Sebuah kisah inspiratif buat kita semua.
- Saya membaca kisah ini dan merasa tertohok hati saya, betapa seorang laki-laki rela melepaskan rezeki 100 juta rupiah agar bisa melakukan shalat jamaah.
- Seorang laki-laki katakanlah Pak A adalah petinggi sebuah perusahaan besar dengan gaji yang fantastis 100 juta rupiah per bulan. Bagi anda dan saya jumlah itu sangatlah besar, sehingga meninggalkan pekerjaan dengan gaji sebesar itu mungkin akan berpikir dua kali. Tapi resiko yang dimiliki oleh Pak A juga besar, yaitu kesibukan yang sangat padat, sehingga shalatnya kadang tertinggal, kadang tak bisa tepat waktu karena tabrakan dengan jadwal rapat dan meeting yang harus diikutinya.
- Kebersamaan dengan keluarga pun harus direlakannya, karena A betul-betul tidak bisa menghindar dari jadwal padat pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Isterinya harus lebih banyak bersabar dan menikmati kesendirian di malam-malam sepi tanpa belaian suami di sampingnya. Anak-anaknya harus tumbuh besar tanpa belaian kasih sayang ayah. Mereka semua paham bahwa ayahnya sibuk mencari rezeki untuk mereka dan sebagai tanda penghargaan atas kerja keras sang ayah sebagai kepala keluarga, mereka semua harus mengikhlaskannya.
- Setelah sekian lama diperbudak pekerjaan, Pak A akhirnya merasa ada yang salah dengan hidupnya. Uangnya memang banyak tapi kenapa dia tak kunjung merasakan kebahagiaan dan ketenangan dalam hidupnya.
- Akhirnya dia membuat keputusan yang mencengangkan, meninggalkan jabatan dengan penghasilan 100 juta / bulan itu karena itu tak membuatnya bahagia. Dia tak ingin selalu ketinggalan shalat berjamaah dari mesjid dekat rumahnya. Dia sangat paham bahwa uang yang banyak itu tak bisa dia bawa mati, tapi amallah yang akan menemaninya di dalam kubur yang dingin dan gelap. Dia merasa selama ini terlalu banyak mengejar dunia dan melupakan akhiratnya. Sementara umur terus berkurang dan semakin mendekatkannya ke kuburan.
- Memang banyak yang mempertanyakan keputusan nekat tersebut dan banyak yang mengatainya sebagai orang bodoh, karena rela membuang gaji fantastis yang tak semua orang bisa punya penghasilan segitu. Tapi Pak A sudah bertekad, resign alias minta berhenti dan memulai usaha kecil-kecilan di rumahnya. Karena dia memiliki keahlian dan pengalaman, bukan hal yang sulit baginya untuk membangun bisnisnya dan menemukan klien. Akhirnya bisnisnya berkembang dan dia memperoleh penghasilan yang sama dengan saat dia kerja kantoran 100 juta rupiah!!! Bedanya sekarang ia cukup menjalankannya dari rumah, bisa dekat dengan keluarag tercinta dan tak pernah lepas shalat berjamaah di mesjid dekat rumahnya. Dia pun jadi pendonor utama mesjid tersebut.
Apa yang bisa kita petik dari kisah di atas?
1. Rezeki itu Allah yang bagi.
- Bukan pekerjaan tertentu yang membuat kita memperoleh rezeki sejumlah tertentu. Tapi Allah lah pemilik rezeki dan Dia yang membaginya pada mereka yang pantas mendapatkannya. Buktinya dia bekerja sebagai pejabat sebuah perusahaan dan menjadi owner bisnisnya sendiri, kalo rezekinya memang 100 juta akan dia dapatkan, jalurnya saja beda. Mengapa? Karena sumbernya sama, dari Allah SWT.
- Jadi jangan pernah takut membuat pilihan dalam hidup. Takut rezeki bakalan kabur kalo berhenti dari sebuah pekerjaan yang tak menyenangkan, pekerjaan yang melalaikan kita dari mengingat Allah, pekerjaan yang menuai bencana dalam hidup kita, misalnya menghasilkan barang haram, bisnis ilegal yang berbahaya. Meskipun penghasilannya besar tapi tidak berkah. Karena rezeki itu bukan dari pekerjaan, bukan dari bos atau pimpinan, tapi dari Allah SWT.
- Apa yang diputuskan oleh Pak A di atas, adalah keputusan meninggalkan rezeki yang tujuannya hanya dunia saja menuju kedekatan pada Allah. Ketika sebuah pekerjaan melalaikan kita dari menjalankan kewajiban kita sebagai hamba Allah dengan baik, saat itulah kita patut berpikir. Pantaskah ini dipertahankan? Jika pekerjaan membuat kita semakin menjauh dariNya, meskipun dari situ kita merasa beroleh rezeki yang banyak, tapi harusnya kita pahami bahwa rezeki itu jadi masalah buat kita. (baca : kapan rezeki jadi masalah?). Jika rezeki jadi masalah harusnya kita lepas saja bukan?
3. Allah akan mengganti yang lebih baik
- Keikhlasan kita melepaskan apa yang ada dalam genggaman karena Allah SWT tentu akan digantinya dengan sesuatu yang setara atau yang lebih baik. Masalahnya seberapa seberapa mantap iman kita akan keyakinan tersebut? Karena keyakinan inilah yang akan mengundang datangnya kebaikan-kebaikan yang menyertai kita saat kita ikhlas melepaskan yang kita cintai.
4. Jika mau rezeki yang baik, dekati saja Allah.
- Hidup harus ada prioritas. Apakah kita sudah bisa menata iman kita agar bisa memilih yang terbaik, memilih jalan yang semakin mendekatkan kita kepada keridhaan Allah. Dialah pemilik langit dan bumi, dan jika kita mendekat dan mengadukan kepedihan kita padanya, apakah Dia akan menutup mata untuk kita? Dia Maha Kaya dan Dia bisa saja memberi lebih banyak dari yang bisa kita bayangkan.
- Barangsiapa yang menyerahkan urusannya kepada Allah, niscaya Dia akan mencukupi keperluannya. (baca : rezeki mudah dicari, mudah didapat).
Wallahu alam...
0 Komentar untuk "Rela Melepas Rezeki 100 Juta Rupiah Per Bulan Demi Shalat Jamaah."