KAYA, Bukanlah Satu-satunya Pembenaran.

Muslim itu wajib kaya.

  • Betul, di bagian lain dari blog ini admin memang menulis bahwa muslim itu wajib kaya. Karena muslim yang kaya dan saleh memiliki manfaat yang jauh lebih banyak dibanding muslim yang saleh tapi kere. Karena kaya itu pilihan, maka pilihlah untuk kaya. Kekayaan jika disalurkan dengan benar akan memberi efek yang besar bagi kemanusiaan. Bagaimana memberdayakan fakir miskin, anak yatim dan orang terlantar yang sebenarnya berdasarkan UUD 45 harus dilakukan oleh negara. Tapi karena terlalu repotnya para pemimpin negeri ini mengurus urusan yang "lebih penting" membuat mereka terpinggirkan.

  • Kekayaan bisa menolong yang lemah, menolong memberdayakan mereka. Bukan hanya sekedar memberi sedekah setahun sekali di momen puasa atau menjelang lebaran seperti sekarang ini. Dengan cara-cara yang kurang patut, yaitu menjejerkan mereka, mempertontonkan mereka di depan orang lain (termasuk umat agama lain) untuk diberi sekedar uang Rp. 20.000 per orang. Tak peduli apakah mereka kepanasan, saling berdesakan bahkan banyak yang sudah tua pun ikut antri. Belum lagi anak-anak kecil yang menangis terjepit diantara orang dewasa. Mudah-mudahan tahun ini para orang kaya lebih bijak menyalurkan sedekahnya.
  • Memberdayakan yang lemah maksudnya bukan hanya memberi mereka uang tapi yang paling penting adalah pelatihan keterampilan, membimbing mereka agar dapat mandiri secara finansial. Jangan bangga tinggal di negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, tapi sebagian besar berada di bawah garis kemiskinan?
  • Jika saja mekanisme zakat, infaq dan sedekah berjalan dengan baik dan muslim di negara kita menyadari bahwa ada hak orang lain di dalam hartanya maka insya Allah tak ada lagi muslim yang miskin...
  • Oke.. kita lanjut pembahasan tentang kekayaan.


Kaya, bukanlah satu-satunya pembenaran.

  • Abad sekarang adalah abad dimana virus materialisme yang mendewakan harta benda menjalar ke semua sendi-sendi masyarakat yang hedonis (yang fokus pada pencapaian kenikmatan dalam segala bentuk). Masyarakat yang sudah sangat kapitalis yang tak lagi memperdulikan halal haram, yang penting beroleh keuntungan.
  • Jadi ada 3 yang diinginkan manusia modern abad ini yaitu :
    • HARTA
    • KENIKMATAN
    • KEUNTUNGAN.
  • Semua aktivitas yang dilakukannya dalam rangka memperoleh harta benda yang banyak, dalam rangka memuaskan hawa nafsunya mereguk kenikmatan duniawi serta mencari keuntungan yang sebesar-besarnya. Apakah anda juga demikian adanya?
  • Mengapa ada koruptor? Karena korupsi mempermudahnya memperoleh harta yang lebih dari yang seharusnya didapatkan. Mengapa ada narkoba dan minuman keras? Karena benda terlarang itu memberikan kenikmatan sesaat baginya. Mengapa ada kong kali kong bisnis? Karena semua orang ingin mendapatkan keuntungan meski dengan jalan yang menyimpang, menyuap, menyalahgunakan jabatan, menerima gratifikasi dan sebagainya.
  • Karena begitu pentingnya harta, kenikmatan dan keuntungan itu tadi makanya semua orang berlomba-lomba mengejar kekayaan. Karena kekayaanlah yang memungkinkan mereka memenuhi 3 keinginan itu. Orang kaya pasti punya harta, pasti bisa membeli kenikmatan dengan hartanya itu dan pasti selalu mendapatkan keuntungan.
  • Itu yang perlu diluruskan, menjadi kaya boleh sekali, tapi kaya yang bagaimana dulu? Hidup di dunia haruslah kaya, bukanlah satu-satunya pembenaran yang harus diagungkan. Tapi kualitas hidupnya sebagai manusia. Apakah kekayaan itu membantunya menjadi manusia yang BERKUALITAS DI MATA ALLAH?
  • Berkaitan dengan harta, Rasulullah SAW telah berpesan kepada Hakim bin Hizaam :
  • Ambillah harta dengan jiwa yang bersih yaitu :
    • KONSUMSI SECUKUPNYA.
    • DISTRIBUSIKAN SEBANYAK-BANYAKNYA.
  • Yang terjadi dalam masyarakat kita malah sebaliknya, konsumsi secukupnya dan distribusikan sesedikit mungkin. Akhirnya yang didapat adalah ketidakberkahan karena ia mengambilnya dengan jiwa yang tamak. Akhirnya terjadilah ketimpangan sosial di mana yang kaya tambah kaya dan yang miskin semakin miskin.
  • Yang paling penting itu bukan KAYAnya tapi BERKAHnya (silakan baca lagi bagaimana rezeki yang berkah itu di sini).


Luruskan niat!

  • Perbaikan pertama adalah luruskan niat. Jangan sekedar hanya mau kaya, tapi hidup kaya yang berberkah. Jadi niat untuk mendapatkan keberkahan dalam mencari rezeki adalah :
    • BEKERJA MENCARI NAFKAH (bukan ngemis, bukan maling, tapi yang halal).
    • DILANDASI MARDATHILLAH (jiwa yang baik).
    • MENCARI RIDHA ALLAH (bukan mencari keuntungan sebesar-besarnya).
    • DIWUJUDKAN DENGAN SIKAP YANG BENAR (profesional tapi amanah, berintegritas/jujur dan tidak melanggar aturan Allah dan aturan normatif masyarakat).
  • Sehingga hasilnya adalah manusia-manusia yang KAYA, bukan karena hartanya melimpah tapi karena SELALU MERASA CUKUP dengan hasil yang diperolehnya, dengan rezeki yang diterimanya (qanaah), lapang dada, puas dengan ketentuan Allah padanya dan tak lupa selalu bersyukur atas semua nikmat yang diberi Allah untuknya.
  • Sudah siap menjadi orang kaya?? Tapi, ingatlah hadits Rasulullah SAW berikut ini.

Gunakan kekayaan secara bijaksana.

Wallahu alam....

Related : KAYA, Bukanlah Satu-satunya Pembenaran.

0 Komentar untuk "KAYA, Bukanlah Satu-satunya Pembenaran."

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)