Susah rezeki dan miskin bukan akhir dari segalanya.
- Mengapa mesti sedih dan merasa terpuruk saat kondisi sulit, rezeki terasa jauh dan enggan mendekati hidup kita, keuangan menipis, kondisi ekonomi menyulitkan kita untuk bertahan. Mengutuk kehidupan yang dianggap tak bisa berdamai dengan hidup kita tak akan menyelesaikan masalah. Bunuh diri juga bukan solusi. Memprotes Allah juga bukan sikap yang bijak.
- Sikap terbaik yang bisa kita lakukan saat hidup didera kesulitan, suah rezeki dan miskin adalah pertama, menerimanya, selanjutnya mencari solusinya dan yang paling penting mendapat pelajaran dari kondisi sulit itu. Hidup yang sukses bukan hidup yang tak pernah susah, tapi kesusahan itu tak menghalanginya untuk terus maju.
Apa yang bisa dipelajari dari seseorang dari kemiskinan?
(1) Siapapun bisa miskin.
- Kalau kita mengambil keputusan yang salah dan harus kehilangan semua harta, itulah kenyataan yang pahit yang harus kita terima. Siapapun bisa melakukan kesalahan dan bisa jatuh miskin. Jika Allah ingin mengambil apa yang dititipkan (harta) kepada kita, dengan sekejap kita akan kehilangannya. Bahkan nyawa kitapun milik Allah, jika tiba waktunya nyawa kitapun akan pergi meninggalkan raga dan kembali kepada penciptanya.
- Karena siapapun bisa miskin, karena itu tak perlu sombong dan arogan menjalani hidup. Harta tidak otomatis menjadikan kita lebih baik dari orang lain.
(2) Manusia itu sama derajatnya.
- Tak ada yang lebih tinggi dibanding yang lainnya hanya karena orang kaya berharta tidak otomatis menjadikan dia lebih baik dan lebih berharga. Orang miskin meski tak berpunya tak mesti dia direndahkan. Karena martabat manusia itu sama di hadapan penciptanya. Harta tidak menjadikan seseorang lebih mulia, kecuali jika hartanya digunakan untuk kepentingan agama. Miskin tak harus menjadikannya terhina jika kemiskinannya tidak menjadikannya kufur dan jauh dari agama tapi malah semakin mendekatkannya pada Allah.
- Perlakukan semua orang sama, jangan membeda-bedakan karena sesungguhnya status sosial hanya ciptaan manusia.
(3) Uang dan harta tak bisa membeli kebahagiaan.
- Berapa banyak orang kaya tapi hidupnya terasa hampa dan jauh dari bahagia. Karena uang tidak dapat membeli kebahagiaan. Uang bukannya tidak penting tapi bukan yang terpenting.
- Uang bisa membeli kenyamanan dan orang yang merasa nyaman dengan hidupnya akan lebih mudah berbahagia dibanding mereka yang tidak nyaman dengan kondisinya. Karenanya berusaha itu perlu.
(4) Bersyukur.
- Kemiskinan mengajari seseorang untuk mensyukuri apa yang dimilikinya. Sedikit pun harus disyukuri. Jangan pernah mengeluhkan gelas yang hanya berisi setengah. Daripada mengharapkan gelas itu untuk penuh terisi, bersyukurlah karena setidaknya gelas itu tidak kosong.
- Saat hidup berlimpah harta kita tak pernah bisa menghargai harta benda yang kita miliki karena kita punya banyak. Saat kemiskinan melanda hidup kita barulah kita paham betapa kita tak cukup bersyukur atas apa yang dimiliki. Kita baru menyadari betapa berharganya hal itu setelah kehilangannya.
(5) Kesederhanaan dan perasaan cukup.
- Saat hidup berlimpah harta kita selalu merasa kurang dan ingin terus menumpuk kekayaan. Tapi kemiskinan mengajari kita untuk bahagia dalam kesederhanaan. Kemiskinan mengajarkan kita untuk merasa cukup dengan apa yang kita miliki.
- Perasaan cukup itulah yang penting bukan seberapa banyak harta yang kita punya. Meski hidup berlimpah harta tapi tak pernah merasa cukup kita akan terus mencari tapi dalam hati kita merasa hampa.
(6) Rezeki Allah itu luas.
- Rezeki Allah itu luas dan tak melulu tentang harta, uang dan materi. Tapi juga kesehatan, pertemanan, kekeluargaan juga rezeki. Allah menjamin rezeki semua mahluk, termasuk kita yang sedang diuji dengan kemiskinan. Miskin harta tak berarti akhir dari segalanya, karena Allah akan mencukupkan kita.
- Berprasangka baiklah pada Allah, apa yang diberi Allah pada kita boleh jadi tidak mengenakkan tapi itulah yang terbaik bagi kita. Bisa jadi Dia ingin kita belajar menghargai apa yang kita miliki, belajar dari kesalahan yang kita buat dan Dia ingin kita hanya mengandalkanNya, bukan yang lain.
Wallahu alam...
0 Komentar untuk "Pelajaran Penting Dari Kemiskinan."