Pendampingan Kurikulum 2013 Tahun 2020


Pendampingan Kurikulum 2013 Tahun 2020. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memperlihatkan sumbangan pendampingan kurikulum 2013 (K13) kepada sekolah-sekolah. Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy, kurikulum yang sebenarnya yaitu para guru.

"Guru harus bisa memperlihatkan teladan kepada anak muridnya," disampaikan Mendikbud di Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Provinsi Jawa Tengah, Kamis (28/6).

Menurut Mendikbud, pembelajaran itu juga jangan terlalu kaku pada ketetapan kurikulum. Ia mengharapkan para kepala sekolah bisa membantu para guru memahami kiprahnya sebagai pendidik, bukan sekadar pengajar. Maka, pembelajaran yang diterapkan di sekolah haruslah fleksibel. Serta bisa memperlihatkan ruang yang cukup untuk pengembangan.

Sebelumnya mantan Rektor Universitas Muhammadiyah Malang ini menjelaskan bahwa Kemendikbud telah menggulirkan bermacam-macam kebijakan dalam rangka merestorasi pendidikan nasional melalui sistem persekolahan. Muhadjir juga mengajak para kepala sekolah yang hadir siang itu untuk menyelami dan merenungkan inti dari kebijakan yang ditempuh pemerintah selama dua tahun terakhir ini. Disebutkannya, dimulai dari revitalisasi komite sekolah, kemudian pengaturan hari sekolah yang diperkuat oleh Instruksi Presiden mengenai Penguatan Pendidikan Karakter, kemudian sistem zonasi, dan adaptasi beban kerja guru, serta penguatan tugas kepala sekolah. "Satu sama lainnya saling berkelindan," ujarnya.

Target Implementasi K13

Dilaporkan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen Dikdasmen) Hamid Muhammad, ketika ini terdapat sekitar 78 ribu sekolah yang memasuki tahap simpulan implementasi Kurikulum 2013. "Tahun ini yaitu tahun terakhir training dan pendampingan Kurikulum 2013. Tahun ini semua sekolah harus memakai Kurikulum 2013 tanpa kecuali," ujar Dirjen Dikdasmen.

Pendampingan sekolah peserta sumbangan akan dilaksanakan pada bulan Agustus hingga Desember 2020. Tujuannya yaitu untuk memperkuat pemahaman mengenai Kurikulum 2013 berikut perubahannya di lapangan. Serta untuk membantu mengatasi banyak sekali hambatan yang muncul pada ketika pelaksanaan kurikulum tersebut di sekolah. Para pendamping dibutuhkan sanggup mencermati dengan mendalam terkait apa saja yang terjadi di kelas.

Adapun sasaran output dari implementasi Kurikulum 2013 yang pertama berdasarkan Dirjen Hamid yaitu perubahan pendidikan aksara yang terintegrasi di sekolah. Baik intrakurikuler, ekstrakurikuler, maupun kokurikuler. Kemudian yang kedua yaitu perubahan budaya literasi di sekolah. Dicontohkannya, guru sanggup menargetkan siswanya untuk merampungkan 4-5 buku bacaan per tahun.

"Anak-anak jangan cuma disuruh untuk menghafal. HOTS (higher order thinking skills) itu bukan hanya milik anak Sekolah Menengan Atas saja. Tetapi semenjak dini harus diperkenalkan kepada peserta didik kita," pesan Hamid.

Target ketiga, sekolah harus bisa memperkenalkan dan melatih keterampilan kurun ke-21 ke peserta didik. Siswa harus dilatih untuk berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan bisa berkolaborasi.

Terkait pendampingan di tempat terdepan, tertinggal, dan terluar (3T), Dirjen Hamid melaporkan akan memperlihatkan penanganan secara khusus kepada sekolah-sekolah tersebut. "Kami, melalui LPMP yang akan mendatangi sekolah-sekolah tersebut," katanya.

Pada tahun pelajaran 2020 - 2019, di Provinsi Jawa Tengah terdapat 6.694 SD (SD) dan 1.097 SMP (SMP) pelaksana Kurikulum 2013. Bantuan dari Pemerintah disalurkan ke 681 gugus melalui Sekolah Inti dan 347 kluster melalui Sekolah Induk Kluster yang ditunjuk oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota setempat. Adapun kegiatan pemberian sumbangan kegiatan Pendampingan Kurikulum 2013 terbagi menjadi enam gelombang. 



= Baca Juga =



Related : Pendampingan Kurikulum 2013 Tahun 2020

0 Komentar untuk "Pendampingan Kurikulum 2013 Tahun 2020"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)