Sebagaimana kita akui bersama, bahwa sampaumur ini soal HOTS begitu menggelora kehadirannya ibarat hujan yang dinantikan ketika ekspresi dominan kemarau. Saat Indonesia terpuruk di level soal yang membutuhkan keterampilan membaca, mengolah informasi, dan menelaah seni administrasi penyelesaian masalah, maka soal HOTS pun digencarkan dan disosialisasikan supaya segenap penerima didik dari tingkatan pendidikan rendah sampai tinggi dijejali dengan soal-soal HOTS.
Perhatikan saja kebijakan yang diambil akhir-akhir ini. Ujian Nasional (UN) pun digencarkan dengan serbuan soal-soal HOTS. Sehingga, banyak siswa yang protes bahwa kisi-kisi melenceng dari kisi-kisi UN. Nyatanya apa? Masih berada di kisi-kisi UN, hanya saja ketika soal yang dikerjakan tidak ibarat biasanya yang diajarkan di kelas, maka dianggap soal tersebut di luar kisi-kisi UN.
Pun, di SBMPTN yang kabarnya akan menjadi UTBK (Ujian Tulis Berbasis Komputer), soal-soal yang akan dikeluarkan ialah soal sejenis soal HOTS yang materinya telah diajarkan di sekolah.
Juga pemerintah melalui lembaga-lembaga yang terkait juga gencar mensosialisasikan training dan diklat-diklat penyusunan perangkat pembelajaran berbasis soal HOTS. Tidak hanya materi evaluasinya yang dituntut HOTS, namun proses pembelajarannya diperlukan semenjak dini sudah dikaitkan dengan dilema HOTS.
Sebenarnya apa sih soal HOTS itu? Berikut rangkuman yang sanggup dipelajari.
High-order thinking ialah ketika mengingat kembali isu (recall atau ingatan) diminimalkan dan pemfokusan diberikan terhadap:
- Mentransfer dari satu konteks ke konteks lain
- Memproses dan menerapkan informasi
- Melihat kekerabatan antara isu yang berbeda
- Menggunakan isu untuk menuntaskan masalah
- Menguji gagasan dan isu secara kritis
Soal-soal HOTS merupakan instrumen pengukuran yang dipakai untuk mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, yaitu kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melaksanakan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS pada konteks asesmen mengukur kemampuan: 1) transfer satu konsep ke konsep lainnya, 2)memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari kaitan dari banyak sekali isu yang berbedabeda, 4) memakai isu untuk menuntaskan masalah, dan 5) menelaah ide dan isu secara kritis. Meskipun demikian, soal-soal yang berbasis HOTS tidak berarti soal yang lebih sulit daripada soal recall.
Dilihat dari dimensi pengetahuan, umumnya soal HOTS mengukur dimensi metakognitif, tidak sekadar mengukur dimensi faktual, konseptual, atau prosedural saja. Dimensi metakognitif menggambarkan kemampuan menghubungkan beberapa konsep yang berbeda, menginterpretasikan, memecahkan dilema (problem solving), menentukan seni administrasi pemecahan masalah, menemukan (discovery) metode baru, berargumen (reasoning), dan mengambil keputusan yang tepat.
Oleh sebab itu, mari galakkan satu materi satu soal HOTS, dan blog berbagi dan belajar akan membagikan beberapa pola soal HOTS (High Order Thinking Skill) untuk Matematika Sekolah Menengah Pertama atau Matematika SMA, Sekolah Menengah kejuruan sebagai berikut. Semoga menjadi ide dan pengembangan soal-soal HOTS ke depannya.......
Langsung saja ya....
Jangan lupa untuk instal aplikasi telegram di android atau iphone anda, dan jangan lupa berlangganan di channel Telegram Pak Anang Blog di http://t.me/pakanangblog untuk mendapat update terbarunya....
Klik untuk memperbesar.
Semoga bermanfaat!
0 Komentar untuk "Contoh Soal Hots Matematika Smp Dan Matematika Sma"