PEMBENARAN & KEBENARAN
Mungkin anda sering bertanya. Udah usaha mati-matian tapi kok gak kunjung berhasil..Berikut ini cerita yang saya baca dari Flight Magazine sebuah maskapai penerbangan. Cerita ini saya tuliskan kembali dengan harapan kita bisa memetik manfaat darinya.
Seorang pemuda membeli sebuah mikroskop dari seorang penjual yang piawai. Dia memutuskan untuk membelinya setelah diyakinkan bahwa dia bisa melihat segala keindahan secara nyata di bawah mikroskop. Ditaruhnya kelopak bunga mawar di bawah lensa mikroskop itu dan terlihat keindahan yang tiada tara. Kemudian dia meletakkan berlian terlihat kilau keindahan yang luar biasa
Dibawa pulnglah mikroskop itu dan dia mulai menaruh semua benda benda yang ditemuinya untuk diletakkan di bawah mikroskop itu untuk mengetahui lebih jauh apa sebenarnya yang ada di baliknya.
Dibawa pulnglah mikroskop itu dan dia mulai menaruh semua benda benda yang ditemuinya untuk diletakkan di bawah mikroskop itu untuk mengetahui lebih jauh apa sebenarnya yang ada di baliknya.
Hingga suatu ketika dia merasa perlu untuk memeriksa sambel kesukaannya dan penasaran apa yang ada di baliknya. Perlahan diletakkannya sambel itu di bawah kaca mikroskop dan mulai mengintip dengan penuh rasa ingin tahu. Tapi apa yang dilihatnya betul-betul membuat tercengang. Terlihat cacing-cacing kecil menari-nari di bawah sana. Dia betul-betul bingung tak percaya dengan apa yang dilihatnya. sambel itu rasanya enak banget harusnya sesuatu yang indah yang bakal dia lihat di bawahnya. Dia sungguh galau dan tak tau harus melakukan apa. Dibantingnyalah mikroskop itu di halaman rumah dengan penuh amarah yang menggelegak....
Pembaca....
Begitulah kita memandang hidup kita. Kadang kita suka mencari kebenaran tapi begitu kita dapatkan malah kita tak mau mempercayainya. Apa beda antara kebenaran dan pembenaran?
Kebenaran bila kita menerima fakta sebagaimana adanya. Sementara pembenaran bila kita menerima fakta seperti apa yang kita inginkan.
Kenapa rezekiku kok gak berubah, padahal aku kan udah ikhtiar? Mungkin Allah gak sayang sama aku, Allah kok gak adil ya, padahal aku kan juga ibadah sama seperti yang lain, eh kok yang gak ibadah dan bukan muslim rezekinya lancar jaya, sepertinya bla bla bla? Tau gak sih bukan ikhtiar yang membuat kita dapat rezeki. Jangan karena merasa ikhtiarnya udah paling oke trus merasa berhak mendapat rezeki seperti yang diinginkannya. Kalo gak dapat malah mencak-mencak dan protes !! Bukan ikhtiar, bukan pula dari bekerja rezeki itu datang ! Trus merasa diri sudah beribadah dan beramal saleh, padahal bukan karena amal saleh itulah yang membuat kita dapat rezeki. Tapi ridha Allah SWT, jadi gak usah sok tahu dan sok mencari pembenaran mengapa rezeki kita gak berubah..
Carilah kebenarannya..
Ikhtiar, berusaha dan beramal saleh untuk mendapatkan kasih sayangNya, memohon ridhaNya agar Allah berkenan memudahkan hidup kita, melimpahkan rezekiNya untuk kita nikmati...
Pembenaran ibarat kanker yang menggerogoti hidup kita yang ada tingkatannya.
Stadium 1, Blaming alias menyalahkan.
Kita mulai menyalahkan keadaan, orang lain bahkan Allah SWT. Contoh nih, saya sudah melakukan yang terbaik (menurut saya) tapi tak ada yang mendukung saya. Saya menyalahkan semua orang bahkan protes kok gak ada yang ngedukung saya sih, saya kan udah ngelakuin yang terbaik. Padahal sebenarnya dia belum melakukan yang terbaik tapi malah menyalahkan sekelilingnya. Perbaikan dari pembenaran ini adalah introspeksi diri benarkah saya sudah melakukan yang terbaik dan benarkah tak ada satupun yang mendukung saya? Benarkah ikhtiar saya, benarkah cara saya bekerja, benarkah amalan yang saya lakukan, benarkah saya ikhlas?
Kalo rezeki kita gak berubah trus alih-alih meriksa diri malah menyalahkan lingkungan bahkan Allah SWT (naudzubillah) itu artinya kita kena kanker stadium 1..
Stadium 2, Excuse alias nyari alasan.
Di stadium ini kita sudah menerima alasan bahwa diri ini belum berusaha sebaik mungkin (udah introspeksi) tapi malah memaklumi hal tersebut karena merasa tidak memilki sumber daya untuk melakukan hal tersebut, istilah gampangnya nyari alasan atas keadaannya. Contoh tentu saja saya belum melakukan yang terbaik karena saya tidak memiliki sumber daya seperti biaya, orang dan waktu. Pembenaran ini bisa dikoreksi dengan pernyataan bila saya memiliki sumberdaya apakah saya melakukan usaha yang terbaik dari sekarang?
Saya gak bisa ikhtiar karena saya kan gak tau caranya, saya gak bisa bekerja karena pendidikan saya rendah, saya gak bisa sedekah karena gak punya cukup duit (padahal bersedekah kan gak perlu nunggu kaya), gak bisa shalat sunat karena gak punya cukup waktu (padahal waktu yang dikasi ke semua orang sama, 24 jam). Padahal apa yang kita miliki itulah sumberdaya kita dan berbuatlah sesuatu dengan sumberdaya itu. Daripada memanfaatkan orang lain jadilah bermanfaat.
So.... kalo hidup dan rezeki kita gak berubah, coba periksa diri, mungkin karena kita kebanyakan alasan...dan kena kanker stadium 2.
Stadium 3, Justify alias membenarkan. Kalo sudah menyalahkan lingkungan dan suka cari alasan akhirnya naik tingkat ke membenarkan tindakan. Saya gak perlu melakukan usaha yang terbaik karena hasilnya kan belum jelas? Ngapain saya mesti ikhtiar, ngapain susah kerja keras banting tulang, ngapain mesti beramal sementara rezeki itu misteri Allah? Belum tentu dapat, kalo pun dapat bisa jadi gak seberapa???
Justru karena rezeki itu misteri Allah, kita kudu berusaha, ikhtiar, kerja dan beramal saleh agar Allah ridha sama kita... Rezeki itu yang penting mengalir, bukan jumlahnya, yang penting kualitasnya alias keberkahannya...
Bekerja, berusaha dan beramal saleh lah sebaik mungkin, urusan hasil akhirnya itu udah urusan Allah SWT,
Akhirnya stadium 4...
Kita semua udah paham kalo kanker sudah stadium 4 artinya tingkat keparahannya udah luar biasa... Banyak pasien yang susah bertahan di fase ini. Kalo kita udah menyalahkan lingkungan, suka nyari alasan dan membenarkan kondisi kita sekarang artinya kita udah ada di fase ini. Kasarnya ya...tinggal nunggu mati aja !
Allah menghadirkan kita di dunia ini pasti ada tujuannya..Agar bisa menjadi manfaat bagi orang lain. Gak mungkin dong kita lahir hanya untuk hidup ala kadarnya trus mati....the end..!! Hidup itu harus bermanfaat. Gunakan kesempatan sepanjang nafas masih diberi untuk berbuat baik dan beramal saleh. Rezeki itu domain Allah..kita gak usah ngatur Allah soal rezeki karena Allah tahu yang terbaik buat kita.
Jika hidup kita gak berubah bisa jadi karena kita kena "kanker".
Wallahu alam...
Pembaca....
Begitulah kita memandang hidup kita. Kadang kita suka mencari kebenaran tapi begitu kita dapatkan malah kita tak mau mempercayainya. Apa beda antara kebenaran dan pembenaran?
Kebenaran bila kita menerima fakta sebagaimana adanya. Sementara pembenaran bila kita menerima fakta seperti apa yang kita inginkan.
Kenapa rezekiku kok gak berubah, padahal aku kan udah ikhtiar? Mungkin Allah gak sayang sama aku, Allah kok gak adil ya, padahal aku kan juga ibadah sama seperti yang lain, eh kok yang gak ibadah dan bukan muslim rezekinya lancar jaya, sepertinya bla bla bla? Tau gak sih bukan ikhtiar yang membuat kita dapat rezeki. Jangan karena merasa ikhtiarnya udah paling oke trus merasa berhak mendapat rezeki seperti yang diinginkannya. Kalo gak dapat malah mencak-mencak dan protes !! Bukan ikhtiar, bukan pula dari bekerja rezeki itu datang ! Trus merasa diri sudah beribadah dan beramal saleh, padahal bukan karena amal saleh itulah yang membuat kita dapat rezeki. Tapi ridha Allah SWT, jadi gak usah sok tahu dan sok mencari pembenaran mengapa rezeki kita gak berubah..
Carilah kebenarannya..
Ikhtiar, berusaha dan beramal saleh untuk mendapatkan kasih sayangNya, memohon ridhaNya agar Allah berkenan memudahkan hidup kita, melimpahkan rezekiNya untuk kita nikmati...
Pembenaran ibarat kanker yang menggerogoti hidup kita yang ada tingkatannya.
Stadium 1, Blaming alias menyalahkan.
Kita mulai menyalahkan keadaan, orang lain bahkan Allah SWT. Contoh nih, saya sudah melakukan yang terbaik (menurut saya) tapi tak ada yang mendukung saya. Saya menyalahkan semua orang bahkan protes kok gak ada yang ngedukung saya sih, saya kan udah ngelakuin yang terbaik. Padahal sebenarnya dia belum melakukan yang terbaik tapi malah menyalahkan sekelilingnya. Perbaikan dari pembenaran ini adalah introspeksi diri benarkah saya sudah melakukan yang terbaik dan benarkah tak ada satupun yang mendukung saya? Benarkah ikhtiar saya, benarkah cara saya bekerja, benarkah amalan yang saya lakukan, benarkah saya ikhlas?
Kalo rezeki kita gak berubah trus alih-alih meriksa diri malah menyalahkan lingkungan bahkan Allah SWT (naudzubillah) itu artinya kita kena kanker stadium 1..
Stadium 2, Excuse alias nyari alasan.
Di stadium ini kita sudah menerima alasan bahwa diri ini belum berusaha sebaik mungkin (udah introspeksi) tapi malah memaklumi hal tersebut karena merasa tidak memilki sumber daya untuk melakukan hal tersebut, istilah gampangnya nyari alasan atas keadaannya. Contoh tentu saja saya belum melakukan yang terbaik karena saya tidak memiliki sumber daya seperti biaya, orang dan waktu. Pembenaran ini bisa dikoreksi dengan pernyataan bila saya memiliki sumberdaya apakah saya melakukan usaha yang terbaik dari sekarang?
Saya gak bisa ikhtiar karena saya kan gak tau caranya, saya gak bisa bekerja karena pendidikan saya rendah, saya gak bisa sedekah karena gak punya cukup duit (padahal bersedekah kan gak perlu nunggu kaya), gak bisa shalat sunat karena gak punya cukup waktu (padahal waktu yang dikasi ke semua orang sama, 24 jam). Padahal apa yang kita miliki itulah sumberdaya kita dan berbuatlah sesuatu dengan sumberdaya itu. Daripada memanfaatkan orang lain jadilah bermanfaat.
So.... kalo hidup dan rezeki kita gak berubah, coba periksa diri, mungkin karena kita kebanyakan alasan...dan kena kanker stadium 2.
Stadium 3, Justify alias membenarkan. Kalo sudah menyalahkan lingkungan dan suka cari alasan akhirnya naik tingkat ke membenarkan tindakan. Saya gak perlu melakukan usaha yang terbaik karena hasilnya kan belum jelas? Ngapain saya mesti ikhtiar, ngapain susah kerja keras banting tulang, ngapain mesti beramal sementara rezeki itu misteri Allah? Belum tentu dapat, kalo pun dapat bisa jadi gak seberapa???
Justru karena rezeki itu misteri Allah, kita kudu berusaha, ikhtiar, kerja dan beramal saleh agar Allah ridha sama kita... Rezeki itu yang penting mengalir, bukan jumlahnya, yang penting kualitasnya alias keberkahannya...
Bekerja, berusaha dan beramal saleh lah sebaik mungkin, urusan hasil akhirnya itu udah urusan Allah SWT,
Akhirnya stadium 4...
Kita semua udah paham kalo kanker sudah stadium 4 artinya tingkat keparahannya udah luar biasa... Banyak pasien yang susah bertahan di fase ini. Kalo kita udah menyalahkan lingkungan, suka nyari alasan dan membenarkan kondisi kita sekarang artinya kita udah ada di fase ini. Kasarnya ya...tinggal nunggu mati aja !
Allah menghadirkan kita di dunia ini pasti ada tujuannya..Agar bisa menjadi manfaat bagi orang lain. Gak mungkin dong kita lahir hanya untuk hidup ala kadarnya trus mati....the end..!! Hidup itu harus bermanfaat. Gunakan kesempatan sepanjang nafas masih diberi untuk berbuat baik dan beramal saleh. Rezeki itu domain Allah..kita gak usah ngatur Allah soal rezeki karena Allah tahu yang terbaik buat kita.
Jika hidup kita gak berubah bisa jadi karena kita kena "kanker".
Wallahu alam...
0 Komentar untuk "Penyebab Hidup Kita Gak Berubah"