BAB I KONSEP INOVASI PENDIDIKAN
A. PENDAHULUAN
Kemajuan dan perubahan kehidupan sosial yang serba cepat ini merupakan tantangan dan atau problem dalam pendidikan. Bagaimana kita harus menyiapkan bahkan bisa menyebarkan anak didik semoga mereka bisa menghadapi kehidupan modern. Bagaimana kurikulum sekolah harus disusun semoga rekevan dengan tantangan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan?. Bagaimana mendayagunakan akomodasi peralatan teknologi untuk mengefektifkan proses belajar?. Metodologi apa yang tepat digunakan sesuai dengan perubahan pola kehidupan dewasa ini?. Masih banyak lagi permasalahan dalam bidang pendidikan yang tidak akan pernah habis alasannya ialah tantangan kehidupan yang selalu berubah dan berkembang.
B. PENGERTIAN INOVASI
Kata ”innovation” (bahasa Inggris) sering diterjemahkan segala hal yang gres atau pembaharuan (S. Wojowasito, 1972), tetapi ada yang menimbulkan kata innovation menjadi kata Indonesia yaitu ”inovasi”. Inovasi kadang-kadang juga digunakan untuk menyatakan penemuan, alasannya ialah hal yang gres itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris ”discovery” dan ”invention”. Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, alasannya ialah keduanya membicarakan usaha pembaharuan.
Untuk memperluas wawasan serta memperjelas pengertian penemuan pendidikan, maka perlu dibicarakan dulu perihal pengertian discovery, invention, innovation, dan modernisasi sebelum membicarakan tentang pengertian penemuan pendidikan
”Discovery”, ”invention”, dan ”innovation” sanggup diartikan dalam bahasa Indonesia ”penemuan”, maksudnya ketiga kata tersebut mengandung arti ditemukannya sesuatu yang baru, baik sebetulnya barangnya itu sendiri sudah ada lama kemudian baru diketahui atau memang benar-benar baru dalam arti sebelumnya tidak ada. Demikian pula mungkin hal yang gres itu diadakan dengan maksud untuk mencapai tujuan tertentu. Inovasi dapat menggunakan diskoveri atau invensi. Untuk jelasnya marilah kita bicarakan ketiga pengertian tersebut satu persatu.
Diskoveri (discovery) adalah suatu penemuan sesuatu yang sebetulnya benda atau hal yang ditemukan itu sudah ada, tetapi belum diketahui orang. Misalnya penemuan benua Amerika. Sebenarnya benua Amerika itu sudah usang ada, tetapi baru ditemukan oleh Columbus pada tahun 1492, maka dikatakan Columbus menemukan benua Amerika, artinya orang Eropa yang pertama menjumpai benua Amerika.
Invensi (invention) ialah suatu penemuan sesuatu yang benar-benar baru, artinya hasil kreasi manusia. Benda atau hal yang ditemui itu benar-benar sebelumnya belum ada, kemudian diadakan dengan hasil kreasi baru. Misalnya penemuan teori belajar, teori pendidikan, teknik pembuatan barang dari plastik, mode pakaian, dan sebagainya. Tentu saja munculnya ide atau kreativitas berdasarkan hasil pengamatan, pengalaman, dari hal-hal yang sudah ada, tetapi wujud yang ditemukannya benar-benar baru.
Inovasi (innovation) ialah suatu ide, barang, kejadian, metode yang dirasakan atau diamati sebagai suatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat), baik itu berupa hasil invention maupun diskoveri. Inovasi diadakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan suatu problem tertentu.
Agar memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang pengertian penemuan dan juga guna memperluas wawasan perhatian, beberapa definisi inovasi yang dibentuk para mahir dikemukakan di bawah ini:
1. An innovation is an idea for accomplishing some recognition social and in a new way or for a means of accomplishing some social (Donald P. Ely 1982, Seminar on Educational Change).
2. An innovation is any idea, practice, or mate artifact perceived to be new by the relevant unit of adopt. The innovation is the change object. A change is the altera in the structure of a system that requires or could be required relearning on the part of the actor (s) in response to a situation. The requirements of the situation often involve a res to a new requirement is an inventive process producing an invention. However, all innovations, since not everything an individual or formal or informal group adopt is perceived as new. (Zaltman, Duncan, 1977:12)
3. The term innovation is usually employed in three different contexts. In one context it is synonymeus with invention; that is, it refers to a creative process whereby two or more existing concepts or entities are combined in some novel way to produce a configuration not previously known by the person involved. A person or organization performing this type of ac tivity is usually said to be innovative. Most of the literature on creativity treats the term innovation in this fashion. (Zaltman, Duncan, Holbek, 1973:7)
4. Innovation is ….. the creative selection, organization and utilization of human and material resources in new and unique ways which will result in the attainment of a higher level of achievement for the defined goals and objectives. (Huberman, 1973:5)
5. Innovation is a species of the genus “change”. Generally speaking it seems useful to define an innovation as a deliberate, novel, specific change, which is thought to be more efficacious in accomplishing the goal of system. From the point of view of this book (innovation in education), it seem helpful to consider innovations as being willed and planned for rather than as accruing haphazardly. (Matthew B. Miles, 1964:14).
6. An innovation is an idea, practice, or object that is perceived as new by an individual or other unit of adoption. It matters little, so far as human behavior is concerned, whether or not an idea is “objectively” new as measured by the lapse of time since its first use or discovery. The perceived newness of the idea for the individual determines his or her reaction to it. If the idea seems new to the individual, it is an innovation. (M. Rogers, 1983:11
Dari beberapa definisi inovasi yang dibuat para ahli tersebut, sanggup diketahui bahwa tidak terjadi perbedaan yang mendasar tentang pengertian inovasi antara satu dengan yang lain. Jika terjadi ketidaksamaan hanya dalam susunan kalimat atau penekanan maksud, tetapi pada dasarnya pengertiannya sama. Semua definisi tersebut menyatakan bahwa penemuan ialah suatu ide, hal-hal yang praktis, metode, cara, barang-barang buatan manusia, yang diamati atau dirasakan sebagai suatu yang baru bagi seseorang atau kelompok orang (masyarakat). Hal yang baru itu dapat berupa hasil invensi atau diskoveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu atau untuk memecahkan masalah.
C. PENGERTIAN INOVASI PENDIDIKAN
Inovasi pendidikan adalah inovasi dalam bidang pendidikan atau penemuan untuk memecahkan problem pendidikan. Kaprikornus penemuan pendidikan ialah suatu ide, barang, metode, yang dirasakan atau diamati sebagai hal yang gres bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat) baik berupa hasil invensi atau diskaveri, yang digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan atau untuk memecahkan problem pendidikan.
Pendidikan ialah suatu sistem, maka penemuan pendidikan meliputi hal-hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, akademi tinggi atau forum pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas misalnya sistem pendidikan nasional. Mattew B. Miller menjelaskan pengertian inovasi pendidikan sebagai berikut: ”To give more concreteness the universe called ”educational innovations” some samples are described billow. They are organized according to the aspect of a social system which they appear to be most clearly associated. In most cases social system involved should be taken to be that of a school or cell although some innovations take place within the context of many larger systems.”
Berikut ini contoh-contoh inovasi pendidikan dalam setiap komponen pendidikan atau komponen sistem sosial sesuai dengan yang dikemukakan oleh B. Miles, dengan perubahan isi disesuaikan dengan perkembangan pendidikan berilmu balig cukup akal ini.
- Pembinaan personalia. Pendidikan yang merupakan penggalan dari sistem sosial tentu menentukan personal (orang) sebagai komponen sistem. Inovasi yang sesuai dengan komponen personel misalnya: peningkatan mutu guru, sistem kenaikan pangkat, hukum tata tertib siswa, dan sebagainya.
- Banyaknya personal dan wilayah kerja . Sistem sosial tentu menjelaskan tentang berapa jumlah personalia yang terikat dalam sistem serta dimana wilayah kerjanya. Inovasi pendidikan yang relevan dengan aspek ini misalnya: berapa ratio guru siswa pada satu sekolah dalam sistem PAMONG pernah diperkenalkan ini dengan ratio 1 : 200 artinya satu guru dengan 200 siswa). Sekolah Dasar di Amerika satu guru dengan 27 siswa, perubahan besar wilayah kepenilikan, dan sebagainya.
- Fasilitas fisik. Sistem sosial termasuk juga sistem pendidikan mendayagunakan banyak sekali sarana dan hasil teknologi untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang sesuai dengan komponen ini misalnya: perubahan bentuk tempat duduk (satu anak satu kursi dan satu meja), perubahan pengaturan dinding ruangan (dinding batas antar ruang dibuat yang gampang dibuka, sehingga pada diharapkan dua ruangan sanggup disatukan), perlengkapan perabot laboratorium bahasa, penggunaan CCTV (TVCT- Televisi Stasiun Terbatas), dan sebagainya.
- Penggunaan waktu . Suatu sistem pendidikan tentu memiliki perencanaan penggunaan waktu. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: pengaturan waktu berguru (semester, catur wulan, pembuatan kegiatan pelajaran yang dapat memberi kesempatan mahasiswa untuk memilih waktu sesuai dengan keperluannya, dan sebagainya.
- Perumusan tujuan . Sistem pendidikan tentu memiliki rumusan tujuan yang jelas. Inovasi yang relevan dengan komponen ini, mi salnya: perubahan tujuan tiap jenis sekolah (rumusan tujuan TK, SD diubahsuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan tantangan kehidupan), perubahan rumusan tujuan pendidikan nasional dan sebagainya.
- Prosedur . Sistem pendidikan tentu mempunyai prosedur untuk mencapai tujuan. Inovasi pendidikan yang relevan dengan komponen ini misalnya penggunaan kurikulum baru, cara membuat persiapan mengajar, pengajaran individual, pengajaran kelompok, dan sebagainya.
- Peran yang diharapkan . Dalam sistem sosial termasuk sistem pendidikan diperluka kejelasan peran yang diperlukan untuk melancarkan jalannya pencapaian tujuan inovasi yang relevan dengan komponen ini, misalnya: peran guru sebagai pemakai media (maka diperlukan keterampilan memakai banyak sekali macam media), kiprah guru sebagai pengelola kegiatan kelompok, guru sebagai anggota team teaching, dan sebagainya.
- Wawasan dan perasaan. Dalam interaksi sosial biasanya berkembang suatu wawasan dan perasaan tertentu yang akan menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Kesamaan wawasan dan perasaan dalam melakukan tugas untuk mencapai tujuan pendidikan yang sudah ditentukan akan mempercepat tercapainnya tujuan. Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya wawasan pendidikan seumur hidup, wawasan pendekatan keterampilan proses, perasaan cinta pada pekerjaan guru, kesediaan berkorban, kesabaran sangat diperlukan untuk menunjang pelaksanaan kurikulum SD yang disempurnakan, dan sebagainya.
- Bentuk korelasi antar penggalan (mekanisme kerja). Dalam sistem pendidikan perlu ada kejelasan hubungan antara bagian atau mekanisme kerja antara bagian dalam pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan. Inovasi yang relevan dengan komponen ini misalnya: diadakan perubahan pembagian kiprah antara seksi di kantor departemen pendidikan dan mekanisme kerja antar seksi, di akademi tinggi diadakan perubahan korelasi kerja antara jurusan, fakultas, dan biro pendaftaran perihal pengadministrasian nilai mahasiswa, dan sebagainya.
- Hubungan dengan sistem yang lain . Dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan dalam beberapa hal harus berafiliasi atau bekerja sama dengan sistem yang lain. Inovasi yang relevan dengan bidang ini misalnya: dalam pelaksanaan perjuangan kesehatan sekolah bekerjasama atau berafiliasi dengan Departemen Kesehatan, data pelaksanaan KKN harus kerjasama dengan Pemda setempat, dan sebagainya.
- Strategi. Yang dimaksud dengan strategi dalam hal ini ialah tahap-tahap kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan inovasi pendidikan.
Adapun macam dan pola strategi yang digunakan sangat sukar untuk diklasifikasikan, tetapi secara kronologis biasanya memakai pola urutan sebagai berikut:
1) Desain . Ditemukannya suatu inovasi dengan perencanaan penyebarannya berdasarkan suatu penelitian dan obeservasi atau hasil penilaian terhadap pelaksanaan sistem pendidikan yang sudah ada.
2) Kesadaran dan perhatian . Suatu potensi yang sangat menunjang berhasilnya inovasi ialah adanya kesadaran dan perhatian sasaran inovasi (baik individu maupun kelompok) akan perlunya inovasi. Berdasarkan kesadaran itu mereka akan berusaha mencari informasi perihal inovasi.
3) Evaluasi . Para sasaran inovasi mengadakan penilaian terhadap vasi tentang kemampuannya untuk mencapai tujuan, tentang kemungkinan dapat terlaksananya sesuai dengan kondisi situasi, pembiayaannya dan sebagainya.
4) Percobaan . Para sasaran inovasi mencoba menerapkan inovasi untuk membuktikan apakah memang benar penemuan yang dinilai baik itu sanggup diterapkan seperti yang diharapkan. Jika ternyata berhasil maka penemuan telah direncanakan.
BAB II INOVASI DAN MODERNISASI
Pada waktu membicarakan inovasi sering orang mengajukan pertanyaan tentang modernisasi, karena antara keduanya tampak persamaan yaitu kedua- duanya merupakan perubahan sosial. Agar sanggup mengetahui apa perbedaan dan juga kaitan antara inovasi modernisasi, perlu d ipahami apa inovasi dan apa modernisasi, baru kemudian dicari kaitan antara keduanya. Inovasi telah dibicarakan maka kini dibicarakan modernisasi.
Istilah (term) “modern” mempunyai banyak sekali macam arti dan juga mengandung berbagai macam tambahan arti (connotations). Istilah moden ini digunakan tidak hanya untuk orang-orang tetapi juga untuk bangsa, sistem politik, ekonomi lembaga seperti rumah sakit, sekolah, perguruan tinggi, perumahan, pakaian, serta bebagai macam kebiasaan. Pada umumnya kata modern digunakan untuk menunjukkan terjadinya perubahan ke arah yang lebih baik, lebih maju dalam arti lebih menyenangkan, lebih meningkatkan kesejahteraan hidup. Dengan cara gres (modern) sesuatu akan lebih efektif dan efisien untuk mencapai tujuan. Misalnya dalam perkembangan transportasi, alasannya ialah kuda lebih modern daripada gerobak yang ditarik orang, tetapi mobil lebih modern daripada kereta kuda, pesawat lebih modern daripada mobil. Jadi “modern” dari satu segi sanggup diartikan sesuatu yang gres dalam arti lebih maju atau lebih baik daripada yang sudah ada. Baik dalam arti lebih menawarkan kesejahteraan atau kesenangan bagi kehidupan.
Eissentadt menjelaskan bahwa menurut sejarahnya modernisasi ialah proses perubahan sistem sosial, ekonomi, dan politik, yang telah berkembang di Eropa Barat dan Amerika Utara dari periode ke 17 hingga periode ke 19, dan kemudian telah berkembang pula di berbagai Negara di Eropa. Dalam abad ke 19 dan 20 berkembang pula ke Amerika Selatan, Asia, dan Afrika. Proses perkembangan atau perubahan itu berlangsung secara bertahap, dan tidak semua masyarakat berkembang dalam tahap urutan yang sama. Jadi modernisasi pada dasarnya merupakan proses perkembangan, secara kebetulan Eropa Barat dan Amerika Utara telah berkembang lebih dahulu, dan sekarang bangsa dari dunia ketiga sedang berjuang untuk menyamakan diri mencapai status kehidupan modern. Dengan kata lain modernisasi ialah bekerja sama dengan dunia dengan maksud agar dapat meningkatkan hal-hal yang esensial dalam kehidupan, walaupun mungkin juga terjadi kekacauan atau perpecahan. (M. Francais Abraham, 1980:4).
Agar lebih jelas dan lebih luas wawasan serta pemahaman kita perihal pengertian, batasan atau definisi modernisasi, perhatikan beberapa definisi atau pengertian modernisasi yang dikemukakan para mahir berikut ini.
1. Moore. What is involved in modernization is a “total transformation of a traditional or pre-modern society into the types of technology and associated social organization that characterize the “advanced ” economically prosperous, and relatively politically stableations of the western world. But what exactly does (or should) modernization mean?. Unquestionably, the people of the third world nations tend to know very well that people in industrialized societies have a higher standard of living, and they tend to want better services (such as education, and medical care) and more material wealth. Unquestionably, too, the masses and the leaders in these countries want political and economic equality with the other nations of the world. (Donald P Ely, 1982, Seminar on Educational Change)
2. Everett Rogers. Modernization in the process by which individuals change from a traditional way of life to a more complex, t echnologically advanced, rapidly changing style of life. (Francis Abraham, 1980:5).
3. Black. Modernization is the process by which historically evolved institutions
are adapted to the rapidly change functions that reflect the unprecedented increase in man’s knowledge, permitting control over his environment, that accompanied the scientific revolution (Francis Abraham, 1980:5).
4. Lerner. Modernization is simply “ a secular trend unilateral direction from traditional to participant life ways”. (Francis Abraham, 1980:5)
5. Marion Levy, takes “the measure of modernization the rational inanimate to animate source of power. The higher that ratio, higher is the degree of modernization”. (Francis Abraham, 1980:5)
6. And Chodak identifies three types of modernization, named (1) Industrial modernization which arises out of the necessity, (2) Acculturative modernization which is the creation of semi-developmental, buffer culture, which result from the super-position of the foreign culture on the traditional culture; (3) Induced modernization which consists of organized effort aimed at infrastructure building and planned socio-economy development. (Francis Abraham, 1980:5)
7. Inkeles, described modernity in terms of a number of psychological variables that constitute a kind of mentality characteristic the typical modern man (Francis Abraham, 1980:5)
Dari beberapa definisi atau pendapat tentang modernisasi yang dikemukakan oleh para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa semuanya sependapat modernisasi adalah proses perubahan sosial dari masyarakat tradisional (yang belum modern) ke masyarakat yang lebih maju (masyarakat industri yang sudah modern). Di antara gejala masyarakat yang sudah maju (modern) ialah bidang ekonomi telah makmur, bidang politik sudah stabil, terpenuhi pelayanan kebutuhan pendidikan dan kesehatan.
Perbedaan rumusan definisi modernisasi antara para ahli tersebut hanya perbedaan penekanan. Ada yang menekankan pada perubahan sosial secara menyeluruh, seperti yang dikemukakan More, Black, and Chodak, mereka ini mengartikan modernisasi sebagai proses perubahan kehidupan masyarakat. Sedangkan Rogers, Lerner, dan Inkeles menekankan pada perubahan pribadi (individu), artinya perubahan individu dari gaya atau pola hidup tradisional ke gaya atau pola hidup modern. Perubahan sikap, sifat atau gaya hidup individu terjadi sebagai akibat terjadinya perubahan kehidupan masyarakat yakni dari masyarakat tradisional ke masyarakat yang sudah maju (industri).
Inkeles mengemukakan secara detail tentang ciri-ciri manusia modern, berdasarkan penelitiannya pada masyarakat yang industrinya sudah maju. Antara lain ia mengemukakan bahwa ada 12 aspek yang menjadi tanda (karakteristik) insan modern yaitu:
1. Bersikap terbuka terhadap pengalaman baru, artinya jika menghadapi tawaran atau ajakan hal-hal yang baru yang lebih menguntungkan untuk kehidupannya akan selalu mau memikirkan dan kemudian mau menerimanya, tidak menutup diri terhadap perubahan.
2. Selalu siap menghadapi perubahan sosial, artinya siap untuk mendapatkan perubahan-perubahan yang terjadi dalam masyarakat, misalnya partisipasi dalam bidang politik, peningkatan kesempatan kerja bagi wanita, perpindahan penduduk, pergaulan atau hubungan orang tua dengan cowok dan sebagainya. Manusia modern siap untuk memahami perubahan yang terjadi di sekitarnya.
3. Berpandangan yang luas, artinya pendapat-pendapatnya tidak hanya berdasarkan apa yang ada pada dirinya, tetapi mau mendapatkan pendapat yang tiba dari luar dirinya serta sanggup memahami adanya perbedaan pandangan dengan orang lain. Ia sanggup memahami perilaku orang lain yang berbeda dengan dirinya.
4. Mempunyai dorongan ingin tahu yang berpengaruh . Manusia modern akan selalu berusaha memperoleh informasi tentang apa yang terjadi di lingkungannya dan juga informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan kehidupannya.
5. Manusia modern lebih berorientasi pada masa kini dan masa yang akan datang daripada masa yang lampau. Manusia modern tidak hanya akan mengenang kejayaan atau kegagalan masa lalu, tetapi lebih aktif untuk berfikir bagaimana masa kini dan yang datang.
6. Manusia modern berorientasi dan juga percaya pada perencanaan baik jangka panjang maupun jangka pendek . Kehidupan manusia moden selalu direncanakan sebelumnya melalui perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang.
7. Manusia modern lebih percaya pada hasil perhitungan manusia dan pemikiran manusia daripada takdir atau pembawaan . Ia percaya bahwa insan sanggup mengontrol kejadian di sekitarnya.
8 Manusia modern menghargai ketrampilan teknik dan juga menggunakannya sebagai dasar derma imbalan.
9. Wawasan pendidikan dan pekerjaan. Manusia modern memiliki wawasan yang lebih maju tentang pendidikan dan pekerjaan. Pendidikan di sekolah formal lebih ditekankan untuk menguasai ketrampilan membaca, menulis dan berhitung daripada untuk melakukan pendidikan agama atau moral, alasannya ialah ilmu pengetahuan dan teknologi yang akan sanggup digunakan untuk memecahkan problem kehidupan. Demikian pula insan modern akan mempunyai pekerjaan yang sanggup memberi keuntungan walaupun mungkin melanggar sangsi kepercayaan tradisional.
10.Manusia modern menyadari dan menghargai kemuliaan orang lain terutama orang yang lemah menyerupai wanita, anak-anak, dan bawahannya.
11.Memahami perlunya produksi . Manusia modern dalam mengambil keputusan akan mempertimbangkan juga sejauh mana dampak terhadap hasil produksi dari suatu industri (ia sebagai pegawai perusahaan ikut menyadari akan kepentingan perusahaan).
Berdasarkan uraian tersebut kini tiba saatnya untuk membicarakan kaitan antara inovasi dan modernisasi. Inovasi dan modernisasi keduanya merupakan perubahan sosial, perbedaannya hanya pada penekanan ciri dari perubahan itu. Inovasi menekankan pada ciri adanya sesuatu yang diamati sebagai sesuatu yang baru bagi individu atau masyarakat sedangkan modernisasi menekankan pada adanya proses perubahan dari tradisional ke modern, atau dari yang belum maju ke yang sudah maju. Jadi dapat disimpulkan bahwa diterimanya suatu penemuan sebagai tanda adanya modernisasi. Misalnya untuk meningkatkan kesejahteraan perlu diadakan transmigrasi. Transmigrasi merupakan hal yang baru bagi masyarakat, maka transmigrasi ialah suatu inovasi. Masyarakat yang sudah mau menerima ide transmigrasi dan mau melaksanakan transmigrasi berarti sudah memenuhi ciri masyarakat modern yang siap menghadapi perubahan dan meninggalkan pola pikir tradisi yang bersemboyan (bahasa Jawa) ”mangan ora mangan yen kumi” artinya meskipun tidak makan asal tetap berkumpul dengan sesama saudara.
BAB III KARAKTERISTIK DAN STRATEGI INOVASI PENDIDIKAN
Everett M. Rogers (1993:14-16) mengemukakan karakteristik penemuan yang sanggup mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan inovasi, sebagai berikut:
1. Keuntungan relatif, yaitu sejauh mana inovasi dianggap menguntungkan bagi penerimanya. Tingkat laba atau kemanfaatan suatu penemuan sanggup diukur berdasarkan nilai ekonominya, atau mungkin dari faktor status sosial (gengsi), kesenangan, kepuasan, atau karena mempunyai komponen yang sangat penting. Makin menguntungkan bagi penerima makin cepat tersebarnya inovasi.
2. Kompatibel (compatibility) ialah tingkat kesesuaian inovasi dengan nilai (values), pengalaman lalu, dan kebutuhan dari penerima. Inovasi yang tidak sesuai dengan nilai atau norma yang diyakini oleh penerima tidak akan diterima secepat inovasi yang sesuai dengan norma yang ada. Misalnya penyebarluasan penggunaan alat kontrasepsi di masyarakat yang keyakinan agamanya melarang penggunaan alat tersebut, maka tentu saja penyebar penemuan akan terhambat.
3. Kompleksitas (complexity) ialah tingkat kesukaran untuk memahami dan memakai penemuan bagi penerima. Suatu penemuan yang gampang dimengerti dan gampang digunakan oleh peserta akan cepat tersebar, sedangkan penemuan yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh penerima akan lambat proses penyebarannya. Misalnya masyarakat pedesaan yang tidak mengetahui tentang teori penyebaran bibit penyakit melalui kuman, diberitahu oleh penyuluh kesehatan agar membiasakan memasak air yang akan diminum, karena air yang tidak dimasak jika diminum sanggup menimbulkan sakit perut. Tentu saja permintaan itu sukar diterima. Makin gampang dimengerti suatu penemuan akan makin cepat diterima oleh masyarakat.
4. Trialabilitas (trialability) ialah sanggup dicoba atau tidaknya suatu penemuan oleh penerima. Suatu penemuan yantg dicoba akan cepat diterima oleh masyarakat daripada inovasi yang tidak dapat dicoba lebih dulu. Misalnya penyebarluasan penggunaan hibrida padi gogo akan cepat diterima oleh masyarakat jika masyarakat dapat mencoba dulu menanam dan sanggup melihat hasilnya.
5. Dapat diamati (observability) ialah mudah tidaknya diamati suatu hasil inovasi. Suatu inovasi yang hasilnya mudah diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan lama diterima oleh masyarakat. Misalnya penyebarluasan penggunaan bibit unggul padi, karena petani dapat dengan mudah melihat hasil padi yang menggunakan bibit unggul tersebut, maka mudah untuk memutuskan mau menggunakan bibit unggul yang diperkenalkan. Tetapi mengajak petani yang buta aksara untuk mau berguru membaca dan menulis tidak sanggup segera dibuktikan alasannya ialah para petani sukar untuk melihat hasil yang konkret menguntungkan sehabis orang tidak buta aksara lagi.
Zaltman, Duncan, dan Holbek mengemukakan bahwa cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh atribut sendiri. Suatu inovasi sanggup merupakan kombinasi dari banyak sekali macam atribut (Zaltman, 1973: 32-50). Untuk memperjelas kaitan antara inovasi dengan cepat lambatnya proses penerimaan (adopsi), maka kita lihat secara singkat atribut inovasi yang dikemukakan Zaltman, sebagai berikut:
1. Pembiayaan (cost), cepat lambatnya penerimaan inovasi dipengaruhi oleh pembiayaan, baik pembiayaan pada awal (penggunaan) maupun pembiayaan untuk pembinaan selanjutnya. Walaupun diketahui pula bahwa biasanya tingginya pembiayaan ada kaitannya dengan kualitas inovasi itu sendiri. Misalnya penggunaan modul di sekolah dasar. Ditinjau dari pengembangan pribadi anak, kemandirian dalam usaha (belajar) mempunyai nilai positif, tetapi alasannya ialah pembiayaan mahal maka balasannya tidak sanggup disebarluaskan.
2. Balik modal (returns to investment), atribut ini hanya ada dalam penemuan di bidang perusahaan atau industri. Artinya suatu inovasi akan sanggup dilaksanakan kalau hasilnya dapat dilihat sesuai dengan modal yang telah dikeluarkan (perusahaan tidak merugi). Untuk bidang pendidikan atribut ini sukar dipertimbangkan alasannya ialah hasil pendidikan tidak sanggup diketahui dengan konkret dalam waktu relatif singkat.
3. Efisiensi, inovasi akan cepat diterima jika ternyata pelaksanaan sanggup menghemat waktu dan juga terhindar dari banyak sekali masalah/hambatan.
4. Resiko dari ketidakpastian, inovasi akan cepat diterima jika mengandung resiko yang sekecil-kecilnya bagi peserta penemuan
5. Mudah dikomunikasikan , Inovasi akan cepat diterima bila isinya gampang dikomunikasikan dan gampang diterima klien.
6. Kompatibilitas, cepat lambatnya penerimaan inovasi tergantung dari kesesuainnya dengan nilai-nilai (value) warga masyarakat.
7. Kompleksitas, inovasi yang dapat mudah digunakan oleh penerima akan cepat tersebar dengan cepat
8. Status ilmiah, Suatu penemuan yang gampang dimengerti dan gampang digunakan oleh peserta akan cepat tersebar, sedangkan penemuan yang sukar dimengerti atau sukar digunakan oleh peserta akan lambat proses penyebarannya
9. Kadar keaslian, warga masyarakat dapat cepat menerima inovasi apabila dirasakan itu hal yang gres bagi mereka
10.Dapat dilihat kemanfaatannya, suatu inovasi yang hasilnya gampang diamati akan makin cepat diterima oleh masyarakat, dan sebaliknya inovasi yang sukar diamati hasilnya, akan usang diterima oleh masyarakat
11.Dapat dilihat batas sebelumnya, suatu inovasi akan makin cepat diterima oleh masyarakat apabila sanggup dilihat batas sebelumnya.
12.Keterlibatan sasaran perubahan, inovasi dapat mudah diterima apabila waraga masyarakat dikutsertakan dalam setiap proses yang dijalani.
13.Hubungan interpesonal. Maka jika hubungan interpersonal baik, sanggup mempengaruhi temannya untuk mendapatkan inovasi. Dengan hubungan yang baik maka orang yang menentang akan menjadi bersikap lunak, orang simpati akan menjadi tertarik dan orang yang tertarik akan mendapatkan inovasi.
14.Kepentingan umum atau pribadi (publicness versus privateness). Inovasi yang bermanfaat untuk kepentingan umum akan lebih cepat diterima daripada penemuan yang ditujukan pada kepentingan sekelompok orang saja.
15.Penyuluh penemuan (gatekeepers). Untuk melancarkan korelasi dalam perjuangan mengenalkan suatu inovasi kepada organisasi sampai organisasi mau menerima inovasi, diperlukan sejumlah orang yang diangkat menjadi penyuluh inovasi. Misalnya untuk pelaksanaan program KB, maka diharapkan orang-orang yang bertugas mendatangi warga masyarakat untuk menjelaskan perlunya melaksanakan program KB. Tersedianya penyuluh penemuan akan mempengaruhi kecepatan penerimaan inovasi.
Demikian berbagai macam atribut inovasi yang sanggup mempengaruhi cepat atau lambatnya penerimaan suatu inovasi. Dengan memahami atribut tersebut para pendidik dapat menganalisa inovasi pendidikan yang sedang disebarluaskan, sehingga dapat memanfaatkan hasil analisisnya untuk membantu mempercepat proses penerimaan inovasi.
RANGKUMAN
Kata penemuan sering diterjemahkan segala hal yang gres atau pembaharuan dan kadang-kadang juga dipakai untuk menyatakan penemuan, karena hal yang baru itu hasil penemuan. Kata penemuan juga sering digunakan untuk menterjemahkan kata dari bahasa Inggris ”discovery” dan ”invention”. Ada juga yang mengkaitkan antara pengertian inovasi dan modernisasi, karena keduanya membicarakan perjuangan pembaharuan.
Pendidikan ialah suatu sistem, maka penemuan pendidikan meliputi hal- hal yang berhubungan dengan komponen sistem pendidikan, baik sistem dalam arti sekolah, akademi tinggi atau forum pendidikan yang lain, maupun sistem dalam arti yang luas contohnya sistem pendidikan nasional, antara lain: training personalia, banyaknya personal dan wilayah kerja, fasilitas fisik, penggunaan waktu, perumusan tujuan, prosedur, peran yang diperlukan, wawasan dan perasaan, bentuk korelasi antar bagian, korelasi dengan sistem yang lain, serta strategi.
DAFTAR PUSTAKA
Syaefudin, Udin.(2012) Inovasi Pendidikan. Alfabeta. Bandung
0 Komentar untuk "Inovasi Pendidikan (Resume Buku “Inovasi Pendidikan” Karya Udin Syaefudin Bab Pertama)"