Apakah Anak Berutang Karena Telah dibesarkan Orangtuanya?

Anak adalah rezeki

Anak adalah rezeki yang diberi Allah pada orang tua. Orang tua yang diberikan rezeki atau amanat berupa anak harus bersyukur karena tidak semua orang tua mendapatkan rezeki ini. Ada juga orang tua yang harus menjalani perkawinan tanpa kehadiran anak. Anak adalah investasi akhirat yang akan mendoakan kebahagiaan dan keselamatan orang tuanya kelak. Jika seseorang memutuskan untuk memiliki seorang anak baik melalui buah dari perkawinan atau adopsi mereka harus bertanggung jawab pada anak tersebut mulai dari sebelum lahir (bayi) sampai mereka dewasa dan bisa mandiri. Lalu apakah anak-anak tersebut berutang pada orang tuanya?

 Anak adalah rezeki yang diberi Allah pada orang tua Apakah Anak Berutang Karena Telah dibesarkan Orangtuanya?

Apakah anak berutang pada orang tuanya?

Membesarkan seorang anak di era sekarang ini butuh biaya yang besar. Mulai dari biaya kesehatan dan pemeriksaan dokter serta gizi yang cukup selama ia dalam kandungan. Biaya melahirkan, makanan, pakaian, pendidikan, kesehatan,mainan, hiburan dan rekreasi serta biaya lain-lain yang jumlahnya cukup besar harus dikeluarkan oleh orang tua saat memiliki anak. Jika seorang anak yang dibesarkan dengan penuh kasih sayang telah mandiri, apakah dia berutang pada orang tuanya, atau apakah boleh orangtua menganggap anak itu berutang padanya?


# 1. Anak makan rezekinya sendiri

Jika seseorang diberi anak oleh Allah, maka Allah akan menyertakannya dalam rezeki orang tuanya. Itulah sebabnya mengapa menikah itu menambah rezeki. Karena tadinya rezeki Allah hanya diberi untuk satu orang, bertambah jumlahnya karena suami diberi tanggungan berupa isteri dan anak-anaknya. Darimana anak itu berasal? Dari Allah bukan? Maka Allah lah yang akan mencukupkan rezeki anak itu. Karenanya kita dilarang membunuh anak-anak kita karena takut miskin.

Lalu apakah anak berutang pada kita? Jika apa yang dimakannya adalah rezekinya sendiri yang diberi melalui tangan kita itu tandanya mereka TIDAK BERUTANG apa-apa pada kita. Mereka menggunakan rezekinya sendiri. Logikanya sama seperti si A memberi buku untuk si B dan menitipkannya melalui kita. Maka kewajiban kita adalah menyampaikan buku itu kepada pemiliknya, yaitu Si B. Si B tidak berutang apa-apa kepada kita karena buku itu adalah miliknya yang dititipkan oleh si A. Hanya si B mengakui kebaikan kita dan mengucapkan terima kasih atas bantuan kita.


# 2. Hubungan orang tua - anak bukan bisnis

Sebuah hubungan yang dilandasi dengan hitungan untung rugi bukan hubungan yang sehat karena mengidentikkan dengan bisnis. Tujuan bisnis itu adalah menghasilkan keuntungan materi yang lebih besar dibanding modal yang dikeluarkan. Betapa dangkalnya orang tua jika menganggap hubungan orangtua dan anak itu sama dengan hitungan untung rugi. Mengumumkan kepada anak berapa deposito atau uang yang dihabiskan orang tua karena membesarkannya akan merusak hubungan dan menyakiti hati anak. Orang tua seperti ini biasanya menggunakan taktik ini agar dapat mengontrol anak-anaknya, agar anak-anaknya senantiasa patuh dan mengikuti kemauan orang tuanya karena merasa punya utang.

Hubungan orang tua dan anak itu harus setara dan orang tua harus memandang anak sebagai rezek, sebagai karunia dan amanat yang diberikan oleh Allah yang harus dibesarkan tanpa ada tuntutan ingin dibalas.


# 3. Orang tua tidak perlu meminta apapun sebagai balas jasa atas usahanya membesarkan anak.

Adalah keistimewaan dan rezeki yang besar dikaruniai anak. Mereka memberikan keceriaan dan kegembiraan dalam hidup orang tuanya. Tidak semua orang mendapat keistimewaan ini dan tugas orang tua untuk mendidik dan mempersiapkan mereka untuk menghadapi dunia. Kemudian mereka keluar menjawab tantangan dunia dan memilih  jalan sendiri. Kalaupun mereka kembali ke rumah itu karena adanya ikatan kasih sayang yang melekat diantara mereka, bukan karena itu keharusan buat mereka untuk membayar utang dan membalas budi orang tuanya. Kalaupun mereka melakukan sesuatu untuk orang tuanya itu karena mereka memang ingin melakukannya dari hati yang paling dalam bukan karena mereka merasa berutang.

Mereka membesarkan anak-anak dengan baik dengan harapan anak akan tumbuh menjadi anak yang manfaat dan menjadi orang dewasa yang membesarkan anak-anaknya dengan penuh kasih sayang sebagaimana orangtuanya membesarkannya.


 # 4. Respek atau penghormatan itu  harus didapatkan secara sukarela bukan lewat tuntutan

Anak-anak tidak pernah minta dilahirkan di dunia ini, Memiliki anak adalah keputusan yang dibuat secara sadar oleh orang tua. Sebagai konsekuensi dari keputusan yang mereka buat, mereka harus bertanggung jawab untuk membesarkan dan memberikan kehidupan terbaik sesuai dengan kemampuan mereka.

Orang tua harus ingat bahwa anak adalah manusia bukan robot atau barang. Dan investasi terbesar orangtua pada anaknya adalah cinta dan kasih sayang. Dan cinta itu tidak seharusnya dihitung dengan siapa berutang pada siapa dan hitung-hitungannya bagaimana. Karena cinta itu abstrak dan tidak eksak yang bisa dikalkulasikan. Orang tua pun punya banyak kekurangan, kesalahan dan ketidaksempurnaan dalam membesarkan anak-anaknya, tapi cinta mereka yang tulus akan membawa anak-anaknya selalu kembali kepada mereka. Karena memberi cinta akan mendapatkan cinta itu kembali.


# 5. Anak harus mengakui pengorbanan orang tua untuknya

Meskipun anak tak berutang pada orangtuanya, seorang anak harus mengakui pengorbanan dan kerja keras yang telah dilakukan orang tua dalam membesarkannya. Usaha yang begitu keras dilandasi rasa cinta memberikan kehidupan terbaik untuk anak-anaknya sesuai dengan kemampuannya harus dihargai. Baginya anak adalah rezeki yang tak ternilai harganya. Karenanya seorang anak punya kewajiban berbakti pada orangtuanya, merawat mereka di hari tua dan selalu ada di samping mereka saat orangtua membutuhkan dirinya. Sama seperti orang tua memperlakukan dirinya waktu kecil. Berbakti karena menyadari sepenuhnya akan pengorbanan orangtua untuknya bukan karena merasa berutang dan harus membayarnya.

Ada perbedaan antara perasaan sebagai orang yang berutang dan perasaan kasih pada orang tua. Perasaan kasih dan berbakti pada orangtua dilandasi kesyukuran karena mampu berbuat baik pada orang tua dan didasari keikhlasan semata-mata berharap Allah ridha padanya sebagaimana orangtua ridha pada dirinya.

Kesimpulan

  • Orang tua tidak boleh menghitung-hitung semua pengeluaran yang dikeluarkan untuk membiayai anaknya hanya untuk menunjukkan kepada mereka betapa besar pengorbanan mereka dalam membesarkannya. Membesarkan anak bukan seperti menjalankan bisnis yang modalnya harus dihitung dengan cermat dan memastikan mendapat keuntungan yang berlipat di masa datang.
  • Anak tidak berutang apapun pada orangtuanya karena apa yang dimakan dan digunakannya adalah rezeki yang telah ditentukan Allah untuknya yang diberikan lewat rezeki orangtuanya.
  • Anak wajib mengakui pengorbanan, cinta dan kerja keras orangtua dalam membesarkannya. Karena disadari perasaan cinta dan kasih seperti yang diberikan orangtuanya dulu membuat anak berbakti dan berbuat baik pada orangtuanya, bukan karena mereka berutang tetapi karena mereka ingin mencari ridha Allah lewat ridha orangtuanya.
  • Penghormatan dan respek didapatkan secara sukarela dari anak, bukan didapat dengan menuntut dan mendengung-dengungkan jasa orang tua.
Anak tidak berutang pada orang tuanya, tapi anak harus mengakui bahwa orangtua selalu ada untuknya di saat kecilnya. Apalagi yang bisa diberikan seorang anak selain bakti dan kesediaan berbuat baik pada mereka? Wallahu alam.

Related : Apakah Anak Berutang Karena Telah dibesarkan Orangtuanya?

0 Komentar untuk "Apakah Anak Berutang Karena Telah dibesarkan Orangtuanya?"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)