Seorang lelaki sebut saja bernama Agung memiliki karier yang bagus sebagai Marketing Executive sebuah perusahaan besar. Prestasi penjualannya cukup bagus karena karakternya yang energik, berani, rajin memprospek dan memiliki bakat sebagai marketer handal. Selain gaji sebagai marketer ia juga mendapatkan bonus dari penjualannya yang sering melampaui target.
Tiba-tiba saja mengajukan pengunduran diri dari perusahaan. Cukup mengejutkan banyak orang karena prestasinya yang bagus, perusahaan pun stabil bahkan cenderung meningkat. Kondisi ekonomi Agung pun terlihat bagus dinilai dari rumah sederhana dan kendaraan yang bisa dibelinya dengan hasil keringat sendiri. Ternyata alasannya karena ia ingin memulai usaha sendiri, menjadi bos di perusahaannya sendiri.
Singkat cerita mulailah Agung memulai bisnis yang diidamkannya. Awalnya ia berbisnis komputer yang diimpor langsung dari Singapura. Tapi bisnisnya tidak berjalan dengan baik. Kemudian ia berpindah bisnis garmen impor, dan hanya bertahan selama 2 bulan sebelum akhirnya gulung tikar. Karena Agung bukan orang yang pantang menyerah, ia kemudian berbisnis di bidang peternakan ayam. Gagal juga, kalau dihitung sudah sepuluh macam bisnis yang telah dijajalnya tapi tak satupun yang berhasil. Semuanya gagal, usahanya mandek, rezekinya pun seolah macet.
Penampilan Agung pun berubah yang dulunya perlente, klimis dan percaya diri, kini tampak kumuh dan lusuh. Wajahnya terlihat lebih tua dari umur yang sebenarnya. Ketenangan hidupnya berubah, semula dia orang yang bermodal sekarang malah punya banyak utang.
Benarkah Agung tidak piawai menjalankan roda bisnis? Benarkah karena hanya salah manajemen? Pengalamannya sebagai tenaga pemasaran handal, kemampuannya meyakinkan klien dan catatan penjualannya yang bagus menjadi bukti bahwa Agung bisa mengelola dan memanage bisnis dengan baik. Agung juga dinilai mampu menganalisis pasar, mitra kerja yang selama ini bekerjasama dengannya adalah orang yang ahli dan berpengalaman di bidangnya. Lalu di mana salahnya?
Sebelumnya kita membahas jika usaha atau bisnis ingin berhasil dan membawa rezeki koreksi 4 hal, salah satu diantaranya adalah sumber modalnya. Ya, sumber modal Agung diperoleh dengan jalan menjual tanah ibunya tanpa seizinnya. Tanah yang menjadi tumpuan harapan ibunya satu-satunya dan diharapkan dari hasil penjualannya untuk menunaikan ibadah haji. Tetapi uang hasil penjualan tanah itu dipergunakan Agung untuk menambah modal usahanya, bisnis yang sudah lama diidamkannya, dengan harapan bisnisnya akan berhasil dan ia bisa mengganti tanah ibunya dengan tanah yang baru. Tetapi karena modal itu diikuti dengan air mata ibunya yang tidak ikhlas dan kecewa karena Agung menjual tanpa seizinnya, membuat rezekinya jadi mandek. Bukankah ridha Allah ada pada ridha orangtua?
Hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Hati-hati dengan modal usaha. Modal usaha yang berasal dari sesuatu yang haram tidak akan memberi manfaat bagi kita. Apalagi jika sampai menyakiti hati orang tua. Wallahu alam.
Tiba-tiba saja mengajukan pengunduran diri dari perusahaan. Cukup mengejutkan banyak orang karena prestasinya yang bagus, perusahaan pun stabil bahkan cenderung meningkat. Kondisi ekonomi Agung pun terlihat bagus dinilai dari rumah sederhana dan kendaraan yang bisa dibelinya dengan hasil keringat sendiri. Ternyata alasannya karena ia ingin memulai usaha sendiri, menjadi bos di perusahaannya sendiri.
Singkat cerita mulailah Agung memulai bisnis yang diidamkannya. Awalnya ia berbisnis komputer yang diimpor langsung dari Singapura. Tapi bisnisnya tidak berjalan dengan baik. Kemudian ia berpindah bisnis garmen impor, dan hanya bertahan selama 2 bulan sebelum akhirnya gulung tikar. Karena Agung bukan orang yang pantang menyerah, ia kemudian berbisnis di bidang peternakan ayam. Gagal juga, kalau dihitung sudah sepuluh macam bisnis yang telah dijajalnya tapi tak satupun yang berhasil. Semuanya gagal, usahanya mandek, rezekinya pun seolah macet.
Penampilan Agung pun berubah yang dulunya perlente, klimis dan percaya diri, kini tampak kumuh dan lusuh. Wajahnya terlihat lebih tua dari umur yang sebenarnya. Ketenangan hidupnya berubah, semula dia orang yang bermodal sekarang malah punya banyak utang.
Benarkah Agung tidak piawai menjalankan roda bisnis? Benarkah karena hanya salah manajemen? Pengalamannya sebagai tenaga pemasaran handal, kemampuannya meyakinkan klien dan catatan penjualannya yang bagus menjadi bukti bahwa Agung bisa mengelola dan memanage bisnis dengan baik. Agung juga dinilai mampu menganalisis pasar, mitra kerja yang selama ini bekerjasama dengannya adalah orang yang ahli dan berpengalaman di bidangnya. Lalu di mana salahnya?
Sebelumnya kita membahas jika usaha atau bisnis ingin berhasil dan membawa rezeki koreksi 4 hal, salah satu diantaranya adalah sumber modalnya. Ya, sumber modal Agung diperoleh dengan jalan menjual tanah ibunya tanpa seizinnya. Tanah yang menjadi tumpuan harapan ibunya satu-satunya dan diharapkan dari hasil penjualannya untuk menunaikan ibadah haji. Tetapi uang hasil penjualan tanah itu dipergunakan Agung untuk menambah modal usahanya, bisnis yang sudah lama diidamkannya, dengan harapan bisnisnya akan berhasil dan ia bisa mengganti tanah ibunya dengan tanah yang baru. Tetapi karena modal itu diikuti dengan air mata ibunya yang tidak ikhlas dan kecewa karena Agung menjual tanpa seizinnya, membuat rezekinya jadi mandek. Bukankah ridha Allah ada pada ridha orangtua?
Hal ini menjadi pelajaran bagi kita semua. Hati-hati dengan modal usaha. Modal usaha yang berasal dari sesuatu yang haram tidak akan memberi manfaat bagi kita. Apalagi jika sampai menyakiti hati orang tua. Wallahu alam.
0 Komentar untuk "Rezeki Mampet Karena Menjual Tanah Orang Tua "