Sekolah Yang Menyenangkan Beri Pilihan Tantangan Bermakna Bagi Siswa

Sahabat Edukasi yang berbahagia…

Pembelajaran di sekolah akan efektif jikalau seluruh siswa dalam proses belajarnya merasa senang, dan tentu saja ini didapatkan oleh siswa jikalau sekolah sanggup menyajikan pembelajaran yang menyenangkan.

Sekolah menyenangkan bukan berarti semua kemudahan yang glamor di sekolah tentunya, namun kreatifitas dalam pembelajaranlah yang akan mengakibatkan sekolah sebagai tempat yang nyaman bagi siswa untuk belajar.

Terkait dengan apa dan bagaimana ciri-ciri dari sekolah yang menyenangkan itu? Berikut admin share perihal kriteria dari sekolah yang menyenangkan yakni sekolah menyenangkan beri pilihan tantangan bermakna bagi siswa yang admin kutip dari situs Kemdikbud RI, selengkapnya sebagai berikut…

Sekolah menyenangkan yaitu sekolah yang menunjukkan tantangan bagi siswa. Dengan kata lain, sekolah yang menyenangkan sanggup diartikan sebagai wahana yang kondusif dan menyehatkan serta menunjukkan pilihan tantangan yang bermakna bagi siswa.

Demikian disampaikan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Anies Baswedan, pada program Penutupan Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan (RNPK) tahun 2020, di Depok, Selasa (31/3/2020).

Mendikbud menyampaikan, salah satu prinsip sekolah menyenangkan yaitu pembelajaran dengan ragam pilihan tantangan, di mana masing-masing siswa diberikan pilihan dan tantangan yang sesuai.

Dia mengimbau, semoga belum dewasa melihat teman sebayanya sebagai individu-individu yang mempunyai potensi yang bervariasi. Olimpiade Sains Nasional itu, kata beliau mengambil contoh, merupakan hal yang penting tetapi tumbuhkan juga kompetisi di bidang lainnya untuk diberi tempat. “Berikan ruang untuk memunculkan kreatifitas. Berikan ruang untuk memunculkan gagasan baru,” katanya.

Mendikbud mengungkapkan, prinsip sekolah menyenangkan selanjutnya yaitu pembelajaran yang menunjukkan makna. Pembelajaran ini, kata dia, mempunyai kegunaan untuk jangka panjang dan terkait dalam pemecahan masalah-masalah secara nyata. Dia mengajak para guru semoga sanggup merangsang siswanya dengan pertanyaan-pertanyaan yang subtantif alasannya yaitu pertanyaan subtantif sanggup mengarahkan pada inspirasi.

“Hindari belum dewasa kita diajak menghafal teori tanpa menunjukkan pemahaman pada belum dewasa perihal manfaat memperlajarinya,” ujarnya.

Mendikbud menginginkan, institusi pendidikan benar-benar menjadi wahana berguru yang baik. Prinsip yang mendasari sekolah menjadi menyerupai taman yang menyenangkan, kata dia, yaitu semua ikut terlibat baik siswa, guru, orang tua, dan kepala sekolah.

Salah satu misalnya menghadirkan orang bau tanah ke sekolah untuk menceritakan pekerjaannya kepada anak-anak. Tak problem profesinya, kata dia, tetapi biarkanlah belum dewasa melihat orang bau tanah menceritakan pengalaman nyata. “Semua saling mendukung dan menjadi teladan bagi komunitasnya,” tuturnya.

Mendikbud menyebutkan, prinsip sekolah menyenangkan lainnya yaitu pembelajaran yang relevan dengan kehidupan. Kita, kata dia, jangan mengajarkan belum dewasa hal yang tidak relevan dan jauh dari kehidupannya.

Dia mencontohkan, di suatu sekolah di tempat terpencil ada goresan pena di papan tulis yang menceritakan bagaimana cara berenang di bak renang, sementara di sekitar sekolah tersebut tidak ada bak renang. Yang ada yaitu sungai. “Anak-anak diajak berimajinasi bak renang. "Kita sedang mengajak mereka menjadi orang kota. Tanpa disadari kita sedang mengotakan anak kita. dengan menyampaikan anda harus di bak renang sana,” ucapnya. (Agi Bahari – www.kemdikbud.go.id)