Model pembelajaran berdasarkan Joice&Wells yaitu kerangka konseptual yang dipakai sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran yang disusun secara sistematis untuk mencapai tujuan berguru yang menyangkut sintaksis, sistem sosial, prinsip reaksi dan sistem pendukung Sedangkan berdasarkan Arends dalam Trianto, menyampaikan “model pembelajaran yaitu suatu perencanaan atau suatu teladan yang dipakai sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas.
Model Pembelajaran Production Based Training yang biasa diterapkan di Sekolah Menengah kejuruan merupakan proses pendidikan dan pembinaan yang menyatu pada proses produksi, dimana akseptor didik diberikan pengalaman berguru pada situasi yang kontekstual mengikuti aliran kerja industri mulai dari perencanaan berdasarkan pesanan, pelaksanaan dan penilaian produk/kendali mutu produk, sampai langkah pelayanan pasca produksi.
Pelaksanaan model pembelajaran Production Based Training (PBT) difokuskan pada potensi siswa, dan kebutuhan wilayah untuk menghasilkan tamatan yang profesional, serta mempunyai relevansi yang tinggi, dengan memperhatikan prinsip-prinsip efektifitas dan efisiensi. Sasaran utama pengunaaan model pembelajaran Production Based Training (PBT) adalah semoga Sekolah Menengah kejuruan sanggup berperan dalam meningkatkan pemberdayaan potensi wilayah untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
Model pembelajaran Production Based Training (PBT) untuk mendukung pengembangan Teaching Factory pada mata pelajaran pengembangan produk kreatif. Tujuan penggunaan model pembelajaran PBT yaitu untuk menyiapkan akseptor didik semoga mempunyai kompetensi kerja yang berkaitan dengan kompetensi teknis serta kemampuan kerjasama sesuai tuntutan organisasi kerja.
Pelaksanaan model pembelajaran Production Based Training (PBT) mengacu pada produk unggulan sekolah/daerah, dan kompetensi-kompetensi yang diharapkan untuk memasuki lapangan kerja dan berusaha berdikari di bidang pertanian yang relevan. Pengembangan model pembelajaran Production Based Training (PBT) juga memperhatikan optimalisasi, efisiensi, kelestarian/ sustanibility semoga bisa menggambarkan suatu teladan agribisnis yang terpadu, mengedepankan nilai-nilai kependidikan, dan bisnis. Selain komponen-komponen di atas, faktor yang juga harus dipertimbangkan semoga agenda sanggup berdayaguna dan berhasil guna adalah:
a. Berorientasi dan menyesuaikan dengan lingkungan hidup yang meliputi: lingkungan biologis, lingkungan geografis termasuk kedekatan dengan aktivitas ekonomi, lingkungan sosial dan ekologis.
b. Mempertimbangkan kebutuhan masa yang akan tiba (perkembangan IPTEK, kelestarian lingkungan/sustainability dan kesejahteraan masyarakat).
c. Mempertimbangkan aspek ekonomi, bahwa agenda yang dikembangkan harus bisa mendorong tumbuhnya perekonomian daerah, dan sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekolah.
Adapun Sintaks atau tahapan model pembelajaran Production Based Trainning berdasarkan G. Y. Jenkins, Hospitality (2005) meliputi:
1. Merencanakan produk;
2. Melaksanakan proses produksi;
3. Mengevaluasi produk (melakukan kendali mutu), dan
4. Mengembangkan planning pemasaran.
0 Komentar untuk "Model Pembelajaran Production Based Pembinaan (Pbt)"