Beban itu berat, jangan ditanggung
"Rezeki ku lagi gak bagus, udah berapa hari ini berusaha tapi belum dapat pembeli juga," demikian keluhan seorang penjual di ujung jalan."Rezeki ku seret banget, sampe sekarang kok belum dapat pekerjaan?" kata pemuda lulusan kampus terkenal.
"Usia makin merambat kok jodoh gak datang juga? " keluhan sang jomblower.
"Ekonomi lagi susah, rezeki kecil tapi utang banyak, kebutuhan gak bisa menunggu," keluh seorang pegawai rendahan.
Keluhan demi keluhan bisa jadi beban yang harus ditanggung di pundak masing-masing. Lalu bagaimana mengatasinya?
(baca : inilah solusi dari semua masalah rezeki)
Judul tulisan ini tadinya adalah "Tinggalkan Beban Kita" tapi saya ganti dengan "Beban Itu Jangan Ditanggung". Saya pikir judul ini jauh lebih pas jika kita berbicara tentang beban hidup. Kita mulai dari istilah beban dulu..
Apa itu beban?
Kamus Umum Bahasa Indonesia mendefinisikan beban sebagai "barang (yang berat) yang dibawa (dijunjung, dipikul dan sebagainya)". Kalo dari defenisinya sendiri udah mengatakan bahwa beban itu adalah sesuatu yang berat, jadi biar gak tambah susah sebaiknya beban itu dilepaskan bukannya ditanggung.
Kesalahan umum yang kita, termasuk saya lakukan adalah berusaha menanggung beban yang berat itu sehingga hidup menjadi ikutan berat, kalo pun bisa jalan pasti tertatih.
Hidup ini berat guys...dan kita dituntut bijaksana untuk menjalaninya.
(baca : cara mendulang rezeki saat susah)
Penulis buku The Seven Habits of Highly Effective People People, Stephen Richard Covey memiliki cara sendiri untuk menjelaskan mengapa kita harus melepaskan beban itu.
Di depan para audience yang memenuhi kelasnya, Stephen memegang segelas air dan mengangkatnya dengan tangan kanan yang lurus ke depan, kemudian bertanya, "Seberapa berat beban segelas air ini menurut anda...?"
Mereka menjawab dengan perkiraan sekitar 200 - 500 gram untuk segelas penuh air dalam gelas sedang.
Stephen tersenyum dan menjelaskan kepada audience kalo yang penting itu bukan jumlah (kuantitas) beratnya tapi berapa lama anda memegang gelas itu (durasinya) dan caranya.
Stephen tersenyum dan menjelaskan kepada audience kalo yang penting itu bukan jumlah (kuantitas) beratnya tapi berapa lama anda memegang gelas itu (durasinya) dan caranya.
Lanjutnya...
"Jika saya memegangnya selama satu menit... masih belum ada masalah..."
" Tapi jika saya memegangnya selama satu jam... lengan kanan saya akan sakit..."
"Dan jika saya memegangnya selama satu hari penuh... mungkin anda harus memanggil ambulans untuk saya ..."
Hal itu disambut tawa para hadirin...
Tapi apa yang disampaikan Stephen benar adanya..
Hal itu disambut tawa para hadirin...
Tapi apa yang disampaikan Stephen benar adanya..
Berat gelas itu sebenarnya sama ... Tapi semakin lama memegangnya, maka bebannya terasa semakin berat...
Demikian juga jika kita membawa-bawa beban hidup terus menerus akan sampai pada satu titik di mana kita tak bisa menanggungnya lagi.
Beban itu seolah makin meningkat beratnya..
Bukan lagi 200 atau 500 gram bisa jadi sekilo, 10 ataupun 100 kilo.
Jika sudah sampai pada titik itu seseorang bisa berujung stres, depresi bahkan bunuh diri.
Aktor terlucu Hollywood Robin Williams pun berada di titik kritis ini sehingga memutuskan bunuh diri di usia 63 tahun tahun 2014 silam. Kalo kita perhatikan peran-perannya yang selalu menghibur, karakter ceria, ketenaran dan uang banyak, gak menjamin hidupnya bahagia.
Dia terlalu banyak menanggung beban dan beban itu terus menumpuk membuatnya mengambil keputusan tragis, yaitu bunuh diri.
Apa solusi yang ditawarkan oleh Stephen?
Bukan lagi 200 atau 500 gram bisa jadi sekilo, 10 ataupun 100 kilo.
Jika sudah sampai pada titik itu seseorang bisa berujung stres, depresi bahkan bunuh diri.
Aktor terlucu Hollywood Robin Williams pun berada di titik kritis ini sehingga memutuskan bunuh diri di usia 63 tahun tahun 2014 silam. Kalo kita perhatikan peran-perannya yang selalu menghibur, karakter ceria, ketenaran dan uang banyak, gak menjamin hidupnya bahagia.
Dia terlalu banyak menanggung beban dan beban itu terus menumpuk membuatnya mengambil keputusan tragis, yaitu bunuh diri.
Apa solusi yang ditawarkan oleh Stephen?
”Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi..."
"Kita harus meninggalkan beban kita secara periodik, supaya lebih segar dan bisa memegangnya lagi.."
Bagi para profesional..
Bagi para profesional..
"Saat jam kerja usai, sebelum pulang ke rumah tinggalkan semua beban pekerjaan di kantor."
"Gak usah ikutan dibawa pulang ... beban bisa diambil lagi esok hari saat jam kerja mulai..."
Jika gelas itu dipegang dengan satu tangan dengan posisi lurus ke depan tentu makin lama makin melelahkan. Tapi jika anda mendayagunakan tangan yang satunya untuk membantu dan mengganti posisi memegang dengan melengkungkannya atau sambil mendekapnya di dada, tentu beban itu gak terlalu terasa beratnya.
Begitu juga jika beban itu dibagi dengan seseorang, entah itu pasangan hidup, teman karib, keluarga atau bahkan bantuan profesional (psikolog, psikiater, ulama).
Bagi kita yang muslim Allah sudah mengingatkan soal beban ini dalam surah Al Baqarah ayat 286, " Allah tak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya."
Seberat apapun beban yang kita rasakan yakinlah bahwa beban sesuai kemampuan kita menanggungnya. Intinya beban itu mampu kita tanggung. Ini bukan saya yang bilang lho tapi Allah SWT. Cuma kita dikasi akal supaya mikir bagaimana cara menanggungnya yang gak merusak hidup kita.
2. Pasti bisa diselesaikan.
Allah menjelaskan dalam surah Al Insyirah ayat 5 "karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan." Dan pernyataan yang sama diulangi Allah di ayat 6, "karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." Allah sampe ngulang pernyataan itu supaya kita "aware" alias nyadar bahwa sesulit apapun sebuah masalah, seberat apapun sebuah beban pasti bisa diselesaikan, pasti bisa ditanggulangi. Karena hidup ini berimban antara kesulitan dan kemudahan.
(baca : bagaimana mau bagus rezeki kalo banyakan ngeluh)
3. Allah punya rencana untuk kita.
Dalam surah Al Baqarah ayat 216 Allah memberi tahu kita, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak. "
Ayat di atas jelas menegaskan kecintaan Allah pada hambaNya. Jika kita merasa hidup ini begitu berat dan gak berjalan sesuai keinginan kita, ingatlah bahwa belum tentu yang kita inginkan itu yang terbaik, tapi keinginanNya pasti baik buat kita. Cuma kita aja yang belum menyadari rencanaNya.
Jika gelas itu dipegang dengan satu tangan dengan posisi lurus ke depan tentu makin lama makin melelahkan. Tapi jika anda mendayagunakan tangan yang satunya untuk membantu dan mengganti posisi memegang dengan melengkungkannya atau sambil mendekapnya di dada, tentu beban itu gak terlalu terasa beratnya.
Begitu juga jika beban itu dibagi dengan seseorang, entah itu pasangan hidup, teman karib, keluarga atau bahkan bantuan profesional (psikolog, psikiater, ulama).
Mengelola beban itu gampang
1. Pasti mampu.Bagi kita yang muslim Allah sudah mengingatkan soal beban ini dalam surah Al Baqarah ayat 286, " Allah tak akan membebani seseorang kecuali sesuai dengan kesanggupannya."
Seberat apapun beban yang kita rasakan yakinlah bahwa beban sesuai kemampuan kita menanggungnya. Intinya beban itu mampu kita tanggung. Ini bukan saya yang bilang lho tapi Allah SWT. Cuma kita dikasi akal supaya mikir bagaimana cara menanggungnya yang gak merusak hidup kita.
2. Pasti bisa diselesaikan.
Allah menjelaskan dalam surah Al Insyirah ayat 5 "karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan." Dan pernyataan yang sama diulangi Allah di ayat 6, "karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." Allah sampe ngulang pernyataan itu supaya kita "aware" alias nyadar bahwa sesulit apapun sebuah masalah, seberat apapun sebuah beban pasti bisa diselesaikan, pasti bisa ditanggulangi. Karena hidup ini berimban antara kesulitan dan kemudahan.
(baca : bagaimana mau bagus rezeki kalo banyakan ngeluh)
3. Allah punya rencana untuk kita.
Dalam surah Al Baqarah ayat 216 Allah memberi tahu kita, "Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal itu amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak. "
Ayat di atas jelas menegaskan kecintaan Allah pada hambaNya. Jika kita merasa hidup ini begitu berat dan gak berjalan sesuai keinginan kita, ingatlah bahwa belum tentu yang kita inginkan itu yang terbaik, tapi keinginanNya pasti baik buat kita. Cuma kita aja yang belum menyadari rencanaNya.
4. Harus memiliki semangat juang.
Allah menegaskan di surah Ar Rad ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri mengubah apa yang ada pada dirinya."
Jadi beban itu gak bisa dibiarkan menenggelamkan kita. Harus ada semangat juang untuk menyelesaikannya. Jangan pernah berputus asa.
(baca : menyikapi ujian)
Wallahu alam..
Allah menegaskan di surah Ar Rad ayat 11, "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali mereka sendiri mengubah apa yang ada pada dirinya."
Jadi beban itu gak bisa dibiarkan menenggelamkan kita. Harus ada semangat juang untuk menyelesaikannya. Jangan pernah berputus asa.
(baca : menyikapi ujian)
"Apapun beban yang ada di pundak anda hari ini, coba tinggalkan sejenak... bawalah dalam doa... dan beban itu akan menjadi lebih ringan"
"hidup ini singkat.. jadi cobalah menikmatinya dan memanfaatkannya !!!"
Bukan malah menumpuk beban...
Yang terakhir adalah jangan lupa mengandalkan Allah. Karena Dia selalu punya cara untuk menyelesaikan masalah kita.Wallahu alam..
0 Komentar untuk "Buat Kamu Yang Banyak Masalahnya "