Siapa yang tidak suka barang gratisan. Hampir semua orang senang dan bahagia kalau ada yang memberinya sesuatu, entah itu uang, barang, oleh-oleh, hadiah, traktiran makan, apapun yang asalnya dari orang lain. Tapi kadang-kadang kita suka terlena, keenakan diberi jadinya kebiasaan. Kalau ketemu orang kita suka minta (malah pake maksa kalo perlu jurus rayuan gombal atau merengek pun dilakukan demi sekadar dapat gratisan).
Memberi itu baik.
Diberi juga baik.
Minta-minta itu buruk.
Orang ngasih gratis kita terima. Orang nggak ngasih kita jangan minta.
Memberi itu baik.
Diberi juga baik.
Minta-minta itu buruk.
Orang ngasih gratis kita terima. Orang nggak ngasih kita jangan minta.
Mengapa tidak boleh minta?
- Minta-minta itu mental orang miskin. Begitu kita minta-minta, pikiran bawah sadar merekam kuat-kuat. "Saya memang miskin dan pantas dikasihani. Saya tidak layak kaya." Itulah yang tertanam dalam alam bawah sadar kita. Terkadang yang kita minta itu barang remeh temeh yang sebenarnya bisa kita beli. Tapi kita sukanya gratisan dan tidak ingin keluarin duit makanya kita minta. Perasaan perlu minta itulah yang membuat diri kita yakin kalau "Saya ini miskin, uang saya kurang banyak, jadi untuk menghemat uang yang kurang itu mending minta aja deh, lumayan kan duit yang bisa disimpan." Bagi anda yang doyan minta-minta, selamat ! Anda mengakui kalau anda bermental miskin. (baca : rahasia bagaimana menjadi magnet rezeki)
- Allah itu sesuai persangkaan hambaNya. Kalau kita menyangka diri kita miskin dan merasa perlu berharap dari belas kasihan orang lain agar dapat gratisan, maka itulah yang kita dapat. Kita menyangka rezeki kita kurang sehingga perlu minta sama orang yang berezeki lebih. Kita menyangka Allah memberi kita rezeki sejumlah ini saja dan untuk mencukupkannya kita perlu minta ke orang lain. Kita menyangkakan Allah begitu, maka begitulah yang kita terima. Bukankah Allah sesuai persangkaan hambaNya. (baca : sebenarnya rezeki mudah dicari mudah didapat).
- Tak perlu minta sama manusia. Orang yang merasa kekurangan harusnya minta kepada Zat yang Maha Kaya, Allah SWT. Tidak perlu menghinakan diri meminta kepada sesama manusia, meskipun itu keluarga atau teman dekat. Apa yang membuat anda begitu yakin bahwa manusia memiliki apa yang anda inginkan ketimbang Allah yang menciptakannya?
- Nilai kita turun di mata manusia lainnya. Tangan di atas lebih mulia dibanding tangan di bawah. Artinya orang yang memberi itu jauh lebih mulia dibanding orang yang selalu diberi. Siapapun jadi memandang rendah kepada anda jika setiap saat anda selalu minta sama orang lain. Harga diri anda jadi turun, anda jadi tidak berharga di mata orang lain. Sebaliknya jika kita minta pada Allah maka Dia akan senang, karena kita menggantungkan diri hanya padaNya. Tapi dengan catatan, setelah minta kita diharuskan tetap berusaha dan jangan lupa bersyukur.
- Minta-minta tandanya tidak bisa bersyukur. Orang yang suka minta-minta adalah orang yang tidak bisa mensyukuri apa yang dimilikinya. Bukankah Allah sudah berjanji bahwa bagi yang bersyukur maka rezeki atau nikmat untuknya akan ditambah. Bagaimana Allah mau menambah nikmat jika apa yang diberinya tak pernah kita syukuri? (baca : ciri-ciri orang yang mengkufuri rezeki)
And tahu sahabat Rasulullah Bilal dan Abu Dzar? Mereka adalah sahabat yang miskin namun mental mereka tidak miskin. Mereka tidak mau dikasihani dan menjaga diri dari minta-minta. Sungguh mereka sangat menjaga harga diri.
Bagaimana dengan kita?
Masih punya ponsel keluaran terbaru, naik motor atau mobil ber AC yang nyaman, punya rumah meski sederhana tapi milik sendiri, eh sukanya minta-minta. Ketemu teman lama minta ditraktir. Ketemu teman yang jadi bos sebuah toko minta gratisan atau voucher. Ketemu teman yang baru pulang haji, umroh atau jalan-jalan dari luar kota, pasti minta oleh-oleh. Tidak malu apa? (baca : pada pengemis yang mengais rezeki, haruskah selalu memberi)
Sebaliknya, begitu kita yang memberi maka pikiran bawah sadar kita akan merekam kuat-kuat, "saya berkelimpahan, saya memiliki cukup uang untuk dibagikan.". Dan tak terbantahkan lagi bahwa pola pikir ini sangat mengayakan, sangat membuat kaya.
Itulah sebabnya sedekah itu bukan untuk orang yang membutuhkan. Tapi kitalah yang membutuhkan sedekah. Kita butuh untuk memiliki perasaan berkelimpahan. Kita butuh persangkaan yang baik tentang rezeki kita pada Allah, agar persangkaan itu menjadi nyata.
Lalu bagaimana dengan mereka yang miskin?
- kalau ada teman kita yang betul-betul miskin lebih baik dimotivasi untuk kaya ketimbang dihibur-hibur untuk tetap miskin.
- Jangan biarkan yang miskin tetap jadi miskin apalagi miskin yang suka meminta-minta. Karena bagi mereka yang sudah terbiasa mendapatkan uang dengan mudah (melalui meminta) susah untuk memandirikannya. Biar sedikit yang penting mudah daripada mau mencari yang banyak tapi susah dan harus kerja keras. Mentalnya sudah susah dibentuk, susah berubah.
- Secara agama orang miskin memang memiliki keutamaan tersendiri. Begitu juga orang kaya. Banyak mesjid, pesantren, rumah ibadah dibangun oleh orang kaya bukan?
Lebih baik menjadi kaya, tapi kaya yang bermanfaat. Orang kaya yang berkelimpahan rezeki dan berberkah. Keluarga anda dan bangsa ini membutuhkan orang kaya yang saleh, ketimbang orang miskn yang saleh bukan? Hanya orang yang berharta dan kaya yang bisa membuat perubahan. Bisa mempengaruhi keputusan politik penguasa dan mempengaruhi ekonomi.
Stop meminta gratisan ! Jangan biarkan rezeki ngacir karena suka minta-minta. Kalu dikasi sih tak apa-apa. Punyailah rasa malu sedikit saja. (baca : mau rezeki lancar dan berkah, perliharalah rasa malu). Malulah jadi muslim yang miskin, doyan minta-minta lagi. Muslim itu wajib kaya. Caranya baca amalan 40 hari menuju kaya dan rezeki berberkah. Jangan lupa tetap usaha dan maju terus, pantang mundur oleh kegagalan (baca juga : bagaimana menjalankan usaha agar terus mendatangkan rezeki)
Wallahu alam
0 Komentar untuk "Rezeki Ngacir Karena Doyan Minta Gratisan."