Pengertian Literasi |
Pengertian Literasi tidak terpisahkan dari dunia pendidikan. Literasi menjadi sarana siswa dalam mengenal, memahami, dan menerapkan ilmu yang didapatkannya di dingklik sekolah. Literasi juga terkait dengan kehidupan siswa, baik di rumah maupun di lingkungan sekitarnya untuk menumbuhkan budi pekerti mulia. Literasi pada awalnya dimaknai 'keberaksaraan' dan selanjutnya dimaknai 'melek' atau 'keterpahaman'. Pada langkah awal, “melek baca dan tulis" ditekankan lantaran kedua keterampilan berbahasa ini merupakan dasar bagi pengembangan melek dalam banyak sekali hal.
Pemahaman literasi pada alhasil tidak hanya merambah pada duduk perkara baca tulis saja. Agar mampu bertahan di abad XXI, masyarakat harus menguasai enam literasi dasar, yaitu literasi baca- tulis, matematika, sains, teknologi inf ormasi dan komunikasi, keuangan, serta kebudayaan dan kewarganegaraan. Tiga literasi lainnya yang perlu dikuasai adalah literasi kesehatan, keselamatan (jalan, mitigasi bencana), dan kriminal (bagi siswa SD disebut “se kolah aman”) (Wiedarti, Mei 2020). Literasi gesture pun perlu dipelajari untuk mendukung keterpahaman makna teks dan konteks dalam masyarakat multikultural dan konteks khusus para difabel. Semua ini merambah pada pemahaman multiliterasi.
Menurut Abidin (2020), multiliterasi dimaknai sebagai keterampilan memakai bermacam-macam cara untuk menyatakan dan memahami wangsit - wangsit dan isu dengan memakai bentuk - bentuk teks konvensional maupun bentuk - bentuk teks inovatif, simbol, dan multimedia. B eragam teks yang dipakai dalam satu konteks ini disebut teks multimoda (multimodal text ). Adapun pembelajaran yang bersifat multiliterasi -- memakai strategi literasi dalam pembelajaran dengan memadukan karakter dan keterampilan abad ke- 21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi) -- diharapkan sanggup menjadi bekal kecakapan hidup sepanjang hayat.
Berdasarkan uraian tersebut, istilah literasi merupakan sesuatu yang terus berkembang atau terus berproses, yang pada intinya ialah pemahaman terhadap teks dan konteksnya alasannya ialah manusia berurusan dengan teks semenjak dilahirkan, masa kehidupan, hingga kematian, Keterpahaman terhadap bermacam-macam teks akan membantu keterpahaman kehidupan dan banyak sekali aspeknya karena teks itu representasi dari kehidupan individu dan masyarakat dalam budaya masing- masing.
Komunitas sekolah akan terus berproses untuk menjadi individu ataupun sekolah yang literat. Untuk itu, implementasi GLS pun merupakan sebuah proses biar siswa menjadi literat, warga sekolah menjadi literat, yang alhasil literat menjadi kultur atau budaya yang dimiliki individu atau sekolah tersebut.
Saat ini kegiatan di sekolah ditengarai belum optimal berbagi kemampuan literasi warga sekolah khususnya guru dan siswa. Hal ini disebabkan antara lain oleh minimnya pemahaman warga sekolah terhadap pentingnya kemampuan literasi dalam kehidupan mereka serta minimnya penggunaan buku - buku di sekolah selain buku - teks pelajaran. Kegiatan membaca di sekolah masih terbatas pada pembacaan buku teks pelajaran dan belum melibatkan jenis bacaan lain.
Pada sisi lain, hasil beberapa tes yang telah dilakukan ialah sebagai berikut. PIRLS atau Progress International Reading Literacy Study (PIRLS) mengevaluasi kemampuan membaca siswa kelas IV. PISA atau Programme for International Student Assessment mengevaluasi kemampuan siswa berusia 15 tahun dalam hal membaca, matematika, dan sains. INAP atau Indonesia National Assessment Programme (INAP) mengevaluasi kemampuan siswa dalam hal membaca, matematika, dan sains. INAP disejarkan dengan PIRLS lantaran sama- sama untuk SD kelas IV.
Data ini selaras dengan temuan UN ESCO (2012) terkait kebiasaan membaca masyarakat Indonesia yang menyatakan bahwa hanya satu dari 1.000 orang Indonesia yang membaca. Sejalan dengan hal tersebut,hasil tes PIAAC atau Programme for the International Assessment of Adult Competencies tahun 2020 untuk tingkat kecakapan orang dewasa juga men unjukkan hasil yang memprihatinkan. Indonesia berada di peringkat paling bawah pada hampir semua jenis kompetensi yang diharapkan orang dewasa untuk bekerja dan berkarya sebagai anggota masyarakat. Kondisi demikian ini terang memprihatinkan lantaran kemampuandan keterampilan membaca merupakan dasar bagi pemerolehan pengetahuan, keterampilan, dan pembentukan sikap siswa. Oleh alasannya ialah itu , dibentuklah Satuan Tugas Gerakan Literasi Sekolah (GLS) sebagai salah satu alternatif untuk menumbuhkembangkan budi pekerti siswa melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat (Wiedarti dan Kisyani- L. ed., 2020).
Upaya sistematis dan berkesinambungan perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa. GLS untuk menumbuhkan minat baca dan kecakapan literasi telah dicanangkan semenjak tahun 2020 , namun ketika ini belum sepenuhnya menye ntuh aspek pembelajaran di kelas lantaran kondisi sekolah dan kelas berbeda - beda. Beberapa panduan terkait GLS telah diterbitk an tahun 2020 oleh Dikdasmen Kemendikbud, yakni (1) Desain Induk Gerakan Literasi Sekolah, (2) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar, (3) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Pertama, (4) Pand uan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Luar Biasa, (5) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Atas; (6) Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Menengah Kejuruan, (7) Buku Saku Gerakan Literasi Sekolah, (8) Manual Pendukung Gerakan Literasi Sekolah untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama. Saat ini, GLS perlu disempurnakan dengan panduan teknis dan pelatihan atau penyegaran untuk memampukan guru melakukan taktik literasi dalam pembelajaran.
Salah satu pembinaan tersebut ialah pembinaan guru target Kurikulum 2013. Materi yang disajikan terutama menekankan pada peningkatan keterampilan mengelola pembelajaran dengan taktik literasi untuk meningkatkan kecakapan literasi siswa, membentuk karakter, dan berbagi keterampilan kala ke - 21 (keterampilan berpikir tingkat tinggi). Keterampilan berpikir tingkat tinggi (keterampilan abad ke- 21) merupakan salah satu kompetensi capaian implementasi Kurikulum 2013.
0 Komentar untuk "Pengertian Literasi"