PESAN CINTA ALA SI MBOK KANTIN
Sebenarnya Allah selalu mengirim orang-orang tertentu untuk memberi pelajaran pada kita. Dan orang itu tak mesti orang berilmu seperti uztaz, guru, profesor ataupun pemimpin besar. Bahkan seorang wanita tua seperti Mbok Warung ini bisa jadi guru yang mengajarkan banyak hal padaku.
Begini kisahnya...
Suatu hari di sebuah warung kantin sederhana, aku lagi menikmati menu makan siang kesukaanku dan terjadilah dialog yang amat menarik untuk disimak.
Begini kisahnya...
Suatu hari di sebuah warung kantin sederhana, aku lagi menikmati menu makan siang kesukaanku dan terjadilah dialog yang amat menarik untuk disimak.
Seorang lelaki berkulit legam memesan makanan dan dengan ragu-ragu bertanya harganya berapa. Ketika si Mbok bilang gratis, matanya seolah gak percaya.
“Gratis Mbok??“si lelaki itu bertanya heran.
“Ya , kenapa? Silakan makan apa aja yang kamu suka." Jawab si Mbok dengan senyuman di bibirnya.
Meski masih dengan wajah heran si lelaki berkata,
Meski masih dengan wajah heran si lelaki berkata,
“Wah.... terimakasih mbok...terimakasih…”
Si Mbok tersenyum senang ketika merhatiin lelaki hitam itu, mungkin langganan yang biasa berhutang di warungnya dan sekarang menyantap makanan dengan lahapnya, seolah gak ada lagi esok hari.
Mungkin lelaki itu dapat menikmati makanannya dengan ringan. Sepiring nasi campr ludes seketika dan masih minta tambahan kerupuk pula..
Keringat meleleh di keningnya.
Si Mbok tersenyum senang ketika merhatiin lelaki hitam itu, mungkin langganan yang biasa berhutang di warungnya dan sekarang menyantap makanan dengan lahapnya, seolah gak ada lagi esok hari.
Mungkin lelaki itu dapat menikmati makanannya dengan ringan. Sepiring nasi campr ludes seketika dan masih minta tambahan kerupuk pula..
Keringat meleleh di keningnya.
“Jo...“ Si Mbok memanggil, mungkin itu namanya.
“Ya, Mbok. Ada apa..? Apa aku bakal ditagih Mbok?" katanya melongo ke arah si Mbok dengan muka bingung dan mulut yang masih berisi kerupuk udang.
Tapi si mbok tetap tersenyum.
Tapi si mbok tetap tersenyum.
“Ini catatan bon kamu ya. ? tanya si Mbok dengan tersenyum. (Betul dugaanku, si Jo ini pelanggan warung yang doyan ngutang)
“Ya Mbok. Tapi aku ndak ada duit sekarang." Katanya memelas dan mimik minta dikasihani.
“Ya, aku tahu. Kamu memang selalu ndak ada uang akhir-akhir ini. Kenapa? Kerjaan lagi susah ya?" Tanya si Mbok prihatin.
"Iya mbok, nanti klo ada rezeki segera kulunasi kok." Katanya dengan senyum getir.
"Ya sudah, bon kamu aku hapus..“ jawab Si Mbok dengan entengnya.
(Meski aku gak tahu pasti berapa jumlah utang si Jo, tetap saja aku surprise dengan jawaban si Mbok)
"Iya mbok, nanti klo ada rezeki segera kulunasi kok." Katanya dengan senyum getir.
"Ya sudah, bon kamu aku hapus..“ jawab Si Mbok dengan entengnya.
(Meski aku gak tahu pasti berapa jumlah utang si Jo, tetap saja aku surprise dengan jawaban si Mbok)
“Hapus???“ teriak Si Jo dengan bengong.
“Wah, jangan bercanda ah Mbok. Aku bisa jantungan nih. Gratis saja aku sudah bingung…lah sekarang bonku malah dihapus?.“ Jo ngomong masih dengan rona wajah memelas.
“Wah, jangan bercanda ah Mbok. Aku bisa jantungan nih. Gratis saja aku sudah bingung…lah sekarang bonku malah dihapus?.“ Jo ngomong masih dengan rona wajah memelas.
“Ya ..kamu ndak perlu jantungan. Terima aja. Aku senang kok” Jawab si Mbok sambil senyum-senyum kecil.
Hari itu ada hampir 40 orang yang datang makan di warung Si Mbok, silih berganti datang dan pergi. Duduk saling berdempetan di bangku warung yang tak seberapa luas.
Mereka rata-rata adalah supir angkot, tukang becak, pemulung, pedagang asongan, pengamen jalanan dan pengemis yang biasa nongkrong di perempatan jalan. Hari itu semua menikmati makanan dengan gratis.
Bahkan sebagian dari mereka yang punya catatan hutang dinyatakan dihapus oleh si Mbok. Wah Si Mbok yang sangat luar biasa ini sangat menarik. Bukannya kesal karena mereka gak bisa bayar dan hanya bisa ngutang melulu tanpa kejelasan kapan bayarnya. Tapi malah rona kebahagiaan terpancar jelas di wajah tuanya.
Pemandangan ini sesuatu yang langka dan aku saksikan sendiri sambil asyik menyeruput es teh manis dan nasi campur yang maknyus.
Mereka rata-rata adalah supir angkot, tukang becak, pemulung, pedagang asongan, pengamen jalanan dan pengemis yang biasa nongkrong di perempatan jalan. Hari itu semua menikmati makanan dengan gratis.
Bahkan sebagian dari mereka yang punya catatan hutang dinyatakan dihapus oleh si Mbok. Wah Si Mbok yang sangat luar biasa ini sangat menarik. Bukannya kesal karena mereka gak bisa bayar dan hanya bisa ngutang melulu tanpa kejelasan kapan bayarnya. Tapi malah rona kebahagiaan terpancar jelas di wajah tuanya.
Pemandangan ini sesuatu yang langka dan aku saksikan sendiri sambil asyik menyeruput es teh manis dan nasi campur yang maknyus.
Mereka yang datang seakan tidak memperdulikan aku.
Tapi tidak ada satupun ekspresi wajah dari mereka yang luput dari perhatianku.
Tapi tidak ada satupun ekspresi wajah dari mereka yang luput dari perhatianku.
Hari itu memang aku sengaja datang ke warung si Mbok yang jadi langgananku ketika jadi mahasiswa dulu.
Si Mbok hampir tidak percaya ketika aku datang.Ketika aku menyakan berapa duit yang dia dapat dalam sehari jika semua makanannya terjual si Mbok malah heran.
“Maksudnya gimana nak??“ Tanya si Mbok dengan sedikit terkejut. Mungkin berpikir kalo aku sekarang jadi petugas pajak hehe...
Si Mbok hampir tidak percaya ketika aku datang.Ketika aku menyakan berapa duit yang dia dapat dalam sehari jika semua makanannya terjual si Mbok malah heran.
“Maksudnya gimana nak??“ Tanya si Mbok dengan sedikit terkejut. Mungkin berpikir kalo aku sekarang jadi petugas pajak hehe...
“Ya Mbok. Aku pengen tahu aja berapa jumlah duit yang mbok terima bila seluruh makanannya habis terjual.” tanyaku tanpa memperdulikan keterkejutannya.Kemudian ragu-ragu bilang. "Gak banyak sih nak, cukuplah untuk hidup wanita tua kaya' Mbok ini." Gak banyak itu sekitar berapa rupiah Mbok?"
Masih kulanjutkan kekepoanku padanya. “400 ribu rupiah, Nak. Tapi tidak semua Simbok terima karena sebagian dihutangin”
Masih kulanjutkan kekepoanku padanya. “400 ribu rupiah, Nak. Tapi tidak semua Simbok terima karena sebagian dihutangin”
“Baik. Berapa jumlah catatan hutang dari semua pelanggan si Mbok“ tanyaku ngeyel.
“Ada Rp. 700 ribu" jawabnya lagi tapi masih dengan raut bingung. Kok ada petugas pajak semanis ini kali' pikirnya hehehe...
“Oke Mbok. Nah ini saya beri uang Rp. 1.500.000.“ kataku sambil memberikan uang itu kepadanya.
“Oh.. Untuk apa ini Nak…??” Sekarang benar-benar bingung dia.
“Aku hanya ingin memberikan uang ini kepada Simbok. Karena dalam keadaan sulit siMbok masih bisa berbuat baik sama orang. Simbok bisa kasi utangan orang yang butuh makan walau Simbok sendiri ndak tahu kapan orang itu akan membayar.” Kataku tulus.
“Aku hanya ingin memberikan uang ini kepada Simbok. Karena dalam keadaan sulit siMbok masih bisa berbuat baik sama orang. Simbok bisa kasi utangan orang yang butuh makan walau Simbok sendiri ndak tahu kapan orang itu akan membayar.” Kataku tulus.
Sambil memperhatikan wajahnya yang termangu-mangu, kupegang tangannya dan menyerahkan uang itu.
“Ini Mbok, mohon diterima. Nah, mau diapakan uang ini?" kataku lagi (masih kepo).
“SiMbok hanya ingin memberi kesempatan semua langganan makan gratis hari ini. Menghapus semua hutang mereka.” Jawabnya.
Wah Simbok ini memang luar biasa.
“Lho, mengapa???“. Sekarang gantian aku yang bingung (pikirku tadinya dia bakal beli barang apa gitu)
Trus dia bilang begini,
“Simbok orang miskin. Simbok pengen bersedekah tapi ndak pernah bisa. Wong hidup juga sulit begini. Nah inilah cara Simbok bersedekah sama orang lain. Yang lebih susah dari Simbok ternyata lebih banyak, sampai makan aja musti ngutang" Katanya dengan mata berkaca-kaca.
“Ini Mbok, mohon diterima. Nah, mau diapakan uang ini?" kataku lagi (masih kepo).
“SiMbok hanya ingin memberi kesempatan semua langganan makan gratis hari ini. Menghapus semua hutang mereka.” Jawabnya.
Wah Simbok ini memang luar biasa.
“Lho, mengapa???“. Sekarang gantian aku yang bingung (pikirku tadinya dia bakal beli barang apa gitu)
Trus dia bilang begini,
“Simbok orang miskin. Simbok pengen bersedekah tapi ndak pernah bisa. Wong hidup juga sulit begini. Nah inilah cara Simbok bersedekah sama orang lain. Yang lebih susah dari Simbok ternyata lebih banyak, sampai makan aja musti ngutang" Katanya dengan mata berkaca-kaca.
Luar biasa memang Simbok ini. Ketika senja mulai beranjak malam, aku melangkah menjauhi sudut jalan itu.
Di dalam mobil aku termenung. Selama ini kita begitu hebatnya menggunakan retorika bahwa kita peduli dengan si miskin. Kita marah kepada ketidak-adilan. Tapi kita tidak berbuat banyak. Tapi Simbok yang sederhana ini langsung mempraktekkannya. Malu aku mbok...pendidikan tinggi, merasa punya ilmu tapi semua hanya retorika belaka tak memberikan dampak berarti.
Tapi sebetulnya kehadiran Allah tetap ada di lingkungan si miskin.
Dengan kebersahajaan, mereka berbagi untuk saling peduli. Itu saja...
Negeri ini kuat karena rahmat Allah yang meniupkan pesan cinta ke hati siapapun untuk saling berbagi.
Masalahnya ada yang bisa membaca pesan itu dan ada yang tak bisa membacanya.
Si Mbok adalah contoh bahwa pesan cinta Allah dibacanya dengan baik, gak perlu tinggi ilmunya, gak perlu banyak hartanya, walau sedikit yang dia punya itulah yang dia bagi... dan dia bahagia karena itu...
Saudaraku...
Memang cinta selalu menyehatkan dan menentramkan walau pun susah kita tak perlu segan untuk membagi pada yang lebih susah.
Memang cinta selalu menyehatkan dan menentramkan walau pun susah kita tak perlu segan untuk membagi pada yang lebih susah.
"Berbagi tidak harus menunggu kaya."
Apalagi kalo mau rezeki lancar dan pertolongan Allah datang. Baca teori bantu membantu ini untuk memudahkan memahaminya.
Wallahu alam..
Apalagi kalo mau rezeki lancar dan pertolongan Allah datang. Baca teori bantu membantu ini untuk memudahkan memahaminya.
Wallahu alam..
0 Komentar untuk "Pesan Cinta Allah pada Si Mbok"