KARAKTERISTIK, TUJUAN, RUANG LINGKUP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA |
Mata pelajaran Bahasa Indonesia memiliki peranan yang sangat strategis dalam Kurikulum 2013. Peran utama mata pelajaran bahasa Indonesia adalah sebagai penghela ilmu pengetahuan. Dengan menyebarkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif maka peran bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri.
Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan MTs
Tujuan pembelajaran bahasa Indonesia diturunkan dari Permendikbud Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan kemudian diturunkan menjadi Kompetensi Inti (KI).Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama dan MTs mempunyai empat tujuan utama yang tertuang dalam kompetensi inti masing-masing jenjang pendidikan. Secara keseluruhan tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama dan MTs ialah (1) mempunyai sikap religius (2) mempunyai sikap sosial, (3) memiliki pengetahuan yang memadai tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia sesuai dengan jenjang pendidikan yang ditempuhnya, dan (4) mempunyai keterampilan membuat banyak sekali genre teks bahasa Indonesia.
Setiap pengetahuan tentang berbagai genre teks bahasa Indonesia harus diimplementasikan dalam produk berupa karya, artinya pengetahuan tersebut harus bermanfaat untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam membuat karya sesuai dengan genre teks yang ada. Selanjutnya pengetahuan-pengetahuan yang dipelajari siswa harus bisa mengubah perilaku siswa terutama yang berhubungan dengan sikap sosial dan religiusnya.
Ruang Lingkup Bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan MTs
Ruang lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia Sekolah Menengah Pertama dan MTs meliputi 15 jenis teks, yaitu: (1) teks anekdot, (2) teks eksposisi, (3) teks laporan hasil observasi, (4) teks prosedur komplek, (5) teks negosiasi, (6) teks kisah pendek, (7) teks pantun, (8) teks kisah ulang, (9) teks eksplanasi kompleks, (10) teks film/ drama, (11) Teks cerita sejarah, (12) teks berita, (13) teks iklan, (14) teks editorial/opini, dan (15) teks novel.
Hakikat Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
1. Sarana Berpikir
Hakikat pembelajaran Bahasa Indonesiaadalah proses berguru memahami dan memproduksi gagasan, perasaan, pesan, informasi, data, dan pengetahuan untuk berbagai keperluan komunikasi keilmuan, kesastraan, dunia pekerjaan, dan komunikasi sehari-hari baik secara tertulis maupun lisan. Dalam kaitannya dengan memahami dan memproduksi gagasan, perasaan, pesan, informasi, data, dan pengetahuan untuk berbagai keperluan tersebut, kegiatan berpikir mempunyai peranan sangat penting. Bahkan berpikir merupakan kegiatan sentral yang memungkinkan penerima didik sanggup memahami dan memproduksi gagasan dan lain-lain dengan baik. Oleh karena itu, guru harus menciptakan kondisi yang memungkinkan terjadinya proses berpikir secara optimal.
Proses berpikir optimal yang seharusnya melekat dan terus-menerus terjadi dalam pembelajaran bahasa Indonesia harus disadari pendidik dan peserta didik dalam setiap episode pembelajaran. Ketika pendidik menghadirkan sebuah teks, misalnya, isi teks itu akan dipahami dengan baik kalau penerima didik bisa dan mau berpikir (logis, kritis, dan kreatif).
Selanjutnya, penerima didik akan sanggup memproduksi gagasan dan lain-lain yang baru berdasarkan gagasan-gagasan yang ditemukan dalam teks tersebut, bila peserta didik mampu dan mau berpikir dengan baik pula.
Realisasi kegiatan berpikir itu misalnya menghubung-hubungkan gagasan, membandingkan gagasan, mempertentangkan gagasan, memilih-milah gagasan, menafsirkan data, menyimpulkan hasil analisis, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan-gagasan baru atau aspek-aspek gres yang akan dituangkan ke dalam tulisan atau paparan lisan dalam suatu peristiwa berbahasa tertentu. Dengan demikian, kegiatan berbahasa dan berpikir merupakan inti dalam pembelajaran berbahasa Indonesia.
2. Bahasa Indonesia sebagai Sarana Perekat Bangsa
Bahasa Indonesia memiliki peran sentral untuk mempersatukan bangsa dan sarana pengembangan intelektual, sosial, dan emosional penerima didik. Selain itu, penguasaan bahasa Indonesia oleh peserta didik juga akan menunjang keberhasilan mereka dalam mempelajari semua mata pelajaran. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia dibutuhkan membantu peserta didik mengembangkan potensi pikir, rasa, dan karsa untuk mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut, mengemukakan gagasan dan perasaan, menemukan serta memakai kemampuan berpikir kritis, kreatif, inovatif, inventif, dan imaginatif yang ada dalam diri penerima didik.
Ke arah masa depan, peserta didik memerlukan pengalaman berguru berbahasa Indonesia sebagai perekat bangsa. Proses penghayatan ini perlu diprogramkan secara terencana dan bersistem. Dengan cara ini melalui pengalaman berguru berbahasa Indonesia sebagai perekat bangsa diharapkan akan terbangun jiwa dan semangat kebersamaan penerima didik. Dengan demikian kedudukan bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa makin diperkuat melalui proses pendidikan di sekolah, sebagaimana tercerminkan dalam komunikasi sosial budayaal yang serasi di antara para penuturnya.
Bahasa Indonesia juga berperan penting dalam kehidupan sehari-hari untuk berbagai keperluan, untuk berkomunikasi dengan seluruh warga bangsa dalam rangka membangun rasa dan ikatan kebersamaan secara nasional, membangun komunikasi efektif sehari-hari, membangun korelasi sosial yang harmonis (komunikasi yang bermartabat), dan membangun kematangan emosional. Di sisi lain, sastra Indonesia berperan untuk penghalusan budi, peningkatan rasa kemanusiaan dan kepedulian sosial, penumbuhan apresiasi budaya, penyaluran gagasan, penumbuhan imajinasi, serta peningkatan ekspresi secara kreatif.
3. Penghela Ilmu Pengetahuan
Kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, inovatif, dan bahkan inventif peserta didik perlu secara sengaja dibina dan dikembangkan. Untuk melakukan hal itu, mata pelajaran bahasa Indonesia menjadi wadah strategis. Melalui membaca, menulis, mendengarkan, dan berbicara penerima didik sanggup menyebarkan kemampuan berpikir tersebut secara terus-menerus yang akan diteruKIan juga melalui mata pelajaran yang lain. Hal itu harus benar-benar disadari semua guru BI agar dalam menjalankan tugasnya dapat mewujudkan mata pelajaran Bahasa Indonesia sebagai wadah pembinaan/ pengembangan kemampuan berpikir.
Dengan mengembangkan kemampuan berpikir logis, kritis, kreatif, dan inovatif maka kiprah bahasa Indonesia sebagai penghela ilmu pengetahuan akan terus berkembang seiring dengan perkembangan bahasa Indonesia itu sendiri.
4. Penghalus Budi Pekerti
Lingkup mata pelajaran bahasa Indonesia mencakup kemampuan berbahasa dan bersastra. Melalui jenis teks sastra, bahasa Indonesia dapat dijadikan sebagai sarana penghalus budi pekerti siswa. Sastra Indonesia sebagai media ekspresi sikap kritis dan kreatif terhadap berbagai fenomena kehidupan mampu menumbuhkan kehalusan budi, kesetiakawanan sosial, kepedulian terhadap lingkungan, dan bisa membangun kencerdasan kehidupan masyarakat. Pembelajaran sastra dapat membentuk sikap kritis dan kreatif serta kepekaan terhadap berbagai fenomena kehidupan di lingkungan sosial budaya ataupun di lingkungan alam sekitar.
Bersastra dapat diwujudkan melalui kegiatan apresiasi dan produksi karya sastra (puisi, fiksi, dan drama). Kegiatan apresiasi karya sastra yang diawali dari membaca harus menjadi kegiatan penting dalam pembelajaran bersastra peserta didik. Melalui membaca puisi, fiksi, naKIah drama atau mendengarkan rekaman atau pembacaan puisi, cerpen, penggalan novel, dan/atau naKIah drama peserta didik terlibat dalam kegiatan reseptif. Pada kesempatan yang lain, peserta didik diajak untuk terlibat dalam kegiatan produktif untuk menulis atau menghasilkan puisi, cerpen, penggalan novel, dan/atau naKIah drama.
Melalui kegiatan produktif lisan atau tulis peserta didik juga dapat mempresentasikan kinerja apresiatifnya. Dengan demikian, kegiatan reseptif dan produktif dalam bersastra akan menjadi kegiatan sambung-menyambung dalam iklim pembelajaran yang menyenangkan.
5. Pelestari Budaya Bangsa
Bahasa Indonesia merupakan bab dari budaya bangsa yang perlu terus dilestarikan eksistensinya. Sebagai bagian dari budaya bangsa yang dijunjung tinggi, eksistensi bahasa Indonesia akan terus bertahan dan bahkan menguat kalau dilestarikan setiap penuturnya. Pemelajaran bahasa Indonesia dan komunitas sekolah pada umumnya, akan sangat aman untuk melestarikan eksistensi bahasa Indonesia mengingat peserta didik dan guru merupakan kelompok strategis di masyarakat untuk melestarikan eksistensi bahasa Indonesia sebagai bagian dari budaya bangsa.
0 Komentar untuk "Karakteristik, Tujuan, Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Dalam Kurikulum 2013"