Bahkan seekor semutpun berdoa.
- Dikisahkan Nabi Sulaiman as pernah hendak pergi mencari air (maksudnya hendak shalat istisqa untuk minta hujan) lalu beliau melihat seekot semut yang sedang menyandarkan punggungnya sambil mengangkat kedua kaki belakangnya menghadap langit dan berkata,
- " Sesungguhnya kami adalah salah satu mahluk dari mahluk-mahlukMu, kami sangat butuh siraman dan rezekiMu. Baik Engkau akan mengucurkan air dan rezeki kepada kami atau akan membinasakan kami." Kemudian Nabi Sulaiman berkata (kepada kaumnya), " Kembalilah pulang, kalian akan diberi air (hujan) melalui doa mahluk lain (H.R.AHMAD)
- Dari kisah lainpun diriwayatkan, Rasulullah bersabda, "Ada salah seorang nabi yang singgah di bawah pohon, lalu ia digigit oleh seekor semut. Lalu ia membinasakannya dan mencari tempat persembunyian semut tersebut. Setelah itu ia menyuruh membakar tempat persembunyian semut tersebut. Kemudian Allah menanyakan padanya, "Apa hanya karena gigitan seekor semut, engkau membakar satu umat yang senantiasa bertasbih. Mengapa bukan satu ekor saja yang kamu binuh?" (H.R.Bukhari).
Apa yang bisa kita pelajari dari kisah di atas?
- Binatang pun senantiasa bertasbih pada Allah dengan caranya sendiri. Mereka selalu berzikir memuji Allah, karena insting yang membawa mereka untuk mengagungkan penciptanya, Zat yang memberi mereka rezeki, Zat yang menjamin rezekinya.
- Mereka mahluk yang tak berakal tapi tahu apa yang harus dilakukannya dalam hidup. Kita tak paham bahasa binatang sebagaimana Nabi Sulaiman sehingga kita tak tahu kalau semutpun berzikir mengagungkan Allah. Jika semut berzikir artinya binatang lain pun pasti berzikir mengagungkan Allah. Bahkan tumbuhan, batu, tanah pun semua mengagungkan Allah.
Lalu bagaimana dengan kita yang diberi akal untuk berpikir?
- Tidakkah harusnya kita lebih baik zikirnya, ibadahnya dari seekor semut kecil? Bahkan seekor semut yang sedang kesulitan rezeki pun berdoa pada Allah. Dia tidak mencari sembahan selain Allah. Bahkan tak pernah mencari muka pada manusia agar diberi rezeki berupa makanan. Karena semut itu tahu dengan pasti kepada siapa dia harus berdoa dan memohon kemudahan rezeki.
- Semut itu siap menerima segala ketentuan Allah. Meski dia mohon rezeki tapi siap juga menerima nasib dibinasakan jika Allah menghendaki. Artinya semut pasrah dengan ketentuan dan takdir Allah untuknya.
- Bagaimana dengan kita manusia yang konon jauh lebih pintar, lebih besar dan lebih kuat? Dibanding dengan seekor semut kecil yang bodoh dan lemah, seberapa banyak kita mengingat Allah?
- Apakah kita telah menghadirkan Allah dalam setiap aktivitas kita? Berapa banyak kita bertasbih setiap hari padaNya. Bahkan setelah menerima rezeki dan nikmat yang begitu besar kita kadang lupa bersyukur.
- Saat susah rezeki kita malah mencari pertolongan pada dukun-dukun sesat, ajian, sesajen, jimat, benda-benda yang katanya sakti, tempat-tempat yang katanya bertuah. Kita malah mempersekutukan Allah. Kita tak yakin bahwa Allah akan merubah nasib dan memberi kita rezeki dari arah yang tak disangka-sangka. Bodoh sebodoh-bodohnya kita. Kita menggantungkan diri pada mahluk yang tak punya kekuatan dan kelebihan.
- Tak malukah kita pada seekor semut?
- Wallahu alam
0 Komentar untuk "Doa Minta Rezeki dari Seekor Semut"