SEMUA BERAKHIR SAMA
Hidup ini semua akan berakhir sama, lahir menjalani hidup di bumi kemudian mati untuk mempertanggung jawabkan perbuatan Hari Perhitungan kelak. Awal kehidupan dimulai dengan proses pengenalan, belajar dan mencari jati diri. Kemudian berjuang mencari rezekiNyadengan segala macam ikhtiar. Coba perhatikan apa yang kita lakukan di dunia ini? Umumnya kita sekolah sampe capek, menghias diri sampe puas, mengejar jabatan bahkan ada yang dengan menghalalkan segala macam cara, membangun rumah besar, menumpuk banyak uang dan lain sebagainya.
Tapi apa makna dari semua itu?
Tapi apa makna dari semua itu?
PENDIDIKAN TINGGI BUKAN JAMINAN
Biasanya di usia 40-an tahun kita semua sudah selesai menempuh pendidikan, beberapa sudah bekerja, beberapa berada di puncak karier, beberapa susah sukses, ada juga yang masih melanjutkan pendidikan. Pendidikan itu penting tapi tidak menjamin seseorang bisa kaya dengan gelar tinggi yang dimilikinya. Bahkan ada beberapa tokoh dunia yang drop out dari sekolah seperti pentolan Microsoft Bill Gates ataupun Boss Facebook Mark Zuckenberg justru meraih kejayaan dengan pendidikan yang gak rampung sepenuhnya.
Fenomena yang kita lihat adalah tingkat rezekinya gak ditentukan oleh tinggi rendahnya pendidkan. Malah ada beberapa orang yang pendidikannya "hanya" sebatas sekolah menengah tapi jauh lebih sukses, lebih banyak duit, lebih banyak rezeki dari orang yang gelarnya banyak.
(baca : 3 fakta mengejutkan orang kaya Indonesia)
Karena bukan pendidikan yang mendatangkan rezeki, tapi Allah. Pendidikan hanyalah salah satu ikhtiar manusia untuk mendapatkan rezeki yang lebih baik dengan ilmunya. Dua ayat di bawah ini menjelaskannya :
Surah Hudd ayat 6, Allah menjelaskan diriNya sebagai Penanggung Rezeki semua mahluk, bukan hanya manusia tapi ulat, burung, bahkan para mikroorganisme yang tak terlihat mata.
Di Surah Fathir ayat 3 Allah menjelaskan kalo diriNya adalah Pemberi Rezeki dari Langit. Jadi manusia harusnya bersyukur dan bukannya berpaling. Manusia harusnya lebih cerdas untuk memahami bahwa ada kuasa Allah dibalik setiap rezekinya. Bukan semata-mata hanya karena kecerdasannya yang terbatas lalu bisa mengklaim semua rezeki itu karena kemampuannya.
Bukannya saya menganggap kalo pendidikan itu gak penting. Sayapun masih sekolah lagi..hehe..tapi janganlah pendidikan itu dijadikan alasan utama untuk dapat rezeki. Itu kurang tepat "Ah ntar klo aku udah S3 pasti rezekiku jauh lebih bagus dari S1." Bisa jadi, tapi belum tentu juga ! Karena semua itu bagaimana kita berproses dan bagaimana takdir Allah nantinya.
(baca : berkah di usia 40)
WAJAH RUPAWAN TAK MENJAMIN
Menginjak usia 50-an tahun biasanya kulit udah mulai mengendor, rambut mulai beruban bahkan beberapa diantaranya mulai rontok dan botak beberapa penyakit degeneratif udah mulai membayangi. Kolesterol, diabetes, hipertensi, asam urat bahkan gejala katarak.
Yang dulunya cantik dan gagah sekarang penampakannya sama yaitu sama-sama keriput. Polesan make up dan perawatan salon tak bisa menutupi tanda-tanda penuaan. Janganlah berbangga dengan kondisi fisik karena itu gak jadi jaminan rezeki yang lebih baik. Meski sebagian orang beranggapan bahwa yang ganteng dan cantik itu lebih mudah dapat kerja, tapi rezeki datangnya bukan dari hasil bekerja. Banyak faktor yang mendatangkan rezeki dalam hidup seseorang.
Jadi jangan terlalu bangga dengan penampakan karena itu hanya "casing" belaka. Rezeki si cantik dan si tampan gak ada beda dengan yang si buruk rupa. Rezeki gak ada kaitannya dengan penampilan fisik. Toh lahir pun kita gak bisa milih pengen lahir dengan wajah cantik ato jelek, emang udah dikasi prototipe dari sononya. Lahir juga sudah bawa rezeki masing-masing...
(baca : meraih rezeki diumur 50)
Biasanya di usia 40-an tahun kita semua sudah selesai menempuh pendidikan, beberapa sudah bekerja, beberapa berada di puncak karier, beberapa susah sukses, ada juga yang masih melanjutkan pendidikan. Pendidikan itu penting tapi tidak menjamin seseorang bisa kaya dengan gelar tinggi yang dimilikinya. Bahkan ada beberapa tokoh dunia yang drop out dari sekolah seperti pentolan Microsoft Bill Gates ataupun Boss Facebook Mark Zuckenberg justru meraih kejayaan dengan pendidikan yang gak rampung sepenuhnya.
Fenomena yang kita lihat adalah tingkat rezekinya gak ditentukan oleh tinggi rendahnya pendidkan. Malah ada beberapa orang yang pendidikannya "hanya" sebatas sekolah menengah tapi jauh lebih sukses, lebih banyak duit, lebih banyak rezeki dari orang yang gelarnya banyak.
(baca : 3 fakta mengejutkan orang kaya Indonesia)
Karena bukan pendidikan yang mendatangkan rezeki, tapi Allah. Pendidikan hanyalah salah satu ikhtiar manusia untuk mendapatkan rezeki yang lebih baik dengan ilmunya. Dua ayat di bawah ini menjelaskannya :
Surah Hudd ayat 6, Allah menjelaskan diriNya sebagai Penanggung Rezeki semua mahluk, bukan hanya manusia tapi ulat, burung, bahkan para mikroorganisme yang tak terlihat mata.
Di Surah Fathir ayat 3 Allah menjelaskan kalo diriNya adalah Pemberi Rezeki dari Langit. Jadi manusia harusnya bersyukur dan bukannya berpaling. Manusia harusnya lebih cerdas untuk memahami bahwa ada kuasa Allah dibalik setiap rezekinya. Bukan semata-mata hanya karena kecerdasannya yang terbatas lalu bisa mengklaim semua rezeki itu karena kemampuannya.
Bukannya saya menganggap kalo pendidikan itu gak penting. Sayapun masih sekolah lagi..hehe..tapi janganlah pendidikan itu dijadikan alasan utama untuk dapat rezeki. Itu kurang tepat "Ah ntar klo aku udah S3 pasti rezekiku jauh lebih bagus dari S1." Bisa jadi, tapi belum tentu juga ! Karena semua itu bagaimana kita berproses dan bagaimana takdir Allah nantinya.
(baca : berkah di usia 40)
WAJAH RUPAWAN TAK MENJAMIN
Menginjak usia 50-an tahun biasanya kulit udah mulai mengendor, rambut mulai beruban bahkan beberapa diantaranya mulai rontok dan botak beberapa penyakit degeneratif udah mulai membayangi. Kolesterol, diabetes, hipertensi, asam urat bahkan gejala katarak.
Yang dulunya cantik dan gagah sekarang penampakannya sama yaitu sama-sama keriput. Polesan make up dan perawatan salon tak bisa menutupi tanda-tanda penuaan. Janganlah berbangga dengan kondisi fisik karena itu gak jadi jaminan rezeki yang lebih baik. Meski sebagian orang beranggapan bahwa yang ganteng dan cantik itu lebih mudah dapat kerja, tapi rezeki datangnya bukan dari hasil bekerja. Banyak faktor yang mendatangkan rezeki dalam hidup seseorang.
Jadi jangan terlalu bangga dengan penampakan karena itu hanya "casing" belaka. Rezeki si cantik dan si tampan gak ada beda dengan yang si buruk rupa. Rezeki gak ada kaitannya dengan penampilan fisik. Toh lahir pun kita gak bisa milih pengen lahir dengan wajah cantik ato jelek, emang udah dikasi prototipe dari sononya. Lahir juga sudah bawa rezeki masing-masing...
(baca : meraih rezeki diumur 50)
JABATAN ITU BUKAN APA-APA
Semua orang ingin jadi "sesuatu" yang bisa dia banggakan. Karena itu lumrah jika seseorang terus mengejar posisi yang lebih tinggi dari sebelumnya. Bagi yang pejabat rendahan tingkat desa pengen juga merasakan menjadi pejabat tinggi level kecamatan bahkan level nasional.
Akhirnya semua sibuk mengejar posisi, saling menjatuhkan dan kampanye hitam pun dilakukan..demi mengejar rezeki menjadi pejabat. Tapi takdir Allah kadang berkata lain, usaha keras dan praktek menghalalkan segala macam cara belum tentu mendudukkan kita di kursi yang didambakan..
(baca : mengapa negara kita tak maju-maju?)
Kalopun rezeki kedudukan itu kita dapatkan toh itu ada masa berlakunya. Suatu ketika kitapun bakal pensiun. Di usia 60-an tahun kita yang dulunya punya jabatan tinggi hanyalah pensiunan biasa yang sudah kehilangan taringnya.
Jabatan itu bukan apa-apa jika saat menjabat kita tak memberi manfaat pada orang yang kita pimpin. Justrujabatan itu jadi bumerang di akhirat jika kita menyalahgunakannya. Bisa jadi lolos dari pengadilan dunia dengan tipu daya tapi yakinlah tak akan lolos dari pengadilan Allah. Bijaksanalah saat berada di atas.
RUMAH BESAR TAK ADA GUNA
Ketika umur semakin beranjak senja dan Allah memberkahi kita sampai usia 70-an tahun, maka mulailah terasa keterbatasan fisik mendera. Sendi-sendi sudah mulai berderak saat digerakkan, lutut mulai rapuh, bahkan postur bisa jadi makin bungkuk. Rumah besar tiga lantai yang tadinya dibangun saat masih muda dan masih kuat cari uang kini tak ada guna. Karena kaki yang mulai tua ini tak sanggup lagi untuk naik di lantai dua apalagi lantai 3?
Lalu tak bolehkah membangun rumah besar? Tentu saja boleh, semua itu hak setiap orang. Tapi rumah yang terbaik adalah rumah yang mendatangkan rezeki bagi pemiliknya. Terlepas dari ukurannya.
Rezeki adalah apa yang kita manfaatkan. Jika rumah besar tidak bisa kita maksimalkan fungsinya artinya rumah besar itu bisa jadi bukan rezeki kita lagi.
UANG JADI TAK BERMAKNA
Ketika memasuki usia 80-an tahun uang banyak sudah tak bermakna. Tak lagi berguna membeli rendang yang lezat karena takutkolesterol bakal naik, tak bisa lagi membeli steik di restoran bintang lima karena takut darah tinggi dan asam urat kumat. Tak bisa lagi merasakan kenikmatan makanan enak karena lidah udah kehilangan rasa.
Ketika umur semakin beranjak senja dan Allah memberkahi kita sampai usia 70-an tahun, maka mulailah terasa keterbatasan fisik mendera. Sendi-sendi sudah mulai berderak saat digerakkan, lutut mulai rapuh, bahkan postur bisa jadi makin bungkuk. Rumah besar tiga lantai yang tadinya dibangun saat masih muda dan masih kuat cari uang kini tak ada guna. Karena kaki yang mulai tua ini tak sanggup lagi untuk naik di lantai dua apalagi lantai 3?
Lalu tak bolehkah membangun rumah besar? Tentu saja boleh, semua itu hak setiap orang. Tapi rumah yang terbaik adalah rumah yang mendatangkan rezeki bagi pemiliknya. Terlepas dari ukurannya.
Rezeki adalah apa yang kita manfaatkan. Jika rumah besar tidak bisa kita maksimalkan fungsinya artinya rumah besar itu bisa jadi bukan rezeki kita lagi.
UANG JADI TAK BERMAKNA
Ketika memasuki usia 80-an tahun uang banyak sudah tak bermakna. Tak lagi berguna membeli rendang yang lezat karena takutkolesterol bakal naik, tak bisa lagi membeli steik di restoran bintang lima karena takut darah tinggi dan asam urat kumat. Tak bisa lagi merasakan kenikmatan makanan enak karena lidah udah kehilangan rasa.
Kamu pun sudah membatasi traveling ke tempat-tempat indah karena kondisi fisik yang makin melemah, tubuh yang gampang letih dan mata yang mulai kabur tak bisa lagi menikmati keindahan tempat-tempat eksotis di dunia. Jadi uang yang selama muda kamu kejar mati-matian tak lagi jadi rezekimu karena tak bisa kamu gunakan semaksimal mungkin. Bisa jadi uang itu hanya kamu pakai untuk membeli obat dan membayar pelayanan kesehatan untuk mengobati penyakitmu?
(baca : apakah uang itu rezeki atau setan?)
KALA OTAK CERDAS PUN JADI PIKUN
Di usia 90-an, otak cerdas pun bakal pikun. Jadi jangan terlalu berbangga dengan kepintaran karena kepintaran itu akan hilang suatu saat nanti. Pikun berarti menurunnya kemampuan otak karena faktor usia. Apa tunggu pikun dulu baru mau bermanfaat?
(baca : apakah uang itu rezeki atau setan?)
KALA OTAK CERDAS PUN JADI PIKUN
Di usia 90-an, otak cerdas pun bakal pikun. Jadi jangan terlalu berbangga dengan kepintaran karena kepintaran itu akan hilang suatu saat nanti. Pikun berarti menurunnya kemampuan otak karena faktor usia. Apa tunggu pikun dulu baru mau bermanfaat?
SAAT AJALMU TIBA...." KAYA DAN MISKIN SAMA" kamu hanya akan memakai kain kafan dan tikar. plus dimasukkan kedalam tanah yang ukurannya sama, orang-orang akan menangisi kamu kemudian melupakanmu karena mereka sendiri banyak masalah.
Oleh karena itu, semasa hidup jangan terlalu tinggi hati atas apa yg kita MILIKI, karena kita akan berakhir SAMA, JANGAN Terlalu Keras mencari REZEKI / HARTA, karena PADA akhirnya kamu tak memiliki APA-APA...JADI NIKMATI SAJA HIDUP INI BERSAMA ORANG-ORANG TERCINTA dan teruslah berbuat baik, perbaiki ibadah dan bagi rezeki yang diberi Allah padamu.......
Wallahu alam
0 Komentar untuk "Jangan Ngoyo Mengejar Rezeki"