Hutang Si Penghalang Rezeki

HUTANG BUKAN SOLUSI  

Banyak orang yang merasa ekonominya terhimpit dan dengan mudahnya mencari solusi lewat jalan ngutang. Coba tanyakan 10 orang apakah mereka punya utang? Bisa jadi lebih dari 50 % menjawab punya. Jumlahnya pun bervariasi, ada yang kecil saja dan temponya singkat tapi tak kurang pula yang jumlahnya besar dan jangka panjang. Apalagi lembaga peminjam seringkali menggelar "promo" kemudahan berutang bagi para nasabah/peminjam.



Tapi sebenarnya hutang bukanlah solusi untuk menyelesaikan masalah. Seperti yang pernah saya tulis dalam artikel "hutang bukanlah untuk jaga-jaga", saya menekankan bahwa hutang hanya jadi pilihan terakhir saat alternatif lain sudah tak ada lagi. Jika memungkinkan untuk menghindari utang, itu lebih baik. Lakukan "tips bebas hutang dan rezeki mengalir masuk" untuk menghindari hidup terpenjara karena utang.

Mengapa terpenjara?
Karena punya hutang pada seseorang/lembaga kita jadi sensi. Terutama jika gak sanggup bayar / bayar tepat waktu. Gali lobang tutup lobang demi memenuhi kebutuhan hidup yang makin lama makin meninggi ditambah dengan utangan yang harus dibayar pula. Giliran ditagih suka ngeles, kalo perlu kabur dan sembunyi dari tukang tagih/debt collector. Padahal yang nyuruh ngutang gak ada. Dirinya datang ke lembaga peminjam/orang dengan sadar. Inilah perilaku kebanyakan orang yang kurang tanggung jawab. Haknya mau kewajibannya diabaikan. Padahal membayar utang itu bukan hanya mempermudah hidup tapi juga mempermudah rezeki masuk. Karena ada niat baik diri untuk menunaikan hak orang lain.

Hutang menghalangi rezeki?

Terutama jika niatnya hanya ingin uangnya tapi ogah bayar? Setiap kali ditagih selalu mengelak dan menjanjikan akan bayar kemudian, "tar sok" sudah jadi tagline nya. Padahal aturan di manapun jika seseorang tak sanggup bayar utangnya makanya asetnya akan diambil sebagai jaminan sampai hutangnya lunas.
Mengapa hutang yang tak terbayar malah jadi penghalang?

a. Karena ada hak orang lain yang terabaikan.
Jika hak orang lain kita abaikan (uangnya yang kita pinjam tak juga dikembalikan) maka kita menciptakan energi negatif dalam hidup kita yang menolak datangnya rezeki. Gimana rezeki yang baik-baik akan datang jika hidup kita dihiasi keburukan? Tunaikan hak orang lain maka Allah akan menunaikan hakmu bahkan menambah rezekimu, seperti halnya sedekah yang diperintahkan pada kita untuk menunaikannya, karena adanya hak orang lain dalam harta kita. Jauhkan diri dari sikap zalim, terutama menzalimi orang yang berbuat baik pada kita.

b. Kemakan sumpahan orang
Jika kita terus menjanjikan membayar esok hari tapi nyatanya tidak demikian akan menimbulkan kejengkelan dalam hati si peminjam. Dan bisa jadi dari kejengkelan itu muncul sumpah agar hidup kita dipersulit. Bisa jadi si peminjam sedang butuh uang, mungkin anaknya harus bayar sekolah, atau malah istrinya sakit, sementara kita seenaknya menunda pembayaran sehingga muncul doa dari bibirnya agar kita diberi pelajaran. Bukankah doa orang yang teraniaya itu makbul? (baca : rezeki menjauh karena makan sumpahan orang).

c. Hidup dihiasi kebohongan
Saat menunda pembayaran terkadang kebohongan demi kebohongan terus tercipta demi meyakinkan si peminjam bahwa kita niat bayar padahal enggak. Jika hidup dihiasi kebohongan seperti ini, yakinkah bahwa rezeki akan datang dengan mudah? Sementara sumber rezeki itu datangnya dari Allah, yang mana Dia sangat membenci orang yang dusta? Akad peminjaman adalah kontrak bukan hanya antar dua orang (peminjam dan orang yang dipinjami) tapi juga disaksikan oleh Allah. Kita boleh mendustai si peminjam tapi apakah Allah bisa kita dustai?
Jika belum sanggup bayar alih-alih berbohong lebih baik terus terang menyampaikan kondisi anda pada si peminjam, minta tambahan waktu atau tempo tapi jangan ngeles lagi. Sedapat mungkin bayar utang tepat waktu.
Di samping itu track record kita sebagai penunggak/orang yang tak terpercaya akan tercatat dan akan kesulitan untuk mendapat utangan lagi.

d. Kurang bersyukur
Mengapa banyak orang yang cenderung ngutang? Karena kebutuhannya jauh lebih besar dari kemampuannya. Sanggupnya hanya beli motor bekas gak usah maksain diri beli motor baru tapi harus ngutang. Mereka ini kurang bersyukur dengan keadaannya serta gak puas dengan hidupnya, malu terlihat kere. Sehingga rela ngutang demi meningkatkan gengsi. Bukankah Allah berjanji akan menambah rezeki mereka yang bersyukur
Dan sedapat mungkin hindari berutang. Apalagi jika ngutangnya di lembaga ribawi membuat hidup kita tak berkah.

JANGAN MUDAH NYARI UTANGAN

Buat yang sering ngutang..cobalah pikir dari sudut pandang sang peminjam, terutama yang dipikir kaya atau banyak uang.


Temanmu atau saudaramu yang punya banyak uang itu.. Bukan berarti mereka tak punya urusan. Sehingga dengan mudahnya kita berpikir..

"Duitnya kan banyak, aku bisa pinjem kayaknya.."

Kawan-kawan..
Uang banyak itu, bukan berarti uang yang tidak untuk dipakai.. Atau uang nganggur. Yang dengan mudahnya bisa dipinjam.

Pahami..
Mereka yang uangnya lebih banyak dari kita, bisa jadi karena sabarnya pun lebih banyak dari kita.
Mereka banyak "Puasa" menahan diri dari membeli yang tidak perlu..
Karena ingin membeli sesuatu yang lebih penting dengan uang yang dikumpulkan tadi, yang harganya memang mahal.
Mungkin pingin beli rumah atau kendaraan dengan cara Cash tanpa Riba. Dan itu perjuangan yang tak mudah..

Uang banyak itu bukan dikumpulkan dalam sehari, dan belum tentu mereka bisa melalukan hal yang sama lagi. Hanya karena punya alasan kuat, mereka bisa melakukannya.
Sedikit demi sedikit uang dikumpulkan untuk mewujudkan impian. Jangan tiba-tiba datang dan kemudian berusaha memintanya.

Jangan mudah meminjam uang jika melihat teman atau saudara sedang terlihat berada. Karena jika teman atau saudara sudah meminta..
Maka saat itulah ia sedih dan bingung, antara memilih impian keluarganya, atau memberikan pinjaman kepada yang meminta.

Belum lagi resiko yang lain..
Yaitu rusaknya silaturahim. Karena sesungguhnya, hutang adalah pemutus silaturahim yang paling tajam.

Karena hutang yang tak kunjung terbayar. Membuat pertemanan jadi renggang, jadi hilang saudara. Yang berhutang jauh lebih keras bicaranya dari yang memberi hutang..

Ini bukan sindiran.. Tapi pengingat, juga untuk diri saya sendiri.

Karena begitu banyak saya melihat dan mengalami. Banyak yang sepertinya begitu mudah meminjam uang. Tak peduli apakah nanti bisa membayar atau tidak, yang penting dirinya sendiri selamat dulu. Urusan sama yang punya duit dipikir belakangan. Ini bukan akhlak yang baik saudaraku..

Sama saja kita melempar beban kepada orang lain. Dan sengaja membuat orang lain jadi sulit.

Itulah kenapa Rasulullah Sholallahu'alaihi wassalam yang berakhlak mulia itu, selalu berdoa untuk berlindung dari hutang.

Berhutang tentu boleh.. Karena agama pun membolehkan dan mengaturnya. Akan tetapi, pikirkan puluhan kali sebelum mengambil jalan.
Jangan sampai tak punya persiapan untuk membayar, atau jangan sampai mengorbankan pertemanan dan persaudaraan.

Dan yakinlah.. Bahwa Allah maha luas rezeki Nya.. Utamakan dulu doa dan ikhtiar. Lalu berserah diri kepada Allah.
Andai nanti Alloh hadirkan orang baik yang ikhlas memberi pinjaman, maka itu adalah kemudahan, bukan jalan perusak hubungan.. Insyaallah..

Maafin..maafin..
Sekali lagi, ini bukan tertuju kepada siapapun. Hanya kegelisahan saja sebagai sesama muslim melihat begitu banyak orang yang mudah berpikir meminjam uang, tapi tak siap berpikir bagaimana mengembalikannya.

"Sebagai Subjek, jangan dibiasakan ngutang, sesulit apapun kondisinya (meskipun lagi terjepit). Sebagai Objek, teruslah tolong orang, seberat apapun kondisinya (meski gak balik uangnya)".

Wallahu alam

Related : Hutang Si Penghalang Rezeki

0 Komentar untuk "Hutang Si Penghalang Rezeki"

DUKUNG KAMI

SAWER Ngopi Disini.! Merasa Terbantu Dengan artikel ini? Ayo Traktir Kopi Dengan Cara Berbagi Donasi. Agar Kami Tambah Semangat. Terimakasih :)