Belajar dari para nabi
- Soal mensyukuri rezeki hendaknya kita belajar dari para nabi-nabi Allah, Rasulullah maupun para ulama salaf. Mereka ini adalah manusia yang paling mensyukuri nikmat Allah.
# Nabi Adam as
- Disebutkan dalam sebuah kisah, bahwa suatu ketika Nabi Musa bertanya kepada Allah, "Wahai Allah, bagaimana Adam pandai mensyukuri nikmatmu? Kau jadikan dia dengan kekuasaanMu, lalu Engkau berinya ruh, ditempatkan di surga hingga para malaikat patuh ketika Engkau perintah sujud padanya."
- Allah menjawab, "Wahai Musa ia mengerti bahwa semua itu dariKu, lalu ia memujiKu, itulah bentuk syukurnya padaKu.
# Nabi Nuh as
- Allah menjelaskan bahwa Nabi Nuh adalah orang yang paling bersyukur padaNya,
Yaitu anak cucu dari orang-orang yang Kami bawa bersama Nuh. Sesungguhnya Nuh adalah hamba yang banyak bersyukur (Q.S. Al Isra : 3).
- Sesungguhnya Nabi Nuh adalah Nabi yang paling panjang umurnya dibanding dengan nabi-nabi yang lain, sehingga beliau bisa mendakwahkan agama lebih lama. Hal itu ditegaskan firman Allah dalam surah Al Ankabut ayat 14, " Dan sesungguhnya kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya, maka ia tinggal diantara mereka seribu tahun kurang lima puluh tahun."
- Meskipun demikian gangguan dan hambatan yang dialami beliau dalam menyebarkan ajarannya tetap banyak tapi tak menyurutkan langkah beliau. Sampai suatu ketika banjir bandang melanda negerinya dan beliau bisa selamat bersama kaumnya yang beriman.
# Nabi Musa as
- Disebutkan pula Nabi Musa pernah bertanya pada Allah, "Wahai Rabbku, bagaimana caranya aku bersyukur kepadaMu?" Allah SWT menjawab, " Berdzikirlah (ingatlah) engkau selalu kepadaKu, jangan engkau lalai (lupa) dalam mengingatKu."
# Nabi Daud as
- Dari sekian banyak doa nabi Daud, ada satu doa yang memohon agar dirinya tetap bisa bersyukur pada Allah. " Wahai Allah aku memohon 4 perkara padaMu yaitu bibir yang selau berdzikir padaMu, hati yang selalu bersyukur, badan yang bersabar dan isteri yang membantu urusanku di dunia maupun untuk jalan akhirat."
- Nabi Daud juga memohon perlindungan kepada Allah dari 4 perkara yang ditakutinya, " Wahai Allah, aku berlindung kepadaMu dari 4 perkara, yaitu anak yang memperdayaiku, isteri yang menjadikan aku beruban sebelum waktunya (karena tak taat), harta yang mencelakakanku dan tetangga yang menyebarluaskan rahasia keburukanku."
# Nabi Ibrahim as
- Nabi Ibrahim adalah nabi yang sangat kuat tauhidnya pada Allah. Nabi Ibrahim sangat bersyukur atas semua rezeki yang telah dianugerahkan Allah padanya dengan mentaati semua perintah Allah padanya, mulai dari meninggalkan anak dan isteri terkasih di gurun tandus sampai perintah menyembelih anak kandungnya sendiri pun dituruti.
- Saat diperintahkan meninggalkan isterinya Siti Hajar dan bayinya Ismail as di gurun tandus, beliau bukannya su'udzan atau berprasangka buruk pada Allah, tapi beliau malah berdoa agar anak keturunannya dijadikan orang yang senantiasa mendirikan shalat dan bersyukur. Dalam doa ini beliau tidak mendikte Allah tapi memohon jalan keluar dengan meminta agar hati orang cenderung pada keluarganya dan mereka diberi rezeki berupa buah-buahan. Inilah doa beliau, " Ya, Tuhan kami, sesungguhnya Engkau telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tak memiliki tanam-tanaman di dekat rumah engkau (Baitullah) yang dihormati. Ya Allah (yang demikian itu) agar mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian manusia cenderung pada mereka, dan beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur." (Q.S. Ibrahim : 37). Doa ini dikabulkan Allah dan menjadi tempat yang ramai dikunjungi untuk ibadah haji dan umrah, itulah Mekkah.
- Beliau juga senantiasa memuji Allah dan bersyukur atas rezeki putra yang dianugerahkan Allah padanya. " Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan kepadaku di hari tua (ku) Ismail dan Ishaq. Sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Mendengar (Memperkenankan) doa." (Q.S. Ibrahim : 39).
- Dan Allah mengakui beliau sebagai orang yang pandai bersyukur sebagaimana dijelaskan dalam firmanNya berikut ini :
Sesungguhnya Ibrahim seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif. Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik. Dan ia senantiasa mensyukuri nikmat-nikmat Allah, Allah telah memilihnya dan menunjukinya jalan yang lurus (Q.S. An Nahl : 120-121)
# Nabi Isa as
- Diterangkan dalam sahibul hikayat bahwa Nabi Isa as, pernah berpidato kepada umatnya, Bani Israil, " Akulah yang menurunkan dunia ini di tempatnya dengan ijin Allah. Karenanya aku tak bangga atau heran sedikitpun . Wahai Bani Israil pandanglah dunia ini sebagai sesuatu yang tak berarti agar ringan bagimu. Tapi engkau jangan sekali-kali meremehkan akhirat. Sebab dunia bukanlah tempat kemuliaan tapi tempat fitnah. Di dunia seringkali timbul kerugian bagi yang mencintainya."
- Kata Nabi Isa lagi. " Jika kalian mengaku sebagai kawan dan sahabatku, tetapkanlah hatimu membenci dan memusuhi dunia. Jika tidak kamu bukanlah sahabatku wahai Bani Israil. Jadikanlah rumah ibadah sebagai tempatmu dan kuburan sebagai kediamanmu. Jadilah kamu sebagai tamu di dunia ini. Berlaku baiklah. Coba bayangkan, burung-burung tidak bercocok tanam dan tidak pula mengetam tapi Allah memeberi rezeki secara tetap kepada mereka. Wahai Bani Israil, makanlah roti tepung jagung dan rempah-rempah atau buah-buahan. Dengan itu saja kamu tak sanggup mensyukurinya, bagaimana terhadap nikmat yang melebihi itu?"
# Nabi Muhammad SAW
- Rasulullah adalah orang yang dijamin masuk syurga tapi beliau malah makin memperbagus ibadah dan memperbanyak syukurnya. Hadits yang diriwayatkan oleh Sayidina Aisyah ra,
- " Rasulullah SAW biasanya jika beliau shalat, beliau berdiri sangat lama sampai kulit kakinya menjadi keras. Aisyah bertanya, " mengapa sampai demikian, bukankah dosa-dosamu telah diampuni baik yang telah lalu maupun yang akan datang?" Rasulullah menjawab, " Wahai Aisyah, bukankah semestinya aku menjadi hamba yang bersyukur?" (H.R. Bukhari).
Cerita tentang Nabi Sulaiman dan Nabi Yunus pun bisa di baca di artikel lain dalam blog ini.
Kesimpulan
- Para Nabiyullah dan Rasulullah saja bersyukur, masa' kita yang manusia biasa yang belum dijamin masuk surga masih suka mengeluh dengan keadaan rezekinya?
- Jadilah orang yang tahu diri. Ciri-ciri orang yang tahu diri adalah ketika mendapatkan rezeki ia segera memuji Allah dengan sepenuh hati dan tulus ikhlas. Dia sadar betul bahwa kenikmatan yang diberi Allah itu PINJAMAN dariNya sebagai tanda kemurahanNya, tanda rahmatNya dan tanda kebesaranNya.
- Disamping itu dia menerima pemberian rezeki itu dengan hati puas (qanaah). Dia tak melihat besar kecilnya rezeki tapi Dzat yang memberi. Karena ia qanaah dan mensyukuri pemberian maka Allah justru menambah rezekinya.
Ingatlah kepadaKu maka Aku akan mengingat kalian. Bersyukurah padaKu dan janganlah ingkar (Q.S. Al Baqarah : 152).Wallahu alam
0 Komentar untuk "Bagaimana Para Nabi Mensyukuri Rezeki?"