Judul di atas membuat kita bertanya, "Betulkah itu?" Atau hanya kata-kata penghibur saja?
Mengapa kita tak perlu kuatir atas rezeki kita?
Bukankah tiap hari kita bekerja keras dan berupaya dalam rangka mencari rezekiNya yang terserak di bumi? Kadang rezeki kita banyak, tak kadang pula terasa susah.
Bukankah dengan begitu kita perlu kuatir?
Perlu was-was dan cemas.
Kalau sehari saja kita tak keluar mencarinya pasti rezeki tak datang.
Pasti hidup kita akan merana dan susah. Mungkin begitu pikir akal kita yang terbatas ini.
Mengapa kita tak perlu kuatir atas rezeki kita?
Bukankah tiap hari kita bekerja keras dan berupaya dalam rangka mencari rezekiNya yang terserak di bumi? Kadang rezeki kita banyak, tak kadang pula terasa susah.
Bukankah dengan begitu kita perlu kuatir?
Perlu was-was dan cemas.
Kalau sehari saja kita tak keluar mencarinya pasti rezeki tak datang.
Pasti hidup kita akan merana dan susah. Mungkin begitu pikir akal kita yang terbatas ini.
Betulkah tak perlu kuatir akan rezeki kita?
# FOKUS PADA TUJUAN
- Apa tujuan penciptaan manusia? Apakah untuk mencari rezeki, menikmatinya, kemudian mati? Tidak bukan? Tujuan penciptaan manusia adalah untuk menyembah dan beribadah pada Allah. " Tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaKu." (Q.S. Adz Zariyat : 56). Jadi fokus kita hidup di dunia adalah beribadah padaNya. Kalaupun harus bekerja untuk mencari rezekiNya itu adalah bagian dari ibadah kita. Untuk memenuhi kebutuhan hidup agar tubuh bisa makan, bisa berfungsi dengan baik, bisa berfikir dengan jernih, sehingga menunjang ibadah kita. Itupun rezeki itu pada hakikatnya sudah disediakan Allah. Tanaman yang kita makan tumbuh dari tanah yang diciptakan Allah. Hewan ternak pun hadir belum lagi air yang merupakan komponen utama dalam hidup kita. Tak ada manusia yang bisa hidup tanpa air dan makanan. Baca lebih jelas pada artikel Mau rezeki berkah? Bersyukurlah atas makanan kita.
- Sekali lagi fokus... Tujuan kita hidup adalah beribadah padaNya. Mencari rezeki adalah penunjang tujuan utama kita, bukan yang paling utama. Jadi bagi mereka yang menyia-nyiakan umur hanya untuk mencari rezekiNya dengan melupakan ibadah, itulah manusia yang celaka hidupnya baik di dunia apalagi di akhirat.
# REZEKI SUDAH DIJAMIN
- " Tidak ada satu mahluk melatapun di muka bumi ini melainkan Allah yang memberi rezekinya (Q.S,Huud:6). Allah sudah menjamin rezeki kita. Jadi buat apa sibuk mencari rezeki yang sudah dijaminNya? Rezeki dan ajal sudah dijamin oleh Allah. Manusia tidak akan datang ajalnya sebelum semua rezekinya telah dibagikan oleh Allah. Jadi selama masih ada sisa ajal maka masih ada rezeki untuk kita.
- "Wahai manusia bertakwalah kepada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, karena tidaklah suatu jiwa akan mati hingga terpenuhi rezekinya, walau lambat rezeki itu sampai padanya. Maka bertakwalah pada Allah dan pilihlah cara yang baik dalam mencari rezeki, ambillah rezeki yang halal dna tinggalkan yang haram (H.R. Ibnu Majah)
- Karenanya tidak perlu kuatir pada rezeki karena rezeki sudah dijamin oleh Allah bagi setiap yang hidup, semua kebagian jatah rezeki yang adil dariNya. Kuatirkan saja amalan kita, karena ajal bisa saja datang esok, dan Allah tidak menjamin kita masuk surga.
# JANGAN BURUK SANGKA PADA ALLAH
- Kalau Allah dengan hikmahNya menutup salah satu jalan rezekimu, tak perlu galau. Dia dengan rahmatNya akan membuka jalan rezekimu yang lain yang jauh lebih baik dan lebih bermanfaat bagimu.
# BELAJAR DARI TUMBUH KEMBANG MANUSIA
- Mari kita renungkan keadaan janin. Tumbuh kembangnya dalam kandungan ibunya begitu terjaga. Allah mengirim rezekinya berupa sumber makanan hanya dari 1 jalan yaitu tali pusar.
- Setelah lahir ke dunia, keluar dari perut ibunya, sang janin yang telah menjadi bayi, diputus jalan rezekinya yang berupa tali pusat dan digantikan Allah dengan 2 jalan rezeki yaitu 2 buah puting susu ibunya. Rezeki yang lebih baik dan lebih lezat dibandingkan yang pertama, susu murni yang mengandung zat-zat yang dibutuhkan untuk tumbuh kembangnya.
- Setelah masa menyusui selesai, maka 2 jalan rezeki ASI diputus Allah, maka si balita harus hidup dengan dibukakan 4 jalan rezekinya yang lebih sempurna dan lebih enak dibanding sebelumnya, yaitu 2 rezeki dari makanan (sumbernya dari tumbuhan dan hewan) dan 2 rezeki dari minuman (air dan susu) dan segala manfaat dan kelezatan yang ditambahkan padanya.
- Setelah tiba waktunya ajal datang menjemput, terputus sudah 4 rezeki tersebut dan dibukakan 8 jalan rezeki baru bagi hambaNya yang beruntung. Yaitu 8 pintu surga dan dia bisa masuk dari pintu saja yang dimauinya. Rezeki ini hanya diberikan bagi orang mukmin / mukminat, selain itu tidak.
# KESIMPULAN
- Tak perlu kuatir atas rezekimu karena Allah telah menjaminnya. Rezekimu takkan nyasar dan pasti sampai, meski kadang cepat kadang lambat.
- Jika Allah menutup rezeki di satu jalan tertentu maka ia akan membukakan jalan rezeki lain yang lebih baik dan lebih bermanfaat baginya.
- Allah membagi rezeki berdasarkan kebutuhan hambaNya, bukan berdasarkan keinginannya. Karena Allah Maha Tahu kebutuhan mahlukNya. Apa yang kita anggap bagus belum tentu demikian menurut Allah. Demikian pula sebaliknya.
- Jika rezeki dijamin Allah mengapa masih ada yang mati kelaparan? Karena rezeki yang dibagi Allah tidak sama untuk setiap mahluk. " Dan Allah melebihkan sebahagian kalian dari sebahagian yang lain dalam hal rezeki (An Nahl : 71). Di ayat lain juga disebutkan, "Allah melapangkan rezeki bagi siapa saja yang dikehendakiNya diantara hamba-hambaNya dan Dia (pula) yang menyempitkan baginya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu (Q.S.Al Akabuut : 62). Allah bisa memberi seseorang yang dipilihNya dengan rezeki yang banyak dan menyempitkan yang lain. Hanya Allah yang tahu. Yang jelas Allah tak akan menganiaya hamba-hambaNya.
0 Komentar untuk "Betulkah Tak Perlu Kuatir Terhadap Rezeki Kita?"