Sikap Berujung Bencana

Akhlak itu penting !

Ahlak atau kelakukan itu bisa menentukan rezeki kita. Gak percaya? Silakan baca kisah menarik di bawah ini :



Dua belas tahun lalu, konon seorang wanita dapat beasiswa, pergi kuliahnya jauh ke kota Paris, di Prancis sono. Dia ini wanita cerdas luar biasa. Kerjaannya merhatiin apa aja. Dia perhatiin kalo sistem transportasi di sana menggunakan sistem otomatis, artinya anda beli tiket sesuai dengan tujuan melalui mesin. Gak pake calo, gak pake loket, gak pake bantuan orang sama sekali. Cukup ngerti cara pake mesinnya..
Setiap perhentian kendaraan umum pakai cara "self-service" alias ngandalin diri sendiri dan jarang sekali diperiksa petugas. Bahkan pemeriksa insidentil oleh petugas pun hampir gak ada. Gak perlu sidak, gak perlu paranoid ato curigaan. Orang saling percaya, bahkan petugas pun percaya ama masyarakatnya..


Karena keseringan pake fasilitas ini akhirnya lama-kelamaan dia temuin kelemahan sistem ini (namanya juga cerdas kan..??), dan dengan kelihaiannya dia bisa naik transportasi umum tanpa harus beli tiket lagi. Semua udah dia perhitungkan kalo kemungkinan tertangkap petugas karena gak beli tiket sangat kecil. Sejak itu, dia selalu naik kendaraan umum dengan gratis alias gak bayar tiket dengan ngakalin mesinnya. Bukannya malu dia malah bangga atas kepintarannya tersebut.

Dia sih pendapatnya sederhana aja,  karena dia nganggap dirinya murid miskin, kalo bisa ngirit ya ngirit. Namun, dia gak sadar kalo sebenarnya dia sedang melakukan kesalahan fatal yang akan mempengaruhi karirnya kelak.
Waktu terus berlalu.....
Empat tahun sudah terlewati, dan dia tamat dari fakultas dari universitas ternama di Prancis dengan nilai yang sangat bagus. Prestasi buat mahasiswa asing yang hidup dari beasiswa. Hal ini bikin dirinya penuh percaya diri akan masa depannya. 
Lalu dia mulai masukin lamaran kerja di beberapa perusahan ternama di Paris, dengan pengharapan besar buat diterima. Awalnya, semua perusahan ini menyambut dia dengan hangat. Tapi berapa hari kemudian, semuanya menolaknya dengan berbagai alasan.

Hal ini terus terjadi berulang kali sampai bikin dia kesal. Merasa gak terima dan sangat marah dengan perlakuan mereka padaya. Bahkan dia mulai menganggap perusahan-perusahan ini rasis, karena tidak mau menerima warga negara asing. Akhirnya, karena penasaran dia memaksa masuk ke departemen tenaga kerja tuk ketemu dengan pimpinannya. Dia pengen tahu alasan apa perusahan-perusahaan tersebut menolaknya, sementara kualifikasi yang dipersyaratkan dia penuhi. Ternyata, penjelasan yg didapat di luar perkiraannya...
Berikut adalah dialog mereka...

Manager: "Nona, kami tidak rasis, sebaliknya kami sangat mementingkan anda. Pada saat anda mengajukan aplikasi pekerjaan di perusahan, kami sangat terkesan dengan nilai akademis dan pencapaian anda. Sesungguhnya, berdasarkan kemampuan, anda sebenarnya adalah golongan pekerja yang kami cari-cari."
Wanita: "Kalau begitu, kenapa perusahan-perusahaan tersebut gak menerima saya bekerja?"
Manager: "Jadi begini, setelah kami memeriksa di database, kami menemukan data bahwa nona pernah tiga kali kena sanksi tidak membayar tiket saat naik kendaraan umum."
Wanita: (Kaget) "Ya saya mengakuinya, tapi apakah karena perkara kecil tersebut perusahan menolak saya?"
Manager: "Perkara kecil?!? Kami gak nganggap ini perkara kecil, nona. Kami perhatikan pertama kali anda melanggar hukum terjadi di minggu pertama anda masuk di negara ini. Saat itu petugas percaya dengan penjelasan bahwa anda masih belum mengerti sistem transportasi umum di sini. Kesalahan tersebut diampuni. Namun anda tertangkap dua kali lagi setelah itu. (Ini emang gak tau atau udah doyan?)"
Wanita: "Ooh.. waktu itu karena tidak ada uang kecil saja." (masih berusaha mengelak)
Manager: "No.. no.. Kami tidak bisa terima penjelasan anda. Jangan anggap kami bodoh! Kami yakin anda telah melakukan penipuan ratusan kali sebelum tertangkap." (udah disumpulkan)
Wanita: "Well, tapi itu bukan kesalahan mematikan bukan? Kenapa harus begitu serius? Lain kali saya berubah kan masih bisa?"
Manager: Saya tidak anggap demikian, nona!" 

Perbuatan anda membuktikan dua hal:
1. Anda gak ngikutin aturan yang ada. 
Anda pintar tapi kepintaran anda pake di jalan yang salah. Anda pintar mencari kelemahan dalam peraturan dan memanfaatkannya untuk diri sendiri.
2. Anda tidak bisa dipercaya!
Nona, banyak pekerjaan di perusahan kami bergantung pada kepercayaan. Jika anda diberi tanggungjawab atas penjualan di sebuah wilayah, maka anda akan diberikan kuasa yg besar. Karena efisiensi biaya, kami gak akan memakai sistem kontrol untuk mengawasi pekerjaan yang anda lakukan . Perusahan kami prinsipnya mirip dengan sistem transportasi di negeri ini. Oleh sebab itu, kami gak bisa menerima anda, nona. Dan saya berani katakan, di negara kami bahkan seluruh Eropa, gak ada perusahan yang mau menggunakan jasa anda.
Tau gak, wanita ini seperti tertampar dan terbangun dari mimpi dan merasa sangat menyesal. Perkataan manager yang terakhir membuat hatinya bergetar. Ya.. penyesalan selalu datang terlambat..!

Pesan dalam cerita.

Pembaca,
Dalam kehidupan sosial, moral dan etika seseorang bisa menutupi kekurangan IQ atau kepintaran. Tetapi IQ atau kepintaran bagaimanapun tingginya tidak akan bisa menolong etika yang buruk....

Attitude atau suatu sikap mental atau kita kenal juga sebagai ahlak menjadi dasar utama keberhasilan kita, oleh sebab itu jangan dianggap remeh. Jeleknya ahlak diibaratkan seperti berkendara dengan ban kempes, gak bisa mengantar kita ke mana mana, kalo dipaksakan bergerak bisa membahayakan. Ahlak mempengaruhi hidup kita di manapun kita berada, baik di lingkungan sosial maupun di lingkungan pekerjaan, ahlak seseorang akan dengan mudah dirasakan oleh sesama dan orang orang di sekelilingnya dan orang akan memberikan reaksi yang sama terhadap attitude kita.

Jagalah selalu attitude kita dimanapun karena hal tersebut akan mempengaruhi keberhasilan kita di dalam semua bidang sosial maupun pekerjaan. Banyak kejadian yang sama seperti cerita di atas yang terjadi dalam hidup kita.

Terkait dengan rezeki, attitude/ahlak juga mempengaruhi rezeki anda. Seperti halnya wanita di atas.  "Kejahatan kecil" yang dilakukannya pada masa lalu menjadi batu sandungan bagi rezekinya.  Gak ada yang mau menerimanya kerja. Meskipun di atas kertas prestasi akademiknya luar biasa. Sistem mencatat kejahatan yang pernah dilakukannya dan itu membuat prestasi akademiknya jadi gak penting.

Jika sistem seperti itu di sebuah negara bisa mencatat kejahatan sedemikian rupa,  bagaimana dengan Allah yang catatannya detil,  lengkap, gak ada cacat dan kesalahan?  Kalo tadi pemerintah sebuah negara bisa menolak mempekerjakannya karena ahlak yang buruk dibuktikan lewat rekaman catatannya. Bagaimana dengan Allah?  Dia bertanggung jawab memberi rezeki pada kita. Lalu jika ahlak kita buruk, masihkah protes jika rezekinya juga buruk? Meskipun Allah Maha Pengasih dan Maha Pemurah,  pernahkah kita berpikir bahwa rezeki yang kita peroleh adalah sesuai yang pantas kita terima?
Masihkah kita merengek minta rezeki yang banyak sementara kelakuan kita penuh maksiat dan dosa? 


Katakanlah kita berusaha keras meraihnya tapi rezeki itu bukan tentang usaha dan banting tulang. Karena usaha itu gak nambah rezeki. Percayalah ! Rezeki datang karena keridhaanNya pada kita.  Jika attitude,  sikap,  ahlak apapun kita menyebutnya membuat kita menjadi manusia paling brengsek,  masihkah kita ingin rezeki Nya?  Gak punya malu betul kita! Jika sebuah negara berani menolak mempekerjakan wanita di atas "hanya" karena sikapnya.  Apalagi Allah???
Allah gak butuh kita sembah,  kita puji, kita agungkan... Tanpa disembah,  dipuji maupun diagungkan pun Dia tetap Maha Besar dan Maha Terpuji!  Itu gak akan mengurangi keagungan Allah sedikit pun.  Kita yang butuh Allah,  bukan sebaliknya..
Intinya adalah perbaiki sikap,  attitude dan ahlak tujuannya untuk memantaskan diri di hadapanNya..agar Allah ridha sama kita dan hidup kita dimudahkan.. Gitu lho!

Selamat menjalani awal pekan yang penuh dengan pengharapan positif dan kegembiraan dalam beribadah dan berusaha.
Mari budayakan kejujujuran, integritas dan ahlak mulia...

Wallahu alam..

Related : Sikap Berujung Bencana

0 Komentar untuk "Sikap Berujung Bencana"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)