Mendapatkan Rezeki yang Pantas

ARTIKEL KE 884  

Berkaca dari Kasus Lion Air

Setelah pesawat Lion Air rute Jakarta-Pangkal Pinang jatuh di perairan minggu lalu banyak sudah cerita-cerita miring tentang maskapai ini. Bahkan media seperti Al Jazeera pun ikut memberitakan banyak pilot maskapai Indonesia termasuk yang dikontrak Lion Air malah tidak lulus training pilot di Australia tapi bisa terbit lisensi pilotnya..
Itulah kebanyakan kita..
Mungkin saya juga....
Ikut-ikutan sok tau nganalasis apa yang terjadi. Seperti pakar penerbangan aja padahal gak punya ilmunya. Turut bicara yang menjatuhkan maskapai tersebut padahal kalo naik pesawat nyarinya tiket yang murah dan ujung-ujungnya ya...naik Lion juga.
Banyak ga sih yang tiba-tiba mengangkat semua kasus Lion termasuk sering delaynya maskapai ini...


TAPI..
Ada gak yang pernah bilang terima kasih sama Lion kalau pesawatnya tiba dengan selamat sampai tujuannya? Yang ada malah awak kabin yang berterima kasih sama kita karena udah memilih terbang bersama Lion. Seolah-olah wajar kalo mereka yang berterima kasih, syukur-syukur dapat konsumen loyal kek kita. Seolah-olah gak pantas kalo kita yang berterima kasih karena udah dilayani dan diantar ke tujuan hanya karena kita ngeluarin duit buat bayar pelayanan itu...

Ada gak yang pernah menceritakan kebaikan Lion kalau misal pesawatnya take off dan landing tepat waktu, lancar tanpa masalah? Kenapa kita lebih fokus pada keburukan dan kekurangan sampai menutupi semua kebaikan maskapai ini...
Sama hal nya dengan semua layanan jasa termasuk asuransi.
Kita selalu menilai bahwa pelayanan asuransi pemerintah itu gak bagus, gak memuaskan, banyak kekurangannya dan di rumah sakit pun gak dapat pelayanan maksimal, tapi ujung-ujungnya tetap pake asuransi tersebut karena preminya mau yang murah.

Pertanyaannya, kenapa ogah mengeluarkan budget lebih jika ingin pelayanan sekelas bintang 5? Yang namanya layanan pasti ngikutin harga.. 
Gak ada itu layanan bintang lima dibeli dengan harga kaki lima!
Karena pelayanan yang bagus butuh biaya lebih buat mengelolanya, butuh fasilitas layak buat lancarin prosesnya, butuh staf terlatih yang digaji lebih karena skillnya. Butuh ini itu demi memberikan layanan prima untuk memuaskan pelanggan..

Banyak klaim yang telah dibayarkan oleh asuransi baik milik pemerintah maupun swasta, tapi hanya sebagian orang atau nasabah yang ngucapin terima kasih. Seolah-olah wajar aja karena itu tugas mereka dan kita udah bayar. Tapi begitu ada klaim yang gak dibayarkan karena kemungkinan gak sesuai dengan prosedur klaim maka kita serta merta menjudge asuransi itu layanannya buruk..dan ribut sana sini termasuk di medsos...

Saya bukanlah agen asuransi bukan pula petinggi Lion tapi saya hanya orang biasa yang ingin membuka mata dengan kondisi di sekitar kita. Saya ngajakin para pembaca untuk membuka mata hati sedikit saja untuk gak selalu mencibir sesuatu yang sudah menjadi pilihan kita sendiri.
Bayar Kaki 5 berharap pelayanan Bintang 5
MIMPI itu mah...

Begitu pula soal rezeki..
Pengennya banyak, bagus, lancar dan berkah..pokoknya kualitas super lah....
Tapi upaya buat dapetin yang kualitas super itu ya...alakadarnya.
Ikhtiarnya gak maksimal, banyakan juga malasnya..
Gak mau kerja alasannya ntar rezeki datang sendiri.
Begitu dapat kerja pengen cepet kaya dengan usaha sesedikit mungkin.
Belum lagi upaya buat ngedeketin Sang Pemberi Rezeki ya..apa adanya.
Shalat pas lagi ingat aja, udah gitu dimepet-mepetin di akhir waktu, speednya decepetin biar kudu kelar segera. Jangan kata ibadah lain semisal sedekah, gak ada ceritanya mo ngeluarin duit gratis tanpa dapat imbalan yang lebih besar..
Gimana mo dapat rezeki kualitas super kalo upayanya gak dipantasin?
Ikhtiar dan upaya itu kan pilihan pribadi. Gak ada yang larang buat ikhtiar yang jujur, kerja keras tanpa melupakan kualitas ibadah...
Semua orang bisa melakukannya...cuma gak MAU aja!
Pengennya diganjar pahala dan rezeki kualitas super tapi diri gak dipantasin untuk menerimanya.. 
Gak memaksimalkan usaha untuk meraih Ridha Sang Pembagi Rezeki tapi pengen selalu diberi rezeki yang maksimal..
Gak nyambung ini mah...

Belum lagi soal syukur...
Berapa banyak nikmat dan rezeki yang telah Allah beri sepanjang umur kita?
Pernah gak kita ngucapin terima kasih yang tulus atas pemberianNYA?
Biasanya sih kita ngucapin terima kasih kalo kebetulan dapat banyak, yang kecil-kecil mah gak usah dihitung, remeh temeh gitu....gak penting lah..
Nah...begitu merasa udah kerja keras tapi rezeki gak dapat sesuai harapan baru deh bertanya, "kok nasibku begini amat ya Allah, kurang apa coba aku?" Belum lagi protes kalo orang lain dapat dan dirinya enggak karena merasa gak diperlakukan adil oleh Allah SWT..
Jangan tanya kalo sudah diuji dengan kebangkrutan, kemiskinan dan kemelaratan...jarang yang survive, terutama sama yang hanya bisa mengeluh dan mengingat-ingat masa lalu tanpa ada upaya perbaikan diri..
Dirinya gak dirubah dan diperbaiki baru protesnya ke Allah..
Allah gak akan merubah nasib kita kalo kita gak memperbaiki diri lebih dulu, itu udah prosedurnya begitu... Jadi jangan asal mengklaim dan asal protes...

Soal jodoh,
Pengennya dapat yang rupawan, baik hati lagi saleh/salehah
Tapi dirinya brengsek dan berlumur dosa..
Pantaskan dulu diri untuk menjadi jodoh yang baik hatinya dan saleh/salehah, maka Allah akan kirim jodoh yang pantas untuk mendampingi..

Please deh...berkacalah pada diri sendiri..
Jangan biarkan arogansi menguasai diri
Kita dapatkan sesuai apa yang kita bayar
Kita dapat rezeki sesuai apa yang pantas kita terima..
Jadi berusahalah memantaskan diri untuk diberi..
Jangan lupa bersyukur..
....
Selamat Pagi
Setiap Hari Berpikiran Positif
Wallahu alam

Related : Mendapatkan Rezeki yang Pantas

0 Komentar untuk "Mendapatkan Rezeki yang Pantas"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)