PENYAKIT KITA YANG CIPTAIN.
- Kok blog tentang rezeki isinya tentang penyakit juga? Tentu saja, bukankah kesehatan itu juga rezeki? Semua orang concern dengan kesehatannya, jadi tulisan tentang kesehatan itu penting.
- Sebenarnya penyakit itu gak ada, kita yang ciptain penyakit itu sendiri, kita yang menyebabkan diri kita sakit, kita yang mengundang penyakit masuk dalam tubuh kita. Ah, masa sih? Mana ada orang yang mau sakit, yang mau mengundang penyakit? Tapi kenyataannya....
- Kalo kita makan sembarangan, kurang olahraga, banyak pikiran sampe stres, terpapar polusi tiap hari, kurang istirahat / kurang tidur, pasti ujung-ujungnya bakal sakit. Kita sih udah tau kalo kelakuan kita bisa bikin penyakit tapi anehnya kita masih melakukannya.
- Karena penyakit itu gak ada, kita yang ciptain sendiri maka sebenarnya untuk sembuh dari penyakit apapun juga gampang !
- Pertama ya, jangan melakukan perbuatan yang mengundang penyakit.
- Kedua, kalo udah kena penyakit berprasangka baik sama Allah dulu bahwa penyakit adalah perbuatan kita dan penyembuhnya Allah.
- Ketiga, minta disembuhin sama Allah disertai ikhtiar ala dunia (ke dokter, minum obat, perbaiki pola makan) dan perbaiki ibadah kepadaNya. Jangan lupa doa diberi kesembuhan.
- Berikut ini ada cerita / kisah yang bisa jadi inspirasi bahwa penyakit apapun itu sembuhnya gampang bahkan kanker atau tumor ganas sekalipun, asal tau dan mau mengikuti caranya. Itupun berdasarkan pengalaman pribadi orangnya. Artinya udah dipraktekin dan berhasil.
PUASA ITU OBAT.
- Kisah di bawah ini mungkin bisa menginspirasi kita.
- Penulis cerita ini lagi sakit lambung dan berikhtiar mencari kesembuhan secara medis. Berangkatlah menuju praktek dokter yang cukup terkenal di kota itu. Dokternya termasuk dokter sepuh, usianya sekitar tujuh puluhan, spesialis penyakit dalam yang sudah sangat berpengalaman. Sebut saja namanya dokter P.
- Setelah beberapa saat antri menunggu giliran masuklah dia. “Silakan duduk,” kata dokter P. Seperti umumnya saat konsultasi dokter pasti ditanya apa sakit dan gejala yang dirasakannya. Dia pun bercerita tentang penyakit maag yang dialami sejak 2013 hingga saat ini. Mulai dari awal merasakan sakit maag, peristiwa-peristiwa kram perut, ambruk berkali-kali, gejala dan vonis tipes, pengalaman opname dan endoskopi, hingga tentang radang duodenum dan praktek tata pola makan Food Combining yang dilakoninya.
- “Kalau kram perutnya sudah enggak pernah lagi, Pak,” katanya, “Tapi sensasi panas di dada ini masih kerasa, panik juga cemas, mules, mual. Kalau telat makan, maag kambuh. Apalagi setelah beberapa bulan tata pola makan jadi amburadul lagi.”
- “Tapi buat puasa kuat ya?” “Kuat, Pak.” katanya lagi.“Orang kalau kuat puasa, harusnya nggak bisa kena maag!” Kata Dokter P. Meski bengong dan gak paham, dia masih menunggu penjelasan. “Asam lambung itu,” kata Dokter P, “Diaktifkan oleh instruksi otak kita. Kalau otak kita bisa mengendalikan persepsi, maka asam lambung itu akan nurut sendiri. Dan itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang puasa.” Bingung mendengarnya akhirnya dia nanya, “Maksudnya, Pak?” Dokter bilang,“Orang puasa ‘kan malamnya wajib niat to?” “Yo pasti, Pak.”“Nah, niat itulah yang kemudian menjadi kontrol otak atas asam lambung. Ketika situ sudah bertekad kuat besok mau puasa, besok nggak makan sejak subuh sampai maghrib, itu membuat otak menginstruksikan kepada fisik biar kuat, asam lambung pun terkendali. Ya kalau sensasi lapar memang ada, namanya juga puasa. Tapi asam lambung gak bakal naik, apalagi sampe parah. Itu syaratnya kalau situ memang malamnya sudah niat mantap. Kalau cuma di mulut bilang mau puasa tapi hatinya nggak mantap, ya tetap nggak kuat. Makanya niat itu jadi kewajiban, ‘kan?”
- Jadi puasa itu sebenarnya obat. Bisa menyembuhkan penyakit jika diniatkan dengan benar. Karena sumber penyakit perut adalah makanan yang dikonsumsi, jadi wajarlah jika membatasi makanan yang dikonsumsi peluang untuk menjadi sakit perut juga menurun bukan? Berikut hadits Rasulullah SAW tentang puasa.
- Manusia secara ilmiah memang punya tenaga cadangan hingga enam puluh hari. Maksudnya, kalau orang sehat itu bisa tetap bertahan hidup tanpa makan dalam keadaan sadar selama dua bulan. Misalnya puasa dan buka-sahurnya cuma minum sedikit. Itu kuat. Asalkan tekadnya juga kuat.
- Makanya, dahulu raja-raja Jawa itu sebelum jadi raja, mereka tirakat dulu. Misalnya puasa empat puluh hari. Bukanya cuma minum air kali. Itu jaman dulu ya, waktu kalinya masih bersih.
BERPIKIR POSITIF
- Hati-hati dengan perkataan karena lidah itu gak bertulang. Kata bisa menyelamatkan juga bisa mencelakakan. Mengatakan adalah mengundang, memikirkan adalah mengundang, meyakini adalah mengundang’. Jadi kalau situ memikirkan; ‘ah, kalau telat makan nanti asam lambung saya naik’, apalagi berulang-ulang mengatakan dan meyakininya, ya situ berarti mengundang penyakit itu. Maka benar kata orang-orang itu bahwa perkataan bisa jadi doa. Nabi Musa itu, kalau kerasa sakit, langsung mensugesti diri; ah sembuh. Ya sembuh. Orang-orang debus itu nggak merasa sakit saat diiris-iris kan karena sudah bisa mengendalikan pikirannya. Einstein yang nemuin bom atom itu konon cuma lima persen pendayagunaan otaknya. Jadi potensi otak itu luar biasa,” papar Dokter P lagi.
- “Jadi kalau jadwal makan sembarangan berarti sebenarnya nggak apa-apa ya, Dok?” tanya si pasien.
- “Nah, itu lain lagi. Makan harus tetap teratur, ajeg, konsisten. Itu agar menjaga aktivitas asam lambung juga. Misalnya situ makan tiga kali sehari, maka jarak antara sarapan dan makan siang buatlah sama dengan jarak antara makan siang dan makan malam. Misalnya, sarapan jam enam pagi, makan siang jam dua belas siang, makan malam jam enam petang. Kalau siang, misalnya jam sebelas situ rasanya nggak sempat makan siang jam dua belas, ya niatkan saja puasa sampai sore. Jangan mengundur makan siang ke jam dua misalnya, ganti aja dengan minum air putih yang banyak. Dengan pola yang teratur, maka organ di dalam tubuh pun kerjanya teratur. Nah, pola teratur itu sudah bisa dilakukan oleh orang-orang yang puasa dengan waktu buka dan sahurnya.” Dokter melanjutkan.
- “Tapi ya itu tadi. Yang lebih penting adalah pikiran situ, yakin nggak apa-apa, yakin sembuh. Allah sudah menciptakan tubuh kita untuk menyembuhkan diri sendiri, ada mekanismenya, ada enzim yang bekerja di dalam tubuh untuk penyembuhan diri. Dan itu bisa diaktifkan secara optimal kalau pikiran kita optimis. Kalau situ cemas, takut, kuatir, justru imunitas situ turun dan rentan sakit juga.” kata dokter panjang lebar.
- Di sini terlihat pentingnya berpikir positif. Agama kita juga menganjurkan untuk selalu berpikir positif sebagaimana ayat di bawah ini.
KEKUATAN KEYAKINAN.
- Jangan sepelekan kekuatan keyakinan. Banyak yang gagal ataupun sukses menyembuhkan dirinya karena persoalan keyakinan ini.
- Dokter P kemudian mengambil beberapa jilid buku lagi, tentang ‘enzim kebahagiaan’ endorphin, tentang enzim peremajaan, dan beberapa tema psiko-medis lain tulisan dokter-dokter Jepang dan Mesir.
- Berkali-kali di vonis kena tipes dianggap Dokter P sebagai salah kaprah. Berikut penjelasannya.
- “Sekali orang kena bakteri thypoid penyebab tipes, maka antibodi terhadap bakteri itu bisa bertahan dua tahun. Sehingga selama dua tahun itu mestinya orang tersebut nggak kena tipes lagi. Bagi orang yang fisiknya kuat, bisa sampai lima tahun. Walaupun memang dalam tes widal hasilnya positif, tapi itu bukan tipes. Jadi selama ini banyak yang salah kaprah, setahun sampai tipes dua kali, apalagi sampai opnam. Itu biar rumah sakitnya penuh saja. Kemungkinan hanya demam biasa.”, kata Dokter P menjelaskan.
- "Kalaupun tipes, nggak perlu dirawat di rumah sakit sebenarnya. Asalkan dia masih bisa minum, cukup istirahat di rumah dan minum obat tipes. Sembuh sudah. Dulu, pernah di sebuah rumah sakit di Jogja, saya anjurkan agar belasan pasien tipes yang nggak mampu, nggak punya asuransi, rawat jalan saja. Yang penting tetep konsumsi obat dari saya, minum yang banyak, dan tiap hari harus cek ke rumah sakit, biayanya gratis. Mereka nurut. Itu dalam waktu maksimal empat hari sudah pada sembuh. Sedangkan pasien yang dirawat inap, minimal baru bisa pulang setelah satu minggu, itupun masih lemas.” lanjutnya.
- “Tapi ‘kan pasien harus bedrest, Dok?” Kata pasiennya penasaran. “Ya ‘kan bisa di rumah.” kata Dokter. “Tapi kalau nggak pakai infus ‘kan lemes terus Dok?” balas pasiennya “Nah situ nggak yakin sih. Saya yakinkan pasien bahwa mereka bisa sembuh. Asalkan mau nurut dan berusaha seperti yang saya sarankan itu. Lagi-lagi saya bilang, kekuatan keyakinan itu luar biasa lho, Mas.” jelas Dokter P.
- Yakinlah bahwa Allah gak akan pernah ninggalin kita dalam kondisi apapun. Allah sendiri yang mengatakannya dalam firmanNya yang suci berikut ini :
PASRAH TOTAL PADA ALLAH SWT.
- Kemauan berpasrah diri pada kekuatan yang lebih besar terbukti bisa menolong penyembuhan penyakit. Melepaskan penyakit itu kepada Allah, sehingga sudah menjadi urusan Allah.
- “Dulu ada seorang wanita kena kanker payudara. Sebelah kanannya diangkat, dioperasi di RS. Nggak lama, ternyata payudara kirinya kena juga. Karena nggak segera lapor dan dapat penanganan, kankernya merembet ke paru-paru dan jantung. Dokter sudah angkat tangan," cerita dokter lagi.
- "Dia divonis punya harapan hidup maksimal hanya empat bulan.”
- “Lalu dia kesini ketemu saya. Bukan minta obat atau apa. Dia cuma nanya; ‘Dok, saya sudah divonis hidup maksimal tinggal empat bulan. Kira-kira bisa nggak kalau diundur jadi enam bulan?’ Pertanyaannya kedengaran ngawur karena dokter kan bukan Tuhan. Tapi keheranan di simpan dan pengen tau alasannya.
- Dokter P heran saat itu, dan nanya kenapa. Dia bilang bahwa enam bulan lagi anak bungsunya mau nikah, jadi pengen mendapatkan momen itu.” Dokter P melanjutkan, “Ya saya jelaskan apa adanya. Bahwa vonis medis itu nggak seratus persen benar, walaupun prosentasenya sampai sembilan puluh sembilan persen, tetap masih ada satu persen berupa kepasrahan kepada Allah yang bisa mengalahkan vonis medis sekalipun.
- Maka saya bilang; sudah Bu, situ nggak usah mikir bakal mati empat bulan lagi. Justru ibu harus siap mental, bahwa hari ini atau besok situ siap mati. Apa ibu kena kanker ato gak, kapanpun mati, siap! Gak perlu nawar, karena ajal itu sifatnya pasti dan gak bisa ditawar-tawar."
- Begitu ibu pasrah kepada Allah, artinya ibu siap menghadap Allah kapanpun. Entah sebulan, setahun, sepuluh tahun. Tapi harus tetap berusaha bertahan hidup.” Si pasien melongo dan mengira Dokter P bakal memotivasi si ibu itu agar semangat untuk sembuh, tapi malah disuruh siap mati kapanpun.
- “Ibu itu mau nurut. Untuk menyiapkan mental siap mati kapanpun itu gak mudah, bahkan dia butuh waktu satu bulan. Dia bilang sudah mantap, pasrah kepada Tuhan bahwa dia siap mati kapanpun. Dia nggak lagi mengkhawatirkan penyakit itu, sudah sangat enjoy dengan keadaannya.
- Dokter saat itu cuma kasih satu macam obat. Itupun hanya obat anti mual biar dia tetap bisa makan dan punya energi untuk melawan kankernya. Setelah hampir empat bulan, dia check-up lagi ke RS dan di sana dokter yang meriksa geleng-geleng. Kankernya sudah berangsur-angsur hilang!” Lanjut Dokter P, "Orangnya masih hidup sampai sekarang. Dan itu kejadian empat belas tahun lalu.”
- “Kejadian itu juga yang menjadikan saya yakin ketika operasi jantung dulu, kata Dokter P lagi. ”Dulu saya operasi bedah jantung di Jakarta. Pembuluhnya sudah rusak. Saya ditawari pasang ring. Saya nggak mau. Akhirnya diambillah pembuluh dari kaki untuk dipasang di jantung.
- Saat itu saya yakin betul bisa sembuh dengan cepat. Maka dalam waktu empat hari pasca operasi, saya sudah balik ke Jogja, bahkan dari bandara ke sini saya nyetir sendiri. Padahal umumnya pasien jantung minimal dua minggu baru bisa pulang. Orang yang masuk operasi yang sama bareng saya baru bisa pulang setelah dua bulan.”
- Allah sesuai persangkaan kita. Jika kita pasrah padaNya dan berharap pertolonganNya akan kesembuhan kita, maka kita akan mendapatkannya. Seperti hadits berikut ini :
PERBAIKI POLA MAKAN.
- Perhatikan makanan yang dikonsumsi. Makanan itu masuk ke dalam tubuh dan bakal memberi makan sel-sel tubuh.
- Saya juga punya kenalan dokter,” lanjutnya, “Dulu tugas di RS sini, aslinya Jakarta, lalu pindah mukim di Tennessee, Amerika.Di sana dia kena kanker stadium empat. Setelah divonis mati dua bulan lagi, dia akhirnya pasrah dan pasang mental siap mati kapanpun. Hingga suatu hari dia jalan-jalan ke perpustakaan, dia baca-baca buku tentang Afrika. Lalu muncul rasa penasaran, kira-kira gimana kasus kanker di Afrika. Dia cari-cari referensi tentang itu, nggak ketemu. Akhirnya dia hubungi kawannya, seorang dokter di Afrika Tengah.Kawannya itu nggak bisa jawab."
- Lalu dihubungkan langsung ke kementerian kesehatan sana. Dari kementerian, dia dapat jawaban mengherankan, bahwa di sana nggak ada kasus kanker. Nah dia pun kaget, tambah penasaran.”
- Dokter P jeda sejenak, lalu melanjutkan.“Beberapa hari kemudian dia berangkat ke Afrika Tengah. Di sana dia meneliti kebiasaan hidup orang-orang pribumi. Apa yang dia temukan? Orang-orang di sana makannya sangat sehat. Yaitu sayur-sayuran mentah, dilalap, nggak dimasak kayak kita.Sepiring porsi makan itu tiga perempatnya sayuran, sisanya yang seperempat untuk menu karbohidrat. Selain itu, sayur yang dimakan ditanam dengan media yang organik. Pupuknya organik pake kotoran hewan dan sisa-sisa tumbuhan.Jadi ya betul-betul sehat. "
- "Nggak kayak kita, sudah pupuknya pakai yang berbahaya, eh pakai dimasak pula. Serba salah kita. Bahkan beras merah dan hitam yang sehat-sehat itu, kita nggak mau makan. Malah kita jadikan pakan burung, ya jadinya burung itu yang sehat, kitanya sakit-sakitan.” Kata Dokter, “Nah dia yang awalnya hanya ingin tahu, akhirnya ikut-ikutan. Dia tinggal di sana selama tiga mingguan dan menalani pola makan seperti orang-orang Afrika itu.”
- “Setelah tiga minggu, dia kembali ke Tennessee. Dia mulai menanam sayur mayur di lahan sempit dengan cara alami. Lalu beberapa bulan kemudian dia check-up medis lagi untuk periksa kankernya,” Lanjutnya. "Pemeriksaan menunjukkan kankernya hilang. Kondisi fisiknya berangsur-angsur membaik. Ini bukti bahwa keyakinan yang kuat, kepasrahan kepada Tuhan, itu energi yang luar biasa. Apalagi ditambah dengan usaha yang logis dan sesuai dengan fitrah tubuh. Makanya situ nggak usah cemas, nggak usah takut..”
- Apa yang Allah perintahkan untuk kita makan? Makanan yang baik-baik dan tentu saja halal. Makanan yang baik tentu saja yang menyehatkan, cukup kadar gizinya, gak tercemar pestisida dan yang diproses dengan benar.
PERBANYAK BACA QURAN.
- Lanjut....
- Takjub, tentu saja. Pada momen ini Dokter P menghujani si pasien dengan pengalaman-pengalamannya di dunia kedokteran, tentang kisah-kisah para pasien yang punya optimisme dan pasien yang pesimis.
- Aku jadi teringat kisah serupa yang menimpa alumni sebuah pesantren.
- Singkatnya, santri ini mengidap tumor ganas yang bisa berpindah-pindah benjolannya. Ia divonis dokter hanya mampu bertahan hidup dua bulan. Terkejut atas vonis ini, ia misuh-misuh di depan dokter saat itu. Namun pada akhirnya ia mampu menerima kenyataan itu.Ia pun bertekad menyongsong maut dengan percaya diri dan ibadah. Ia sowan ke Kiai, menyampaikan maksudnya itu.
- Kemudian oleh Kiai, santri ini diijazahi (diberi rekomendasi amalan) Riyadhoh Qur’an, yakni amalan membaca Al-Quran tanpa henti selama empat puluh hari penuh, kecuali untuk memenuhi hajat dan kewajiban primer.
- Riyadhoh pun dimulai. Ia lalu hari-hari dengan membaca Al-Quran tanpa henti. Persis di pojokan aula Madrasah Huffadh yang sekarang. Karena merasa begitu dingin, ia jadikan karpet sebagai selimut. Hari ke tiga puluh, ia sering muntah-muntah, keringatnya pun sudah begitu bau. Bacin, mirip bangkai tikus, kenang narasumber yang menceritakan kisah ini padaku. Hari ke tiga puluh lima, tubuhnya sudah nampak lebih segar, dan ajaibnya; benjolan tumornya sudah hilang.
- Selepas rampung riyadhoh empat puluh hari itu, dia kembali periksa ke rumah sakit di mana ia divonis mati. Pihak rumah sakit pun heran. Penyakit pemuda itu sudah hilang, bersih, dan menunjukkan kondisi vital yang sangat sehat!
- Allah memang mengajurkan kita untuk berobat dengan Al Quran seperti yang dikemukakanNya dalam ayat berikut ini :
LATIHAN PERNAFASAN
- Aku pribadi sangat percaya bahwa gelombang yang diciptakan oleh ritual ibadah bisa mewujudkan energi positif bagi fisik. Khususnya energi penyembuhan bagi mereka yang sakit. Memang tidak mudah untuk sampai ke frekuensi itu, namun harus sering dilatih. Hal ini diiyakan oleh dokter P.
- “Untuk melatih pikiran biar bisa tenang itu cukup dengan pernapasan. Situ tarik napas lewat hidung dalam-dalam selama lima detik, kemudian tahan selama tiga detik. Lalu hembuskan lewat mulut sampai tuntas. Lakukan tujuh kali setiap sebelum Shubuh dan sebelum Maghrib.Itu sangat efektif. Kalau orang pencak, ditahannya bisa sampai tujuh detik. Tapi kalau untuk kesehatan ya cukup tiga detik saja.”
- Nah, anjuran yang ini sudah kupraktekkan sejak lama. Meskipun dengan tata laksana yang sedikit berbeda. Terutama untuk mengatasi insomnia. Memang ampuh. Yakni metode empat-tujuh-delapan. Ketika merasa susah tidur alias insomnia, itu pengaruh pikiran yang masih terganggu berbagai hal.Maka pikiran perlu ditenangkan, yakni dengan pernapasan. Tak perlu obat, bius, atau sejenisnya, murah meriah.
- Pertama, tarik napas lewat hidung sampai detik ke empat, lalu tahan sampai detik ke tujuh, lalu hembuskan lewat mulut pada detik ke delapan. Ulangi sebanyak empat sampai lima kali. Memang iya mata kita tidak langsung terpejam ngantuk, tapi pikiran menadi rileks dan beberapa menit kemudian tanpa terasa kita sudah terlelap.
- Awalnya aku juga agak ragu, tapi begitu kucoba, ternyata memang ampuh. Bahkan bagi yang mengalami insomnia sebab rindu akut sekalipun.“Gelombang yang dikeluarkan oleh otak itu punya energi sendiri, dan itu bergantung dari seberapa yakin tekad kita dan seberapa kuat konsentrasi kita,” terangnya.
SHOLAT MALAM
- Jangan remehkan kekuatan shalat malam lho !
- “Jadi kalau situ sholat dua menit saja dengan khusyuk, itu sinyalnya lebih bagus ketimbang situ sholat sejam tapi pikiran situ kemana-mana, hehehe.” anjut Dokternya “Termasuk dalam hal ini adalah keampuhan sholat malam.
- Sholat tahajud. Itu ketika kamu baru bangun di akhir malam, gelombang otak itu pada frekuensi Alpha. Jauh lebih kuat daripada gelombang Beta yang teradi pada waktu Isya atau Shubuh. Jadi ya logis saja kalau doa di saat tahajud itu begitu cepat ‘naik’ dan terkabul. Apa yang diminta, itulah yang diundang.
- "Ketika tekad situ begitu kuat, ditambah lagi gelombang otak yang lagi kuat-kuatnya, maka sangat besar potensi terwujud doa-doa kita.”
- Tak kusangka dokter bakal menyinggung perihal sholat segala.
- Aku pun ternganga. Ia menunjukkan sampul buku tentang ‘enzim panjang umur’. “Tubuh kita ini, Mas, diberi kemampuan oleh Allah unuk meregenerasi sel-sel yang rusak dengan bantuan enzim tertentu, populer disebut dengan enzim panjang umur. Secara berkala sel-sel baru terbentuk, dan yang lama dibuang. Ketika pikiran kita positif untuk sembuh, maka yang dibuang lah sel-sel yang terkena penyakit."
- Menurut penelitian, enzim ini bisa bekerja dengan baik bagi mereka yang sering merasakan lapar dalam tiga sampai empat hari sekali.”
Baca : 12 alasan mengapa tahajud melancarkan rezeki
PERBAIKI POLA HIDUP
- Dokter menatapku, seakan mengharapkan agar aku menyimpulkan sendiri.
- “Puasa?”
- “Ya!”
- “Senin-Kamis?”
- “Tepat sekali! Ketika puasa itu regenerasi sel berlangsung dengan optimal.
- Makanya orang puasa sebulan itu juga harusnya bisa jadi detoksifikasi yang ampuh terhadap berbagai penyakit.”
- Lagi-lagi, aku manggut-manggut.
- Tak asing dengan teori ini.
- “Pokoknya situ harus merangsang tubuh agar bisa menyembuhkan diri sendiri. Jangan ketergantungan dengan obat. Suplemen yang nggak perlu-perlu amat, nggak usahlah. Minum yang banyak, sehari dua liter, bisa lebih kalau situ banyak berkeringat, ya tergantung kebutuhan.
- Tertawalah yang lepas, bergembira, nonton film lucu tiap hari juga bisa merangsang produksi endorphin, hormon kebahagiaan. Itu akan sangat mempercepat kesembuhan.
- Penyakit apapun itu! Situ punya radang usus kalau cemas dan khawatir terus ya susah sembuhnya. Termasuk asam lambung yang sering kerasa panas di dada itu.”
- Terus kusimak baik-baik anjurannya sambil mengelus perut yang tak lagi terasa begah. Aneh.
- “Tentu saja seperti yang saya sarankan, situ harus teratur makan, biar asam lambung bisa teratur juga.
- Bangun tidur minum air hangat dua gelas sebelum diasupi yang lain. Ini saya kasih vitamin saja buat situ, sehari minum satu saja. Tapi ingat, yang paling utama adalah kemantapan hati, yakin, bahwa situ nggak apa-apa. Sembuh!”
- Begitulah. Perkiraanku yang tadinya bakal dikasi berbagai macam jenis obat pun keliru. Hanya dua puluh rangkai kaplet vitamin biasa. Hampir satu jam kami ngobrol di ruang praktek itu, tentu saja ini pengalaman yang tak biasa. Seperti konsultasi dokter pribadi saja rasanya.
- Padahal saat keluar, kulihat masih ada dua pasien lagi yang kelihatannya sudah begitu jengah menunggu.
- “Yang penting pikiran situ dikendalikan, tenang dan berbahagia saja ya,” ucap dokter sambil menyalamiku ketika hendak pamit.
- Dan jujur saja, aku pulang dalam keadaan bugar, sama sekali tak merasa mual, mules, dan saudara-saudaranya.
Mudah-mudahan kisah di atas menginspirasi siapapun yang lagi terbaring sakit dan sedang mengupayakan kesembuhan. Sekali lagi sembuh dari penyakit apapun itu mudah, asal tau caranya dan yang paling penting mau melaksanakannya.
Wallahu alam..
0 Komentar untuk "Penyakit Apapun Sembuhnya Gampang, Kanker Sekalipun ! "