HADIST SHAHIH TENTANG PUASA RAMADHAN |
Pengertian puasa terbagi atas dua yaitu secara bahasa dan secara istilah. Pengertian puasa berdasarkan bahasa yaitu menahan diri dari sesuatu. Ramadan (/ˌræməˈdɑːn/; Arab: رمضان Ramaḍān,: [ramaˈdˤaːn]; juga diromanisasikan sebagai Ramazan, Ramadhan, atau Ramathan) yaitu bulan kesembilan dalam kalender Islam, dan dirayakan oleh umat Muslim di seluruh dunia dengan puasa (saum) dan memperingati wahyu pertama yang turun kepada Nabi Muhammad berdasarkan menurut keyakinan umat Muslim. Perayaan tahunan ini dihormati sebagai salah satu dari rukun Islam. Bulan bulan puasa akan berlangsung selama 29–30 hari berdasarkan pengamatan hilal, berdasarkan beberapa hukum yang tertulis dalam hadits.
Sedangkan pengertian puasa berdasarkan istilah yaitu menahan diri dari segala perbuatan yang membatalkan puasa menyerupai makan, minum, muntah dengan sengaja, korelasi suami istri, onani dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Sedangkan Pengertian Puasa Ramadhan adalah puasa yang wajib dilaksanakan pada bulan Ramadhan oleh setiap umat Islam diseluruh dunia. Puasa Ramadhan merupakan puasa wajib bagi umat Islam yang dilaksanakan pada bulan Ramadhan yang jumlah harinya antara 29 dan 30 hari dalam puasa.
Puasa Ramadhan ternyata mempunyai manfaat yang besar, alasannya yaitu secara ilmiah berpuasa ternyata mempunyai banyak manfaat, di antaranya:
1. Saat berpuasa, sekitar 600 miliar sel dalam tubuh menghimpun diri supaya sanggup bertahan hidup. Dengan berhimpunnya 600 miliar sel, daya tahan tubuh seseorang akan semakin tangguh.
2. Memberikan kesempatan pada alat-alat pencernaan yang pada hari-hari tidak berpuasa bekerja ekstra keras.
3. Membebaskan tubuh dari racun, kotoran dan ampas (seperti tinja, urin, CO2, dan keringat) yang berarti membatasi suplai kuliner yang masuk ke dalam tubuh, penumpukan racun dan kotoran sanggup dicegah, dengan begitu akan mengurangi risiko penumpukan bakteri, virus menyerupai kuman yang merupakan racun di dalam tubuh, sehingga menghentikan kuliner untuk bakteri–virus dan sel kanker–sehingga tidak bisa hidup dalam tubuh manusia.
4. Adanya peningkatan sel darah putih yang sangat penting bagi kekebalan tubuh terhadap banyak sekali infeksi.
5. Meningkatkan daya serap kuliner yang semula hanya menyerap gizi sebesar 35% dari semua gizi yang dikandung dalam kuliner menjadi hampir mencapai 85%.
6. Bermanfaat pada proses pengobatan pasien obesitas yang sering menjadi pemicu penyakit-penyakit menyerupai jantung, hipertensi, dan gangguan kardiovaskuler.
7. Mampu memperbaiki fungsi-fungsi hormon dalam tubuh, termasuk hormon yang berkaitan dengan reproduksi.
8. Cadangan energi yang tersimpan dalam tubuh (dalam sel kulit dan berbentuk lemak) dikeluarkan sehingga melegakan pernafasan organ tubuh serta sel-sel penyimpannya yang menimbulkan kulit segar dan lembut. Kulit yang semula kendur akan berganti makin kencang dan tidak simpel berkerut.
9. Mengobati stroke, hipertensi, hipotensi, diabetes melitus, pengerasan pembuluh darah.
10. Mencegah serangan kanker hati, kanker lambung, hepatitis, pendarahan otak; gangguan ginjal, radang tenggorokan, radang hidung, amandel, dan radang kandung kemih.
11. Anda berguru menjadi orang yang lebih sabar dan tenang
12. Puasa Bisa mengurangi berat badan.
13. Puasa sebagai terapi nutrisi yang natural.
14. Hidup lebih baik dengan berpuasa
15. Berpuasa akan mengistirahatkan sistem pencernaan kita
“Barang siapa melaksanakan puasa Ramadhan semata-mata alasannya yaitu keimanan dan mencari ganjaran, pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (HR Bukhori dan Muslim)
“Sholat lima waktu, ibadah jum’at hingga jum’at berikutnya, ibadah Ramadhan hingga Ramadhan berikutnya yaitu penghapus dosa-dosa yang terjadi diantara waktu-waktu itu asalkan dosa-dosa besar dihindari.” (HR Muslim).
"Setiap amal yang dilakukan anak adam yaitu untuknya, dan satu kebaikan dibalas sepuluh kali lipatnya bahkan hingga tujuh ratus kali lipat, - Allah Ta'ala berfirman: “ kecuali puasa, bahu-membahu puasa yaitu untuk-Ku dan Aku yang eksklusif membalasnya. (Dalam puasa, anak Adam) meninggalkan syahwat, makan dan minumnya karena-Ku.” Orang yang berpuasa mendapat dua kesenangan, yaitu kesenangan ketika berbuka puasa dan kesenangan ketika berjumpa dengan Tuhannya. Sungguh, basi lisan orang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada aroma kesturi." (HR Bukhari dan Muslim)
Dari Sahl bin Sa’d RA bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Sesungguhnya di nirwana ada satu pintu yang disebut Ar-Royyan. Itulah pintu yang pada hari selesai zaman dikhususkan bagi orang-orang yang puasa. Tak ada satupun orang lain masuk dari pintu itu. Ketika itu berkumandang seruan: “Mana orang-orang yang puasa?” Maka mereka pun bangun (untuk masuk dari pintu itu). Tak ada satupun orang lain yang menyertai mereka. Apabila mereka sudah masuk, pintu itu ditutup. Kaprikornus tak ada satupun orang lain yang masuk dari pintu itu. (HR Bukhori dan Muslim).
“Barang siapa yang melaksanakan qiyam Romadon dengan penuh iktikad dan perhitungan, maka diampuni dosanya yang telah lalu” (Muttafaqun ‘aliahi)
“Sebaik-baiknya sedekah yaitu sedekah di bulan Ramadhan’ (HR Al-Baihaqi, Alkhotib dan At-Turmudzi)
“Barangsiapa yang memberi ifthor (santapan berbuka puasa) kepada orang-orang yang berpuasa, maka ia mendapat pahala senilai pahala orang yang berpuasa itu, tanpa me ngurangi pahala orang yang berpuasa tersebut” (HR. Ahmad, Turmudzi dan Ibnu Majah).
“Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam ketika memasuki sepuluh hari terakhir menghidupkan malam harinya, membangunkan keluarganya dan mengencangkan ikat pinggangnya” (HR Bukhari dan Muslim).
“Dari Abu Hurairah menceritakan, bahwa Nabi SAW sangat menganjurkan qiyam Ramadhan dengan tidak mewajibkannya. Kemudian Nabi SAW bersabda:”Siapa saja yang mendirikan shalat di malam Ramadhan penuh dengan keimanan dan cita-cita maka ia diampuni dosa-dosa yang telah lampau “(Muttafaq ‘alaihi, lafazh imam Muslim dalam shahihnya: 6/40)
"Carilah Lailatul Qadar pada (bilangan) ganjil dari sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Al-Bukhari, Muslim dan lainnya).
"Barangsiapa melaksanakan shalat malam pada ketika Lailatul Qadar alasannya yaitu iktikad dan mengharap pahala Allah, pasti diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. " (Hadits Muttafaq 'Alaih)
Hadis khusus untuk perempuan yang akan mengerjakan Tarwaih di mesjid: "Jika salah seorang diantara kalian (para wanita) ingin mendatangi masjid maka janganlah menyentuh wangi wangian" HR. Muslim. "Wanita manapun yang menggunakan wangi wangian, kemudian pergi ke masjid, maka shalatnya tidak diterima hingga ia mandi". HR. Ibnu Majah.
Barangsiapa berbuka puasa sehari tanpa ruksha (alasan yang dibenarkan) atau sakit, maka tidak akan sanggup ditebus dengan berpuasa semur hidup meskipun dia melakukannya (HR Al bukhari dan muslim)
Makanlah waktu sahur, bahu-membahu makan waktu sahur menimbulkan berkah (HR. Mustafa' alaih)
Barang siapa tidak sanggup meninggalkan ucapan dan perbuatan dusta (waktu berpuasa) maka Alloh tidak membutuhkan lapar dan hausnya (HR. Al bukhari)
Rasululloh Saw menaiki mimbar untuk berkhotbah. Menginjak anak tangga pertama beliau mengucapkan Aamin begitu pula pada anak tangga kedua dan ketiga. seusai shalat para sobat kemudian bertanya mengapa rasululloh mengucapkan Aamin, Beliau kemudian menjawab malaikat jibril tiba dan berkata "kecewa dan merugi orang yang bila namamu disebut dia tidak mengucapkan shalawat atasmu" kemudian akau berucap Aamin, kemudian malaikat berkata lagi "kecewa dan merugi yang berkesempatan hidup bersama orang tuanya tetapi dia tidak bisa hingga masuk surga" kemudian saya menjawab Aamin, kemudian katanya lagi, "kecewa dan merugi orang yang berkesempatan hidup di bulan ramadhan tetapi tidak terampuni dosa-dosanya" kemudian saya mengucapkan Aamin (HR Ahmad)
Dari Abi Said al-Khudri RA. Berkata,? Dulu kami beperang bersama Rasulullah SAW di bulan Ramadhan. Diantara kami ada yang tetap berpuasa dan ada yang berbuka.? Mereka memandang bahwa siapa yang besar lengan berkuasa untuk tetap berpuasa, maka lebih baik. (HR Muslim)
Dari Abi Hurairah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,"Siapa lupa ketika puasa kemudian dia makan atau minum, maka teruskan saja puasanya. Karena bahu-membahu Allah telah memberinya makan dan minum. (HR. Jamaah)
Dari Abu Bakar (Tabi'in) ia menyampaikan bahwa Marwan Ra mengutus dirinya menemui Ummu Salamah Ra untuk bertanya ihwal seseorang yang di waktu pagi dalam keadaan junub, apakah ia boleh shaum? Ummu Salamah menjawab: Rasulullah SAW pernah di waktu pagi dalam keadaan junub sesudah berjima? bukan berihtilam, kemudian dia tidak berbuka (tetap melanjutkan shaumnya) dan juga tidak mengqodonya? (HR. Muslim 2/780).
Abu Hurairah Radiallahuanhu, "Ketika kami duduk bersama Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam telah tiba seorang lelaki kepada Baginda kemudian berkata : "Binasalah aku!" Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam bersabda : "Kenapa dengan engkau?" Lelaki itu menjawab : "Aku telah berafiliasi suami istri (jima) sedang saya berpuasa (Ramadan)." Lalu Nabi bersabda : "Adakah engkau berdaya memerdekakan seorang hamba?" Lelaki itu menjawab : "Tidak". Lalu bersabda Nabi: "Adakah engkau berupaya menunaikan puasa dua bulan berturut2 ? Lelaki itu menjawab : "Tidak." Bersabda Nabi : "Adakah engkau berdaya memberi makan enam puluh orang miskin?" Lelaki itu menjawab : "Tidak." (Abu Hurairah) berkata : "Ketika kami duduk telah dibawakan kepada Nabi Sallallahu Alaihi Wasallam dengan serumpun tamar. "Lalu Baginda bersabda: Ambil (tamar) ini dan sedekahkan ...." (Hadis riwayat Al-Bukhari).
Selain yang dijelaskan di atas, adapula Hikmah Puasa Ramadhan, diantaranya:
1. Meningkatkan ketaqwaan
Sebagaimana firman Allah dalam Alquran, “Hai orang-orang yang beriman diwajibkan atas kau berpuasa, sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kau supaya kau bertaqwa” (QS. Al-Baqarah: 183).
2. Meningkatkan rasa syukur atas segala nikmat Allah
Wahai orang-orang kaya, bersedekahlah kepada orang-orang fakir pada bulan Ramadhan mulia ini, memberilah menyerupai pemberian orang yang tidak takut miskin. Berdermalah dengan harta dan kebaikan kepada saudara-saudaramu yang membutuhkan, jadilah orang yang mensyukuri nikmat Allah. Rasulullah SAW telah bersabda: “Allah sungguh ridha pada hamba yang memakan kuliner kemudian memuji-Nya atas makan itu atau meminum minuman kemudian memuji-Nya atas minuman itu” (HR. Muslim).
3. Orang yang berpuasa menyibukkan hatinya dengan pikir dan zikir.
Karena bila menuruti hawa nafsunya maka akan membuatnya lalai bahkan mengeraskan hati. Karena itu Rasulullah SAW mengarahkan untuk meringankan makan dan minum. Sabda Rasulullah : "Tidak ada wadah yang diisi penuh oleh anak Adam yang lebih jelek daripada perutnya. Cukuplah bagi anak Adam itu suapan yang sanggup menegakkan punggunya, kalau dia tidak mampu, maka 1/3 untuk makanannya, 1/3 untuk minumnya dan 1/3 untuk nafasnya" (HR. Ibnu Majah).
0 Komentar untuk "Hadist Shahih Perihal Puasa Ramadhan"