Menjadi yang Terbaik Tanpa Terpuruk

Semua ingin jadi "the best".  

Jika anak kecil ditanya besarnya mau jadi apa, pasti sudah disebutkan beragam profesi yang dianggap "the best" di mata mereka. Ada yang mengatakan ingin menjadi dokter, pilot, bisnismen, desainer, pramugari, dosen dan uztaz pun ada. Di mata mereka semua profesi itu adalah profesi terbaik sehingga mereka mencita-citakan profesi itu.


Tapi bagi mereka yang sudah terjun di bidang ini, sudah jadi dokter yang buka praktek, pilot yang kerja di maskapai bergengsi, desainer di sebuah biro ternama, pramugari di airline kelas satu, dosen di universitas top serta uztaz di pesantren terkenal: apakah mereka yakin sudah menjadi yang terbaik di bidangnya? Sayangnya tidak. Ada juga dokter yang menerima aborsi, ada pilot yang nyabu, ada desainer yang plagiat karya orang lain, ada pramugari yang konon bisa di"booking", ada dosen yang melakukan pelecehan seksual pada mahasiswinya dan ada uztaz yang korupsi. 

Ya.. itulah kenyataan..
Hal itu menunjukkan ke kita kalo yang salah itu bukan profesinya tapi manusia yang berlindung di balik profesi itu. Semua profesi itu mulia dan bisa menjadi the best di bidangnya dengan catatan manusianya betul-betul berusaha menunjukkan profesionalismenya.

Sebuah kisah

Ini sebuah kisah tentang bagaimana menjadi the best.
Diceritakan seorang guru berdiri di depan papan tulis dan membuat garis lurus sepanjang 1 meter , lalu berkata pada siswanya : "Coba kalian perpendek garis ini!"
Siswanya berpikir kalau hal itu gampang saja. Si A maju ke depan, ia menghapus 20 cm dari garis itu sehingga menjadi 80 cm. Semua bertepuk tangan. Selanjutnya Pak Guru mempersilakan Si B menunjukkan kemampuannya. Ia pun melakukan hal yang sama, menghapus garis 20 cm lagi, sekarang garisnya tinggal 60 cm. Si C dan si D pun tak mau kalah dan maju ke depan dan melakukan hal yang sama, hingga garis itu tinggal 20 cm.
Sekarang terlihat dengan jelas bagaimana garis yang tadinya sepanjang 1 meter memendek menjadi 20 cm.
Sang guru mempersilakan seorang anak yang mengatakan bisa memperpendek garis tanpa menghapusnya.
Itulah si E, anak yang bijak melangkah pasti menuju papan tulis. Ia memang tidak menghapus garis yang sudah tinggal 20 cm, namun membuat garis baru sepanjang 120 cm, lebih panjang dari garis yang pertama. 
Sang Guru bertepuk tangan, "Kamu memang pandai, untuk membuat garis itu menjadi pendek, tak perlu menghapusnya, cukup membuat garis lain yang lebih panjang, maka garis pertama akan menjadi lebih pendek dengan sendirinya."


Pelajaran dari kisah ini adalah;

a. Konsisten membaikkan diri.
Untuk menjadi yang terbaik tak perlu menjatuhkan, menyingkirkan atau menjelekkan pihak lain. Cukup lakukan sesuatu yang lebih baik secara konsisten. Biarkan waktu yang akan membuktikan kualitas kita. Permata akan tetap bersinar meskipun terendam lumpur yang hitam dan kotor. 
Ingin baik rezeki lakukan yang terbaik tanpa perlu menyingkirkan orang lain yang juga berjuang mencari rezekiNya.
Profesi apapun yang kita geluti selalulah konsisten untuk melakukan yang terbaik. Jadi dokter yang baik dan peduli pada pasien itu lebih baik daripada jadi dokter yang pintar tapi tak peduli pada pasien. Setiap hari dokter berurusan dengan mati hidupnya pasien. Sebuah kutipan tentang profesi dokter dari film "Patch" yang dibintangi almarhum Robin Williams mengatakan " You treat a disease, you win, you lose. You treat a person, I guarantee you'll win, no matter what the outcome." Jika dokter hanya peduli untuk mengobati sakitnya maka dia bisa menang atau pun bisa kalah. Tapi jika dokter berusaha membantu pasien menikmati penyakitnya sehingga pasien merasa lebih nyaman maka dia pasti selalu menang, meskipun akhirnya pasiennya ditakdirkan meninggal.

b. Majulah tanpa menyingkirkan
Karena orang lain tak akan jadi halangan untuk maju sepanjang kita yakin akan kemampuan kita. Kondisi susah rezeki (miskin, sakit, gagal) tak menjadi halangan untuk tetap beribadah, berbuat baik dan meraih ridha Ilahi. Susah rezeki tak berarti kiamat. Karena selalu ada berkah dalam setiap kesusahan. Mungkin kita sedang susah tapi masih banyak orang yang jauh lebih susah dari kita. Jadikan orang yang sukses sebagai inspirasi dan orang yang susah sebagai pelajaran.
Profesi apapun yang digeluti selalu ada peluang untuk maju sepanjang kita mengusahakannya. Contoh konkritnya adalah para pemain di olahraga golf. Mereka tidak saling bersaing satu sama lain dengan menyingkirkan lawan-lawannya dengan telak seperti pada bulutangkis, tennis, anggar, karate ataupun renang. Tapi setiap pemain berusaha untuk menghasilkan performa terbaik (fokus pada teknik permainannya) tanpa perlu ngerecokin permainan lawannya, sehingga bisa memenangkan pertandingan. Inilah satu-satunya olahraga yang memiliki skor nilai minus sebagai pemenang. Yang paling tinggi nilai minusnya yang jadi juaranya.

c. Naiklah tanpa menjatuhkan. 
Karena yang kita perlukan adalah menaiki tangga yang tersedia untuk kita tanpa perlu menjatuhkan tangga milik orang lain. Bersaing secara sehat itu jauh lebih indah. Begitu juga dengan rezeki, kita tetap bisa mencarinya dan membuat dapur tetap ngebul apapun profesi kita tanpa perlu ngerusakin "dapur" milik orang lain. Rezeki kita udah dijatah Allah, gak kurang dan gak lebih, tapi pas. Baca bisakah rezeki digandakan?
Kalo udah jatah kita diusahakan sedikit aja pasti dapet, tapi kalo bukan rezeki, dikejar ampe mampus pun gak bakalan dapet. Rezeki gak mungkin nyasar

d. Jadilah baik tanpa harus menjelekkan.
Menjelekkan orang lain takkan membuat kita jadi lebih baik. Orang akan menilai berdasarkan apa yang terlihat dan terasa oleh mereka bukan atas apa yang kita katakan. Kita boleh menyebar seribu fitnah untuk menjatuhkan si A tapi kebenaran akan muncul.
Buat apa menjelekkan orang, sementara kita sendiri tak bebas dari kejelekan? Kita bisa kok menjadi yang terbaik dengan mengoptimalkan kelebihan kita. Kita bisa banget sukses dengan memanfaatkan potensi kita. Gak ada urusannya sama orang lain.
Jika ingin sukses dan jadi yang terbaik buatlah sebanyak mungkin kawan dan bukan sebaliknya. Baca 10 kunci awet rezeki.

e. Jadilah benar tanpa harus menyalahkan orang lain.
Setiap orang butuh pengakuan, itu bagian dari ego manusia. Kita boleh benar dengan memaparkan alasan dan bukti konkrit mengapa kita benar. Jangan mengukir kebenaran dengan menyalahkan orang lain. Meskipun dia memang salah, gak ada orang yang suka disalahkan, setidaknya dia akan membela dirinya dan menjadikan kita musuhnya. Itu sebabnya Allah memerintahkan kita untuk menghindari debat yang gak perlu. Debat gak bikin kamu hebat
Menyalahkan orang lain untuk membenarkan tindakan kita tak membuat kita jadi mulia di mata siapapun. Untuk jadi the best di bidangmu, jadilah benar tanpa harus menyalahkan orang lain. Seperti pada kisah siswa E di atas, dia bisa hebat dengan menemukan caranya sendiri tanpa menyalahkan metode siswa lain.

f. Menjadi versi terbaik diri.
Selalulah berusaha menjadi versi terbaik dari diri setiap hari sehingga kita hanya bersaing dengan diri sendiri saja dan bukan dengan orang lain. Kita selalu lebih baik dari yang kemarin karena kita mengusahakannya.

Jika semua orang Indonesia melakukan hal ini termasuk para pemimpin dan pembuat kebijakan maka insya Allah negara kita akan keluar dari keterpurukan.

Wallahu alam...

Related : Menjadi yang Terbaik Tanpa Terpuruk

0 Komentar untuk "Menjadi yang Terbaik Tanpa Terpuruk"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)