Penyakit Penghapus Berkah
Bagi anda yang hidupnya selalu susah dan jauh dari keberkahan, barangkali anda mengidap penyakit ini. Penyakit yang bukan hanya bisa menghapus keberkahan, bahkan di level berikutnya penyakit ini bisa menutup pertolongan Allah dalam hidup kita. Apa jadinya hidup ini ketika pertolongan Allah sudah tertutup? Adakah selainNya yang bisa menolong kita? ‘Warisan Setan…’, begitu mungkin nama penyakit ini. Sindrom yang betul-betul harus disadari, untuk kemudian kita buang jauh-jauh.
Allah menyebutkan penyakit ini dalam QS. Al Anfal (8) ayat 47.
“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang keluar dari kampung
halamannya dengan rasa angkuh dan ingin dipuji orang / riya….”
Zaman dulu ketika Rasulullah SAW harus berjuang keras menegakkan panji-panji Islam banyak tantangan yang dihadapi beliau. Termasuk tekanan dan perlawanan dari kaum Musyrikin Mekkah di Perang Badr yang terjadi pada 13 Maret 624 M atau tepatnya tanggal 17 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah. Ketika kaum musyrikin Mekkah bergerak menuju lembah peperangan Badr, dengan kekuatan 1.300 pasukan disertai persenjataan lengkap dan persiapan sempurna. Berbicaralah Amr bin Hisyam alias Abu Jahal selaku komandan perang;
“Kita tidak akan pulang sebelum mengambil alih Badr, membinasakan Muhammad dan para sahabatnya, menetap disana selama tiga hari sambil menyembelih unta, makan-makan, minum khamr, dan menikmati nyanyian dari para biduan, hingga bangsa Arab mendengar keberadaan dan cerita tentang kita, setelah itu untuk selamanya bangsa Arab akan segan terhadap kita.”
Ungkapan yang sangat arogan dan sombong.
Namun kita sudah tahu akhir cerita dari perang Badr yang merupakan perang besar pertama yang dihadapi oleh kaum Muslimin. Di perang ini Abu Jahal terbunuh, pasukan musyrikin Makkah harus merasakan kekalahan telak, padahal dalam keadaan yang lebih siap, jumlah lebih banyak dan secara fisik lebih kuat.
Namun kita sudah tahu akhir cerita dari perang Badr yang merupakan perang besar pertama yang dihadapi oleh kaum Muslimin. Di perang ini Abu Jahal terbunuh, pasukan musyrikin Makkah harus merasakan kekalahan telak, padahal dalam keadaan yang lebih siap, jumlah lebih banyak dan secara fisik lebih kuat.
Yang ingin saya bahas dalam tulisan ini adalah dua penyakit yang menjadi sumber kerugian dan menutup keberkahan dalam hidup. Dan dua hal itu terbaca dengan jelas dalam pidato Abu Jahal diatas.
PERTAMA
Arogansi / Kesombongan
Sombong adalah penyakit yang akan menghilangkan berkah dalam hidup, satu hal yang akan menutup pertolonganNya.
Sombong itu bukan tentang berpakaian bagus atau berkendaraan mahal, tapi kata Rasulullah ada 2 indikator yang menjadi paramater bahwa seseorang sedang terjangkiti penyakit ini; yaitu menolak kebenaran dan merendahkan orang lain.
Gejala penyakit:
– merasa lebih dari yang lain
– memicingkan mata pada orang lain
– merendahkan sesama
– merasa lebih dari yang lain
– memicingkan mata pada orang lain
– merendahkan sesama
– berat menerima kritik
– malas mendengarkan orang lain, lebih-lebih jika yang berbicara adalah orang levelnya lebih rendah dalam pandangannya.
Akhirnya dia tak bisa belajar dari orang lain, tak bisa bekerjasama dengan orang lain, tak punya banyak kawan, konsumen ataupun klien lari...akhirnya rezeki pun ngacir dengan sukses...
– malas mendengarkan orang lain, lebih-lebih jika yang berbicara adalah orang levelnya lebih rendah dalam pandangannya.
Akhirnya dia tak bisa belajar dari orang lain, tak bisa bekerjasama dengan orang lain, tak punya banyak kawan, konsumen ataupun klien lari...akhirnya rezeki pun ngacir dengan sukses...
Dan turunan dari penyakit yang pertama ini adalah sindrom yang kedua;
KEDUA
Ingin dipuji orang lain
Niatnya sangat sempit, melakukan segala sesuatu hanya untuk mendapatkan pujian manusia.
Berjuang untuk bisa sukses dalam hidup, berkarya, berupaya untuk bisa meraih pencapaian-pencapaian hebat dalam karir atau usaha, hanya untuk membuat orang lain kagum. Hanya untuk mendapatkan kekaguman semu dari orang lain. Mengapa semu? Karena kekaguman orang lain belum tentu membuatmu sama hebatnya di depan Allah.. Kekaguman yang sia-sia belaka..
Jika sudah begitu, tak peduli sehebat apapun; nol besar nilainya disisi Allah.
Gejalanya gampang dikenali;
Gejalanya gampang dikenali;
1. Peduli sekali dengan "apa kata orang"
Ketika yang betul-betul kita pedulikan adalah “Apa kata orang jika aku melakukan ini?”
Khawatir sekali dengan “apa kata orang nantinya?”.
Memutuskan sesuatu dengan pertimbangan “apa kata orang”.
Rela bayar cicilan seumur hidup, demi “apa kata orang”.
Kita letakkan kebahagiaan di mulut orang lain.
Mati-matian melakukan apapun demi mengesankan orang lain.
Ada rasa puas yang luar biasa ketika berhasil membuat orang lain terkesan.
Seakan sudah tak penting dan tak perlu dihiraukan bagaimana Allah melihat, yang penting bagaimana orang lain melihat.
Akirnya ibadahnya ya...bisa ditebak khusyu saat diliat orang saja..
Ternyata kita bertuhan yang salah!
Akirnya ibadahnya ya...bisa ditebak khusyu saat diliat orang saja..
Ternyata kita bertuhan yang salah!
2. Gampang terprovokasi.
Mudah tersinggung, mudah sakit hati dengan kata dan kelakuan orang.
Mudah sekali merasa diremehkan..
Mudah sekali merasa diremehkan..
Betapa haus sekali akan penghargaan & pengakuan dari orang lain.
Ingin selalu terlihat,
ingin selalu tampil,
ingin selalu dikenal,
ingin selalu disebut,
ingin selalu diketahui,
Ingin selalu dihargai.
ingin selalu tampil,
ingin selalu dikenal,
ingin selalu disebut,
ingin selalu diketahui,
Ingin selalu dihargai.
Ini saya, ini saya…hargai saya!
Mudah kecewa,
Mudah marah,
Mudah marah,
Memang selalu begitulah akhir ceritanya bagi siapa saja yang menaruh harapan pada selain Allah.
3. Kompetitif.
Menjadi kompetitif itu bagus artinya kita berjuang untuk mengalahkan diri sendiri bukan bersaing untuk mengalahkan orang lain dan dapat pujian darinya. Penyakit ingin dipuji ini juga memiliki perasaan kompetitif tapi arahnya salah..
Gejalanya adalah kondisi perasaan yang amat bergemuruh untuk bersaing dengan orang lain dalam urusan dunia. Seolah-olah hidup ini fokusnya hanya tentang persaingan, untuk saling mengalahkan satu sama lain dan menjadi juara.
Hidup yang dipenuhi dengan ambisi-ambisi sempit.
Yang menjadi hobinya adalah membandingkan-bandingkan.
Jika tidak segera disadariakan memberi penyakit hati akut yaitu Dengki dan IRI. Bukan hanya menghilangkan keberkahan malah bisa memberangus rezeki.
Susah melihat orang lain senang, senang melihat orang lain susah.
Tidak lelah kah hidup seperti ini?
Mengapa saya bilang penyakit ini warisan setan/iblis? Tahukah anda bahwa Setan / iblis itu tadinya adalah penghuni surga dan tinggal dengan damai di dalamnya? Bersama dengan Bapak para Manusia yaitu Nabi Adam as. Apa yang membuatnya terusir dari surga yang nyaman? Jawabannya adalah kesombongan. Dia mengabaikan perintah Allah untuk bersujud(menghormati) Adam karena merasa dirinya jauh lebih baik. Dia terbuat dari api yang powerful sementara Adam terbuat dari tanah yang rendah dan kotor.
Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah." (QS.Al-A'raf : 12)
Karena rasa sombong itu dia berani menantang perintah Allah dan teruslah penyakit sombong itu menguasainya sampai akhirnya dengki dan iri membuatnya merencanakan sesuatu untuk mencelakakan Adam dan isterinya. Setan membujuk Adam untuk memakan buah khuldi yang dilarang Allah dengan segala bujuk rayu dengan alasan agar beliau kekal di surga. Rencan ini berhasil, Adam as terbujuk sehingga harus terusir dari surga yang nyaman menuju bumi yang keras..
Alhasil anda lihat bagaiman kesombongan membuat hidup tak berkah dan merana? Jika sudah disertai iri dan dengki bukan hanya kita yang jadi korban tapi orang lain pun celaka karenanya...Untuk meraih limpahan berkah anda bisa baca di sini.
Semoga menjadi bahan renungan kita bersama.
Wallahu alam...
0 Komentar untuk "Berkah Terhapus Karena Ini"