Tips menjadi pribadi penarik rezeki.
- Menjadi pribadi penarik rezeki bukanlah hal yang sulit. Semua orang bisa melakukannya jika memang mau. Masalahnya banyak orang yang tidak mau. Wajar kalau rezekinya segitu-gitu aja bahkan cenderung seret. Berikut ini beberapa sifat yang bisa menjadikan kita pribadi penarik rezeki.
(1). Tidak sombong.
- Sifat sombong sama dengan takabbur tapi beda dengan ujub. Dua-duanya adalah sifat yang meninggikan diri sendiri, tapi bedanya ujub tidak meremehkan orang lain. Beda dengan takabbur / sombong, selain meninggikan dirinya dia juga merendahkan orang lain. Tak ada yang lebih hebat kecuali dirinya, orang lain pasti selalu ada kurangnya..
- Kesombongan itu menjauhkan orang dari rezeki. Pribadi penarik rezeki tak meninggikan dirinya di hadapan orang lain, karena paham bahwa manusia lain diciptakan sebagai guru baginya, bagi akalnya. Lewat itulah Allah berkomunikasi dengannya. Lewat orang lain dia bisa belajar menjadi insan yang jauh lebih baik.
- Orang sombong biasanya tidak bisa bersyukur. Merasa rezeki yang diterimanya memang pantas untuknya, hasil dari kerja kerasnya. Padahal jika Allah mau dalam sekejap rezeki / nikmat itu bisa saja ditarik untuk kembali ke pemilikNya. Tinggallah dia miskin, menderitam gak punya apa-apa lagi. Gak punya sesuatu yang bisa dia banggakan.
- Bagaimana Allah menghukum mereka yang sombong? Ingatlah kisah iblis yang dengan sombongnya mengaku kalo dirinya lebih mulia dari Adam, sehingga Allah harus mengusirnya dari surga yang nyaman. Allah tidak menyukai orang yang sombong sebagaimana diceritakan dalam Surah An Nahl ayat 23 berikut ini.
- Kesombongan yang paling parah adalah sombong pada RabbNya, enggan mengesakanNya dan ogah menjalankan ketaatan padaNya..
- Kalau Allah Sang Pemilik Rezeki gak suka, gimana rezekinya mau bagus, lancar dan mudah??? Jadi syarat utama menjadi pribadi penarik rezeki adalah jauhkan perasaan sombong dalam dada. Karena sombong adalah pintu masuk setan masuk dalam tubuh kita.
(2). Tidak membenci.
- Mengapa harus ada kebencian dalam dada? Karena merasa orang lain melukai hati kita dengan perbuatannya? Tidak, itu salah besar! Bukan orang lain yang melukai hati kita, tapi kitalah yang melukai diri sendiri. Kita membiarkan orang lain melukai kita. Kita membiarkan kata-kata atau perbuatannya melukai kita.
- Coba kalo ada yang bilangin kita jelek. Kenapa? Kalo kita biarkan, kata-katanya akan melukai. Kalo tidak, kan tidak juga. Emang kenapa kalo jelek? Bukankah Allah yang menciptakan cantik dan jelek? Kalo Allah mau bukan hal yang susah bagiNya menciptakan kita semua sama cantik / tampan dan rupawan, bukan? Tapi diciptakanNya kita dengan rupa yang berbeda-beda agar kita bisa saling mengasihi tanpa harus melihat cantik ato jeleknya..
- Pribadi penarik rezeki sulit untuk membenci orang lain karena dia tahu bahwa kebencian adalah api dan api itu bisa membakar jiwa. Jika jiwanya terbakar bagaimana dia bisa mendekati Tuhannya? Kalo gak bisa deketin Allah, gimana mo berharap rezekiNya?
- Satu lagi efek kebencian adalah tertundanya ampunan Allah padanya. Manusia kan tempatnya salah, kalo salah dan dosanya numpuk gak terampunkan karena memendam rasa benci dalam hati, gimana rezekinya mo bagus?
(3). Tidak mencap orang
- Mengapa kita begitu mudahnya memberi label seseorang pelit, tamak, penggosip, kampungan, suka sirik, gak bisa liat orang senang, jelek, suka korupsi atau pembohong?? Seolah-olah kita sedemikian yakinnya kalau orang tersebut mencerminkan apa yang sudah kita labelkan padanya. Seolah-olah dia tak punya lagi sesuatu yang baik, yang bermanfaat dan positif padanya? Yakinkah bahwa kita jauh lebih baik darinya? Yakinkah kalo kita tidak punya sifat seperti yang kita labelkan padanya?
- Apa orang lain mau jadi kawan kita, mau mendoakan kebaikan bagi kita, mau mendoakan kita murah rezeki jikakita kebanyakan mencap jelek mereka?
- Dengan gampangnya kita bisa berkata "kamu kafir atau murtad" pada mereka yang gak seakidah bahkan pada yang seakidah pun kita mencapnya begitu hanya karena kita berbeda pendapat dengannya. Sadisnya lagi kita yakin untuk mengatakan "Kamu pasti masuk neraka!"
- Pribadi penarik rezeki akan sulit menjudge / mencap orang dan sulit berpikir bahwa orang lain masuk neraka. Karena dia paham betul apa untungnya jika orang lain masuk neraka, sedangkan dia sendiri belum dijamin masuk surga? Neraka dan surga adalah balasan atas usaha manusia selama hidup di dunia dan itu sifatnya pribadi. Biarlah Tuhan yang menghitungnya. Itu bukan urusan manusia.
4. Memperlakukan sesama dengan baik.
- Rezeki datang dari arah mana saja. Bukan saja lewat tangan kita bisa juga lewat tangan orang lain. Rezeki akan mendatangi kita, apakah lewat diri sendiri atau bukan mustahil lewat orang lain. Karena kebaikan akan menarik kebaikan, begitu juga sebaliknya..
- Pribadi penarik rezeki akan selalu menggunakan akalnya dengan baik. Karena akal adalah tempat menyimpan semua peristiwa yang tercipta untuk menaikkan nilai hidupnya. Dan nilai hidupnya tercermin dari bagaimana dia memperlakukan manusia lainnya.
- Pribadi penarik rezeki seperti halnya secangkitr kopi yang nikmat. Dia paham bahwa kualitas secangkir kopi bukan saja berasal dari biji yang baik tapi juga harus melalui proses yang baik. Karena yang terbaik berpasangan dengan yang terbaik, itulah yang menjadikannya paripurna.
- Rasulullah bersabda :
Wallahu alam..
0 Komentar untuk "Menjadi Pribadi Penarik Rezeki"