LIPUTANTOP.COM - Mentari pagi musim dingin mulai menampakkan sinarnya saat saya menulis ini. Kali ini topik tentang jodoh dan status jomblo menjadi perhatian saya.
Bukankah jodoh, orang yang dipilih Allah untuk menemani kehidupan kita itu rezeki?
Dan bagi orang Indonesia status jomblo itu selalu menarik untuk dibully, dikomentarin dan jadi topik buat didiskusikan.
Sementara para jomblower mungkin bingung kenapa kok mereka jadi jadi bahan yang menarik buat diskusi orang lain?
Apakah jomblower adalah orang yang gagal menemukan jodohnya?
Apakah mereka gak boleh mulia dalam kesendiriannya?
Apa mulia itu harus tanpa galau?
JODOH GAK BISA DIPAKSAIN
Yakinlah kalo sebenarnya para jomblower itu gak ingin sendiri. Jauh dalam hati kecil mereka punya pengharapan untuk memiliki pasangan.
Tapi mereka sama dengan yang lain punya harapan tertentu akan pasangannya. Gak asal comot yang penting nikah, gak segitu desperate (putus asa) juga kalee'.
Seorang gadis (cantik) mengatakan masih jomblo karena Allah menentukan takdirnya tak bisa bersanding dengan orang yang diharapkannya.
Pikiran positifnya begini:
Jika dia tidak disatukan dengan seseorang yang dia harapin, ysjinlah bahwa Allah akan mempersatukannya kelak dengan seseorang yang tepat.
Pilihan hatinya belum tentu baik, tapi yang dipilihin Allah pasti baik.
Jodoh, kala ia datang lebih cepat tak ada yang mampu menghalangi, Tapi, jika memang belum masanya, maka tak ada pula yang mampu memaksa dan menyegerakan.
Baca Juga: Inilah Tips Bagi Para Jomblo Sebelum Menikah
FOKUS DIBENERIN
Kalo udah paham bahwa jodoh gak bisa dipaksain sekarang benerin fokus kehidupan.
Jodoh layaknya ajal, sudah bagian dari takdir Allah, janganlah menghabiskan waktu buat mikirin yang namanya Jodoh.
Jangan terlalu ribet mikirin orang yang belum tentu jadi milik kita, apalagi sama sekali belum kita tahu keberadaannya, bagaimana rupanya, kelak dia datang lewat mana, sesuatu yang masih jadi misteri.
Ada yang lebih berhak kita ingat yang memberi kita nikmat, memberi rezeki, memberi kebahagiaan dalam kesendirian kita, yaitu Allah SWT.
Coba hitung berapa banyak nikmat Allah yang diberikan tapi kita terlalu sibuk mengingat hal yang belum pasti?
Nikmat tubuh yang sehat, wajah yang segar dan bercahaya, kehidupan yang indah, keluarga dan teman yang hangat.
ADA YANG LEBIH PENTING UNTUK DISIAPKAN
Dan ada lagi yang jauh lebih baik diingat yaitu kematian, tidak sedikit orang yang mempersiapkan segala sesuatu dan sibuk mikirin hal-hal yang belum diketahui siapa dirinya, di mana gerangan dia berada, bagaimana dan kapan dia akan datang, menanti dan terus menanti.
Tapi ternyata kematianlah yang mendahuluinya, coba pikir, mempersiapkan pernikahan belum tentu menikah.
Tapi, mempersiapkan kematian, itu pasti, yakin lah kematian itu pasti adanya.
Sanggupkah kita bertemu dengan Allah sedang amal kita tidak bertambah karena kita lebih sibuk memikirkan JODOH?
TETAPLAH PADA PORSINYA
Bukan berarti ini gak penting buat dipikirin, yang namanya jomblo wajarlah kalo mikirin jodoh, tapi tetaplah pada porsinya. Segala sesuatu ada porsinya.
Jangan ngabisin waktu yang 24 jam buat mikirin misteri yang bukan domain kita, tapi domain Allah.
Kalo keinginan mendapatkan jodoh sesegera mungkin sudah jadi obsesi, coba jujur tanya sama diri.
Mengapa kita butuh jodoh sesegera mungkin?
Apakah kita ingin menikah karena kesepian?
Iri melihat yang lain sudah menikah?
Atau faktor umur yang terus menanjak?
Takut dibilang gadis tua/perjaka tua?
Takut dibilang, maaf "banci"?
Ogah dibully terus menerus?
Apakah menikah karena mengikuti sunnah?
Perhatikan ini saudara para jomblower.
Status jomblo itu bukan hal yang memalukan (selama kita bisa jaga diri).
Jomblo yang saleh/salehah bukan berarti tanpa baper (wajar lah wong kita manusia biasa).
Jomblo mulia bukan berarti tanpa galau.
Jomblo yang manis bukan berarti gak pernah patah hati dan kecewa.
Jomblo yang sabar juga bukan berarti tanpa derai air mata.
Hanya saja semua ada porsinya.
Galau, kecewa dan patah hati sewajarnya, namanya hati ada kalanya lemah dan berada di titik terendah, mudah berbolak balik.
Layaknya manusia biasa yang lemah ketika kenyataan tidak sesuai harapan maka kecewa.
Seringnya hati sulit menerima ketika angan dan rencana tidak sesuai kenyataan.
Jika keinginan dan harapan diri tidak bersahabat dengan kenyataan, maka tetaplah bersandar kepada takdir yang sudah Allah tetapkan.
Karena salah satu cara untuk mendapat ketenangan hati adalah ketika kita berserah diri sepenuhnya terhadap takdir Allah.
Menjaga diri dari was was adalah ketika kita menggantungkan segala harapan kepada-Nya.
LALU SIAPA JODOH KITA?
Bolehkah kita menebak-nebak? Kalo mau tau jawabannya atau menebak kira-kira siapa jodoh kita terlebih dahulu kita harus tahu "siapa saya" (yang sebenarnya?).
Bagi mereka yang udah tau siapa dirinya sebenarnya akan lebih "mudah" menemukan jodohnya.
Karena kita umumnya mencari pasangan yang sesuai dengan karakter kita, orang yang sukanya dugem dan pesta-pesta kemungkinan besar ketemu dengan pasangan yang doyan dugem dan pesta di tempat dugem/pesta juga.
Karena hatinya sudah condong pada kesukaan dugem dan pesta sehingga mencari pasangan yang punya kesukaan sama.
Bagi yang suka pengajian dan dengar tausiah kemungkinan akan bertemu jodoh yang memiliki kesukaan yang sama dan di tempat di mana ia sering berada (tempat tausiah/pengajian).
Meskipun kita percaya takdir Allah pada jodoh kita kelak tapi pilihan tetap ada di tangan kita. Kita bebas memilih dan berencana hendak menikah dengan siapa tapi apakah hal itu terjadi atau tidak tentu dengan izin Allah.
Karenanya perlunya ikhtiar dibarengi doa serta ikhlas menerima ketentuan-Nya, kalo jadi Alhamdulillah, kalo tidak pun tetap Alhamdulillah.
Yang paling penting bukan siapa jodoh kita nantinya, tapi penerimaan kita pada kondisi yang ditetapkan Allah untuk kita.
Sejauhmana kita bisa menerima kesendirian ini dengan lapang dada sebagai bagian dari rencana Allah pada hidup kita, tanpa harus menghinakan diri. Yang menikah belum tentu lebih baik daripada yang jomblo.
Bukan itu yang menentukan nilai seseorang, Hargailah diri, tak perlu jadi pelakor (perebut laki orang), gak ada gunanya.
Tetaplah jadi jomblo yang mulia.
Allah yang menjamin hidup kita, Allah sudah mengaturnya, Allah sudah menetapkannya.
Lalu apa yang perlu kita khawatirkan?
Apa yang ditakdirkan Allah pasti itu yang terbaik, walau seringnya hati manusia sulit menerima.
Manusia hanya bisa berencana, Allah sebaik baik pemberi keputusan.
Sabar dan tegar bukan tanpa kecewa, tangis dan luka, tapi ketika hati berusaha ikhlas menerima segala yang Allah berikan.
FASHBIR SHABRAN JAMIILAA
(Maka Bersabarlah Dengan Sabar Yang Baik)
Karena setiap pertemuan dan perpisahan sudah diatur oleh-Nya, yang datang dan pergi pun bukan suatu kebetulan, mereka adalah bagian takdir yang Allah berikan.
Sumber: lancarrezeki.blogspot.com
0 Komentar untuk "Renungan Bagi Jomblower Dalam Menanti Jodoh"