejohn, Theories of Human Communiation, Wadsworth Publication, New Jersey, 1996.


Related : Pendekatan Dalam Ilmu Komunikasi

0 Komentar untuk "Pendekatan Dalam Ilmu Komunikasi"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)