Renungan Rezeki : Manusia dan Botol

Kita suka terperangkap dengan tampilan / kulit luarnya.

  • Kita semua yang hidup di dunia ini setiap hari bersibuk-sibuk mencari rezeki Ilahi agar bisa memenuhi kebutuhan hidup. Ada yang dikaruniai rezeki banyak kemudian menumpuk kekayaannya dan dikenal sebagai orang kaya. Tidak sedikit mereka yang kaya ini lupa diri dna jadi sombong, seolah-olah semua rezeki yang diterimanya adalah hasil usahanya sendiri tanpa campur tangan Allah.
  • Ada perlakuan yang beda di masyarakat terhadap seseorang, sesuai status sosialnya. Kalau dia kaya, banyak duit, orang terpandang, tokoh masyarakat, pejabat, politisi selalu diperlakukan lebih "layak" dibanding mereka yang duitnya kurang, miskin, orang biasa saja, tak makan sekolahan atau golongan pesuruh, buruh, pekerja kasar.
  • Mengapa bisa begitu? Kita semua sudah tertipu dengan tampilan alias casing dari seseorang. Tampak luar jadi begitu menentukan sikap kita terhadap seseorang. Jika seseorang datang menemui kita dengan tampang lusuh, pakaian kumal, badan bau, tangan kotor, sudah itu jalan kaki pula pasti sambutannya beda dengan orang yang tampangnya keren, pakaian necis, wangi, tangan bersih dengan kuku yang terawat, sudah itu datang dengan mobil keluaran terbaru.
Kita semua yang hidup di dunia ini setiap hari bersibuk Renungan Rezeki : Manusia dan Botol

Kita semua sama di mata Allah.

  • Tapi tahukah kalo pengkotak-kotakan manusia hanya kita saja yang melakukannya. Allah menganggap kita semua sama, kaya pun tidak berharga di mataNya karena toh sumber kekayaannya dari Dia.
  • Yang membedakan seorang manusia dengan manusia lainnya di mata Allah adalah kualitas amalnya.
Sesungguhnya manusia yang paling mulia diantara kamu adalah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesugguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal (Q.S. Al Hujurat : 13).


Manusia dan Botol.

  • Mungkin hal ini bisa kita renungkan bersama, sebuah botol yang bentuknya cantik, menarik dan eksotis, jika diisi dengan air mineral harganya 3 ribu rupiah, kalau diisi dengan jus buah harganya meningkat jadi 10 ribu, kalau diisi madu Yaman harganya kisaran ratusan ribu, kalau disi dengan parfum Chanel, harganya bisa jutaan rupiah. Tapi kalau botol itu diisi dengan air comberan yang bau maka jadinya tak berharga.
  • Lihatlah betapa sebuah botol tak memiliki arti dan harga jika isinya tak berharga. Lalu di mana logikanya kita begitu mendewakan tampilan fisik meski harus mengeluarkan uang jutaan rupiah, beli baju, beli make up, operasi plastik, sedot lemak, beli mobil sport termahal? Memang tak bagus jika kita tampil lusuh dan kumal, tapi mendewakan penampilan seolah itulah yang paling utama juga tak benar. Yang paling penting itu isinya. Buat apa penampilannya menarik tapi akhlaknya kumal?
  • Sisi terdalam kita sebagai manusia yang penting. Karena kita menghadap Allah pun tak membawa embel apa-apa, hanya selembar kain putih tak berjahit yang harganya murah. Kain kafan itulah baju yang kita pakai saat menghadapNya. Lalu mengapa kita begitu bangga berhias, bersolek dan mempercantik fisik, sementara kita biarkan akhlak kita buruk, bau, kumal dan lusuh? Kita miskin dari nilai-nilai kebaikan, kita angkuh hanya karena rezeki kita berlebih dari orang lain. Kita ditakdirkan berwajah menawan, berbodi memikat, punya duit, punya banyak kawan berpengaruh, sehingga yang sibuk kita hiasi adalah botolnya. Isinya mungkin hanya berupa air comberan yang tak berharga. Siapa mau membeli botol berisi air comberan?
  • Apakah Allah memberi kita rezeki untuk memperbaiki tampilan fisik? Tidak ! Allah memberi kita rezeki agar kita dapat mempergunakannya untuk memenuhi kebutuhan dasar kita dan memanfaatkannya di jalan Allah.
Wallahu alam..

Related : Renungan Rezeki : Manusia dan Botol

0 Komentar untuk "Renungan Rezeki : Manusia dan Botol"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)