Susah rezeki tak berarti kiamat
- Kita sering merasa nelangsa dan galau saat rezeki terasa seret. Seolah kehidupan terasa berat, semua tampak sulit dan kita hanya fokus pada kesulitan itu tanpa berusaha memahaminya, hanya terus bertanya kok rezeki saya sulit, ya Allah?
- Kita merasa menderita, penuh keluh kesah, mengutuk keadaan bahkan mengutuk diri sendiri sebagai manusia tak berguna. Jika keadaan terus tidak berubah bisa saja jadi protes pada Allah. Naudzubillah.
- Padahal susah rezeki tak berarti kiamat. Bukankah kehidupan itu ibarat roda yang berputar? Jika pernah di atas maka harus siap berada di bawah. Agar bisa terus berputar maka roda harus berganti dari posisi atas dan posisi bawah. Begitupun dengan kehidupan. Jika ingin bergerak maju maka roda kehidupan harus berputar dan bersedia menerima kondisi kehidupan bukan saja saat berada di atas tapi juga saat terpuruk dan berada di bawah.
- Kehidupan yang susah rezeki ibarat roda berada di bawah, terasa pedih dan menyesakkan dada. Lalu apa dengan berkeluh kesah akan menyelesaikan masalah kita? Tidak, bukan?
Renungan saat rezeki sedang susah.
- Saat rezeki lagi susah, usaha selalu merugi, banyak utang, anak-anak bermasalah, tubuh didera penyakit dan tak punya kesanggupan untuk mengobatinya, tak berarti harus berkeluh kesah dan mengutuki keadaan. Ada baiknya renungkan beberapa hal-hal berikut ini :
# 1. Harta itu titipan.
- Bagi anda yang merasa hidup tak berpihak pada anda karena tak memiliki banyak harta benda atau harta benda pergi meninggalkan kita seperti bangkrut, usaha merugi, kecurian atau kebakaran, sadarlah bahwa harta itu hanya titipan. Harta itu milik Allah dan jika pemiliknya memintanya maka jalan satu-satunya adalah mengikhlaskannya. Jangankan harta, nyawa kita sendiri pun bukan kita yang memilikinya. Kalau Allah minta kita tak bisa mencegah nyawa itu kembali pada pemiliknya.
# 2. Setiap manusia pasti mati. Pasti kembali pada Allah.
- Tak perlu bersedih jika rezeki kita sedikit, karena rezeki yang banyak, harta benda, emas permata, mobil mewah tak dibawa mati. Semuanya akan ditinggal di dunia. Padahal kita bersusah-susah mencarinya selama hidup.
- Buat apa bersedih atas sesuatu yang tidak kita bawa pergi di dunia keabadiaan? Kita toh mati hanya membawa amal. Kita kembali pada Allah tanpa modal, kecuali amal ibadah yang pernah kita lakukan di dunia.
- Bersedih karena rezeki berupa harta benda pergi, melayang karena dicuri, bencana alam, kebakaran atau ditipu orang? Tak perlu galau. Ikhlaskan dan mohon ampun pada Allah serta perbaiki diri. Yakinlah bahwa Allah akan mengganti yang hilang itu. Entah itu setara atau bahkan lebih baik dari yang diambil dari kita. Dengan catatan kita ikhlas dan menerima ketentuan Allah.
- Mengeluh dan menggerutu malah menambah derita, bukan menghilangkan musibah. Apa kalau kita mengeluh maka rezeki yang tadinya seret jadinya lancar, tidak bukan? Allah menguji kita dengan rezeki yang seret agar kita tetap sabar, dan memasrahkan diri pada Allah.
- Jika mau bersabar dan menyerahkan semuanya pada Allah maka itu pahalanya lebih besar. Tak ada yang terbaik saat hidup mengalami kesusahan termasuk susah rezeki kecuali sabar.
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepada kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira pada orang-orang yang bersabar." (Q.S.Al Baqarah : 155)
- Siapa musuh terbesar manusia? Ya.. setan yang dilaknat. Dia suka melihat manusia menderita agar menghiasi hidupnya dengan berkeluh kesah. Setan tak pernah berhenti menggoda manusia agar membangkang perintah Allah. Dan setan sangat tahu kalau manusia berada di titik terendah saat susah harta, susah kehidupannya. Kebanyakan kejahatan di muka bumi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan hidup yang terasa susah itu. Orang mencuri dan merampok bahkan jadi pelacur alasannya kebanyakan faktor ekonomi selain karena kurangnya iman.
# 7. Ridha pada keadaan.
- Jika saat susah rezeki kita ridha dengan kondisi tersebut dan menganggap itu adalah ketentuan Allah, maka Allah pun akan ridha. Orang yang ridha, hatinya akan tenang dan berharap pahala dari Allah dibanding berharap rezeki harta dunia yang fana.
Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas (Q.S.Az Zumar : 10)
- Mengapa Allah membuat rezeki kita susah? Pasti ada makna yang tersembunyi di baliknya. Allah ingin menguji sejauhmana kesabaran kita. Allah ingin tahu apakah kita termasuk hamba yang mencari Tuhannya di saat sedang susah atau kita malah berpaling dariNya dan terjerembab dalam maksiat dan dosa.
"Dan sesungguhnya Kami benar-benar akan menguji kalian agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar diatara kalian." (Q.S.Muhammad : 31).
- Jika kita tak pernah susah, hidup terasa lempeng dan nyaman terus, bisa-bisa kita jadi berbangga diri dan sombong. Padahal Allah tidak menyukai orang yang ada setitik rasa kesombongan daalam dirinya. Kesusahan membuat kita merasa lemah dan meminta tolong pada Zat yang Maha Kuat. Mengapa kesusahan bisa menyelamatka kita dari sikap sombong, ini firman Allah,
Dan apabila diberi kesenangan kepada manusia niscaya berpalinglah dia dan membelakang dengan sikap yang sombong dan apabila dia kesusahan dan niscaya mereka berputus asa." (Q.S. Al Isra : 83).
# 10. Lebih baik pahit di dunia tapi lezat di akhirat nanti.
- Kehidupan dunia tak lebih dari senda gurau yang sementara belaka. Kesusahan hidup seperti susahnya mendapatkan rezeki di dunia itu sering kita anggap kiamat. Padahal jika kita bisa memaknai kesusahan itu sebagai bagian dari ketentuan dan takdir Allah, maka kita bisa menikmati kesusahan itu sebagai pernak pernik kehidupan dan membuat kita makin dekat padaNya.
- Lebih baik merasakan pahit di dunia tapi lezat di akhirat nanti sebagai buah dari amal ibadah dan kesabaran kita atas takdir Allah. Daripada diberi kesenangan sesaat di dunia ini, sehingga bebas berbuat apa saja termasuk maksiat dan dosa tapi bernasib naas di akhirat nanti, menjadi penghuni tetap neraka jahannam. Naudzubillah min dzalik.
- Wallahu alam.
0 Komentar untuk "Renungan yang Harus Dibaca Saat Susah Rezeki"