ARTIKEL KE 775
DAHULUKAN SHALAT APA YANG LAIN...?
Ini adalah kebiasaan kita yang sadar ataupun tidak berimplikasi pada kualitas ibadah pada Sang Maha Pemberi Rezeki.
Sebelum subuh sudah berangkat ke kantor..., alasannya jelas...takut terjebak macet yang berimplikasi telat tiba di kantor, telat check clock, uang tunjangan kena potong sesuai lama keterlambatan..
Uang bulanan jadi berkurang karenanya..rezeki jadi tak sesuai harapan (jumlahnya).
Uang bulanan jadi berkurang karenanya..rezeki jadi tak sesuai harapan (jumlahnya).
Setelah isya baru pulang dari kantor..., alasannya jelas, kerjaan banyak dan harus berjibaku dengan kendaraan lainnya menerobos kemacetan kota besar.
Tiba di rumah udah capek banget..gak bisa ngapa-ngapain lagi, tinggal tidur...
Habis waktu di jalan..
Tiba di rumah udah capek banget..gak bisa ngapa-ngapain lagi, tinggal tidur...
Habis waktu di jalan..
Dzuhur...terjepit waktu istirahat kantor..., yang harus dibagi antara makan, tidur siang sejenak dan shalat.. Terburu-buru karena mengejar jam check clock siang. Dhuhurnya jadi apa adanya dan tak berkualitas. Tak ada lagi duduk zikir dan memperbaiki kualitas doa, memperbaiki kualitas taubat dan puji-pujian...
Ashar... pekerjaan banyak sekali di kantor..., tak bisa meninggalkan tempat duduk saat Muazzin memanggil untuk menunaikan shalat ashar. Akhirnya shalat di akhir waktu menjelang magrib, itu pun secepat kilat takut waktu magrib datang menjelang..
Maghrib.. tanggung dijalan, perjalanan pulang dari kantor..., tak bisa mampir untuk sekedar shalat karena mesjid-mesjid bakalan penuh dan susah nyari parkiran. Nanti ajalah di jama' dengan shalat Isya. Kita jadi mengentengkan shalat..
Isya...pun sama, kondisi masih capek, baru pulang dari kantor..., langsung nyari bantal dna kasur akhirnya tak terasa waktu maghrib dan Isya terlewatkan dalam lelap.. Shalat seolah bukan prioritas padahal saat di Hari Perhitungan nanti shalat lah yang paling pertama akan dihisab, jika shalatnya bener...maka semuanya akan bener..
(baca : betapa mahalnya harga shalat)
(baca : betapa mahalnya harga shalat)
Tapi hal sebalinya terjadi jika malam-malam ditelpon untuk datang ke kantor....tanpa pikir panjang langsung buru-buru segera berangkat ke Kantor Sholat dilupakan..!!
Sekian tahun menjadi abdi negara yang loyal, bagaimana dengan rezekinya?
Disaat pensiun...
Ternyata hanya memiliki rumah sederhana.. bukan istana megah sesuai tahun pengabdian...
Mobil tua yang perawatannya pun mahal...karena tak sanggup beli mobil baru..
Uang pesangon sudah habis atau uang pensiun hanya cukup untuk makan...
Itupun menu ala kadarnya, bukan ala restoran mewah..
Itupun menu ala kadarnya, bukan ala restoran mewah..
Yang bisa memiliki rumah lebih mewah, kondisi tubuh malah lemah dan sakit-sakitan sehingga sudah tidak bisa menikmati indahnya rumah..yang dibangun dengan keringat dan air mata.
Hari-hari hanya merasakan rasa sakit...tak bisa menikmati makanan enak yang bisa dibeli dengan uangnya..karena semua makanan yang masuk terasa pahit.
Puluhan tahun kerja banting tulang...tapi..
Setelah rumah, mobil dimiliki... hartapun pelan-pelan akhirnya habis untuk berobat.. karena penyakit satu demi satu menggerogoti tubuh..
Berat terasa untuk *Sholat* karena semua *sendi sudah tidak kuat...*
Sementara masa muda sibuk kerja hingga *tak terbiasa sholat...(dengan sempurna).
Mati-matian membela pekerjaan atas perintah atasan... Sampai-sampai malas ibadah, mengentengkan shalat dan panggilan Allah..
Tapi disaat tua.., lemah.., dan akhirnya wafat...*
Jasadpun meminta disholatkan di Masjid..
dengan Ustadz sebagai Imamnya.., bukan anaknya yang menjadi Imam...
Mati-matian membela kantor patuh sama atasan...,tapi tak seorangpun mati di sholatkan di kantor dengan atasannya sebagai Imam Sholat jenazahnya...*
Jadi...
Masihkah kalian mengutamakan yang lain daripada ibadah kepadaNya..?????*
Mati-matian kerja dengan mengentengkan ibadah tapi rezeki yang didapat pun tak seberapa banyak.
Sekalinya jumlah rezekinya lumayan tapi malah habis dipake berobat..
(baca : Allah akan mencabut keberkahan rezeki mereka yang meremehkan shalat)
Sekalinya jumlah rezekinya lumayan tapi malah habis dipake berobat..
(baca : Allah akan mencabut keberkahan rezeki mereka yang meremehkan shalat)
Padahal..
MASJID adalah tempat terakhir kita.. di SHOLAT kan.
Tapi kita seringkali lupa untuk mendatangi mesjid di awal waktu shalat..
Menikmati hening bersama Sang Pencipta...
Tapi kita seringkali lupa untuk mendatangi mesjid di awal waktu shalat..
Menikmati hening bersama Sang Pencipta...
Semoga dapat menjadi bahan renungan.......... bagi yang masih aktif kerja, maupun yang sudah pensiunan, tapi malas sholat berjamaah di Masjid
Monggo mumpung masih diberi waktu jangan tinggalkan :
*_" SHOLAT BERJAMAAH MAKMURKAN MESJID "_*
Syair Indah Sang Lima Waktu*
Bila *Subuh* utuh
Rizki pun tumbuh
Hati terasa teduh
Pribadi tidak angkuh
Keluarga tidak keruh
Maka damai berlabuh...
Rizki pun tumbuh
Hati terasa teduh
Pribadi tidak angkuh
Keluarga tidak keruh
Maka damai berlabuh...
Bila *Dzuhur* teratur
Diri jadi jujur
Hati tidak kufur
Jiwa selalu bersyukur
Amal ibadah tidak udzur
Keluarga akur
Maka pribadi jadi makmur...
Diri jadi jujur
Hati tidak kufur
Jiwa selalu bersyukur
Amal ibadah tidak udzur
Keluarga akur
Maka pribadi jadi makmur...
Bila *Ashar* kelar
Jiwa jadi sabar
Raga jadi tegar
Senyum pun menyebar
Insya Allah rezeki lancar...
Jiwa jadi sabar
Raga jadi tegar
Senyum pun menyebar
Insya Allah rezeki lancar...
Bila *Maghrib* tertib
Ngaji menjadi wajib
Wirid jadi karib
Jauh dari aib
Insya Allah syafaat tidak raib...
Ngaji menjadi wajib
Wirid jadi karib
Jauh dari aib
Insya Allah syafaat tidak raib...
Bila *Isya* terjaga
Malam bercahaya
Hati damai sejahtera
Insya Allah hidup pun bahagia...
Malam bercahaya
Hati damai sejahtera
Insya Allah hidup pun bahagia...
Wallahu alam..
0 Komentar untuk "Dahulukan Shalat atau yang lain?"