Kisah ular dan gergaji.
- Ini ada cerita yang mungkin bisa menjadi inspirasi buat kita semua. Kisah seekor ular yang merayap diantara peralatan seorang tukang kayu. Tukang kayu ini memang tidak biasa merapikan perlatannya sehabis bekerja. Dia membiarkan peralatannya berserakan begitu saja. Hingga suatu ketika datanglah seekor ular yang kelaparan dan mencari siapa tahu ada tikus nyasar di sela- sela peralatan tukang kayu tersebut. Celingak celinguk dia mencari tapi tetap tak menemukan mangsa gemuk yang dicarinya.
- Kemudian dia mulai merayap ke gergaji bergigi tajam milik si tukang kayu. Dia merasakan perih, ternyata gigi gergaji itu berhasil melukai perutnya. Karena kesal dan merasa kalau gergaji hitam jelek itu menantang keperkasaannya. Mulailah dia mematuk gigi gergaji itu dan mendapatkan luka baru di mulutnya. Bukannya kapok si ular malah semakin marah dan menganggap gergaji tua itu menyerangnya, akhirnya dia mengerahkan kekuatan terakhirnya yaitu membelit gergaji tua itu dengan keseluruhan tenaganya. Apa lacur.. ular itu bukannya meraih kemenangan tapi malah mati mengenaskan dengan perut robek.
Apa yang bisa dipelajari dari kisah ini?
- Kadangkala di saat marah kita ingin menyerang orang lain. Kita kerahkan semua tenaga yang kita punya untuk menyerang mereka yang kita anggap menyakiti kita. Tapi apa yang terjadi? Orang lain yang berusaha kita serang bukannya hancur, malah tenang-tenang saja menjalani kehidupannya, malah makin sukses, malah tambah berhasil. Sementara justru kita yang tersakiti, memendam rasa kecewa karena gagal menyakiti orang lain. Kita ingin menyakiti orang lain tapi malah kita yang sakit.
- Begitu juga dalam hal rezeki. Kita merasa rezeki kita seret, karena diambil orang lain. Kita mencoba merebut apa yang menurut kita menjadi hak kita dengan segala cara. Kalau perlu menyakiti orang lain pun oke karena mereka memang pantas mendapatkannya. Tapi apa yang terjadi? Setelah berusaha keras merebut rezeki yang kita klaim sebagai milik kita, bukannya rezeki itu mendekati kita, malah semakin menjauh dan tetap aman di tangan pemiliknya.
- Kita jadi frustasi dan sakit hati. Mulailah lontaran protes dan ketidak puasan kita kemukakan pada Allah. Mengapa rezeki ku seret? Mengapa rezekiku tak sama dengan orang lain. Mulailah kita menuduh orang lain melakukan korupsi, mengambil yang bukan haknya. Akibatnya hatinya dipenuhi prasangka, dugaan, kecurigaan yang mempengaruhi hubungannya dengan orang lain.
Apa hubungannya dengan rezeki?
(1) Rezeki adalah ketentuan Allah.
- Marah dan kecewa karena orang lain memiliki rezeki yang lebih banyak tak akan membuat rezeki kita ikutan banyak. Karena rezeki adalah ketentuan Allah, dia memberi kepada siapa yang dikehendakiNya. Kalau kebetulan saat ini bukan giliran kita, jangan putus asa dan teruslah berprasangka baik padaNya, terus lah berharap, siapa tahu besok giiran kita.
baca : berbaik sangkalah pada Allah maka rezeki akan menghampiri
(2) Allah menginginkan kita sabar
- Marah itu menjauhkan rezeki dan mendekatkan surga, sebagaimana sabda Rasulullah.
- Kenapa bisa begitu? Karena orang yang bisa menahan amarahnya artinya dia mampu menolak bisikan setan, terhindar dari hati yang was-was.
(3) Rezeki yang sedikit bisa jadi itu cobaan.
- Allah ingin melihat sejauh mana kita sabar menghadapi cobaan yang diberikan Allah. Dia ingin mengangkat derajat kita tapi sebelumnya kita harus mendapatkan cobaan dulu.
(4) Memang tabiat manusia yang suka berprasangka.
- Jika diberi rezeki banyak dia mengatakan Allah memuliakannya tapi kalau rezekinya cuma sedikit (itupun ukuran sedikit itu menurutnya) dianggap Allah menghinakannya. Padahal Allah punya ketentuan yang lebih baik bagi setiap mahluk. Allah tidak akan menganiaya hambaNya karena Dia sangat tahu apa yang dibutuhkan ciptaanNya.
(5) Memang Allah sengaja menyempitkan rezeki.
- Karena Allah sangat paham jika rezeki diberikannya berlebih maka yang bersangkutan akan melampaui batas dalam artian lebih berani melakukan dosa dan maksiat karena memiliki sumberdaya yang jauh lebih banyak.
- Allah sengaja menyempitkan rezekinya karena tahu bahwa bukan rezeki yang banyak yang dibutuhkannya, rezeki yang sedikit pun cukup jika seandainya dia bisa bersyukur dan ikhlas menerima ketentuan Allah. Harusnya berterima kasih karena Allah dengan rahmatNya menjauhkan kita dari bencana yang ditimbulkan oleh tangan kita sendiri.
baca : kenapa Allah menahan rezeki kita?
(6) Marah mengundang kesialan dan menjauhkan rezeki.
- Marah adalah memperturutkan hawa nafsu, kita membiarkan setan menguasai kita, membuat kita makin menjauh dari Allah, Zat pembagi Rezeki yang Maha Pemurah. Kita memilih berteman baik dengan setan yang sudah dinyatakan Allah untuk dijauhi karena itulah musuh yang nyata. Akibatnya kesialan lah yang datang, rezeki pun tambah jauh. Hidup itu pilihan dan pilihlah untuk mendekatiNya dengan ibadah dan amalan saleh.
baca : Waspadai, 17 pintu masuk setan.
(7) Mau banyak rezeki dan berkuasa, dekati Allah.
- Lakukan ketaatan, ketakwaan dan teruslah berbuat kebaikan agar Allah selalu bersama kita, artinya termasuk limpahan rezekiNya akan kita terima.
- Jika banyak dosa, segeralah bertaubat karena dosalah yang bisa jadi penghalang rezeki kita. Hanya orang yang bertaubat yang senantiasa berutung. Jika anda merasa hidup anda penuh kesialan segeralah bertaubat.
- Tetaplah senantiasa dalam iman dan kerjakan amal saleh, maka kekuasaan akan berada di tangan kita..
Jadi masih mau marah?
Walahu alam..
0 Komentar untuk "Kemarahan yang Membuat Sial dan Menjauhkan Rezeki"