Rezeki datang dari Allah
- Kita semua sudah sepakat bahwa rezeki datangnya dari Allah, Dialah yang membagi rezeki secara adil bagi semua hambaNya. Bukan hanya yang beriman yang diberinya rezeki tapi juga mereka yang kafir dan suka berbuat dosa. Bukan hanya mahluk yang berakal seperti manusia yang diberiNya rezeki bahkan binatang melatapun diberiNya.
- Kalau Allah yang memberi, apakah Allah juga bisa menahan rezeki hambaNya? Tentu saja, bukankah dia Maha Kuasa?
Mengapa Allah menahan rezeki kita?
- Lalu jika Allah begitu pemurahnya mengapa Dia malah menahan rezeki kita?
- Pahamilah bahwa semua kebaikan itu berasal dari Allah. Dan keburukan berasal dari tindakan manusia sendiri. Manusialah yang meminta agar rezekinya ditahan. sadar ataupun tidak manusia menginginkan rezekinya ditahan.
- Silakan baca uraian berikut ini.
# KITA SENDIRI YANG MINTA REZEKINYA DITAHAN
- Hidup berhiaskan dosa, maksiat, membuat kerusakan di muka bumi. Seolah-olah akan hidup terus dan tak akan ditanya tentang perbuatan maksiat dan dosa itu.
- Hidup hanya diisi dengan bersenang-senang dan melupakan sujud pada yang memberinya kesenangan. Tidak ada Allah dalam pikiran kita. Yang ada hanya apa saja yang membuat senang.
# KITA TIDAK MEMANTASKAN DIRI UNTUK MENERIMA REZEKI
- Katakanlah kita ibadah, tapi ibadah kita hanya sekedar penggugur kewajiban saja. Ibadahnya tidak diperbaiki, kalau shalat secepat kilat seolah Allah itu tidak penting, lebih penting kepentingan kita di dunia.
- Hati kita dipenuhi dengan riya', mau dibilang saleh, mau dianggap paham agamanya bagus, mau di panggil uztaz / uztazah, mau dibilang dermawan. Semua ibadah dan amal saleh yang kita lakukan intinya untuk mendapatkan pengakuan manusia, bukan mengharap keridhaan Allah.
# KITA TIDAK KONSISTEN
- Saat susah, sedih, terkena musibah kita datang melapor dan mengadukan nasib pada Allah. Kita begitu khusyuk berdoa, begitu telaten ibadah dengan harapan masalah segera Allah hilangkan.
- Setelah masalah itu hilang, kita lupa pada janji-janji yang telah kita ucapkan dihadapan Allah. Hilang sudah kekhusyukan shalat kita. Doa-doa hanya sekedarnya saja, bahkan kadang lupa. Ibadah kita pun asal-asalan, asal dikerjakan.
- Kita tidak konsisten memperbaiki diri, memperbaiki ibadah, menghiasi hari dengan amal saleh yang ikhlas lillahi taala. Kita hanya menjadikan Allah sebagai tempat curhat saat susah saja. Kita hanya ingat Allah saat punya masalah saja.
# KITA TIDAK PEDULI DENGAN KEMAKSIATAN DI SEKITAR KITA
- Katakanlah pehamanan agama kita bagus tapi kita hanya menyimpannya untuk diri sendiri. Kita menganggap bahwa agama itu urusan pribadi masing-masing orang. Orang mau berbuat dosa itu urusan mereka, bukan urusan kita.
- Tahukah bahwa kita adalah bagian dari masyarakat. Adalah tanggung jawab kita untuk membenarkan yang salah, meluruskan yang bengkok, dan memperbaiki yang rusak. Jika tidak sanggup dengan perbuatan dengan hati lewat doa-doa.
- Allah jika murka bukan hanya mengenai mereka yang berdosa tapi kita juga yang apatis dengan para pendosa itu. Kita membiarkan kerusakan merajalela, padahal kita mampu berbuat sesuatu padanya.
# KITA MENGINGKARI NIKMAT
- Kita tak pernah mau bersyukur atas nikmat dan rezeki yang Allah beri. Mungkin anda protes, saya selalu bersyukur dan mengucap alhamdulillah kok? Tapi syukur itu bukan hanya kata-kata saja, tapi juga dengan hati dan dengan perbuatan.
- Mungkin mulut kita mengucap syukur tapi hati kita ingkar dan perbuatan kita tak sejalan dengan apa yang kita ucapkan.
KESIMPULAN
- Itulah beberapa alasan mengapa Allah menahan rezeki kita. Jika Allah menghendaki tidak ada yang bisa menghalangi. Tapi jika Allah menghalangi siapa yang akan menolongmu?
- Pantaskan diri untuk menerima rezeki, bukan untuk ditahan rezekinya.
- Wallahu alam.
0 Komentar untuk "Mengapa Allah Menahan Rezeki Kita?"