Dalam kehidupan sehari-hari, kita tentu sudah akrab dengan yang namanya larutan. Larutan adalah campuran homogen antara zat terlarut dan zat pelarut. Sebagai contoh, ketika membuat air gula (larutan gula) kita akan mencampurkan gula sebagai zat terlarut ke dalam air sebagai zat pelarut.
Adapun berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Apa itu larutan elektrolit dan apa itu larutan elektrolit? Apa saja contoh kedua jenis larutan tersebut? Bagaimana perbedaan larutan elektrolit dan non-elektrolit ditinjau dari ilmu kimia dan fisika? Untuk tahu jawabannya, simaklah uraian dan tabel singkat berikut ini.
Larutan elektrolit adalah larutan yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik. Saat diuji menggunakan alat elektrolit tester, larutan elektrolit akan menunjukan gejala munculnya gelembung gas dalam larutan sebagai dampak dari proses ionisasi yang membuat lampu indikator menyala.
Sementara larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik. Sehingga saat diuji menggunakan alat elektrolit tester, larutan non elektrolit tidak akan menunjukan gejala munculnya gelembung gas dan tidak membuat lampu indikator menyala.
Secara lengkap, perbedaan antara larutan elektrolit dan non elektrolit dapat Anda simak pada tabel berikut.
Perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit salah satunya bisa kita lihat dari fisik contoh keduanya. Larutan-larutan yang termasuk elektrolit adalah larutan asam, basa, dan garam. Zat terlarut dari ketiga contoh larutan elektrolit ini akan mengalami ionisasi dan membentuk kutub (mengalami polarisasi), sehingga ion-ion elektrolit yang terurai dalam zat pelarut akan menghantarkan arus listrik dengan kekuatan yang berbeda tergantung derajat ionisasinya. Derajat ionisasi larutan elektrolit berkisar antara 0 sampai 1.
Larutan elektrolit sendiri sebetulnya dibedakan menjadi 2, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Anda bisa mengetahui perbedaan dari kedua jenis larutan elektrolit tersebut pada pembahasan berikutnya.
Sementara untuk contoh larutan non elektrolit adalah larutan gula atau amilum dan sejenisnya, larutan alkohol, serta larutan urea. Ketiga contoh larutan tersebut tidak akan mampu menghantarkan arus listrik (isolator) karena zat terlarutnya tidak mengalami proses ionisasi dan polarisasi. Derajat ionisasi larutan non elektrolit umumnya adalah 0 (nol).
Perbedaan antara larutan elektrolit dan larutan non elektrolit akan tampak jelas jika kita mengetesnya menggunakan alat ini. Saat suatu larutan elektrolit dites menggunakan elektrolit tester, dari dalam larutan Anda akan melihat gelembung-gelembung udara yang terbentuk akibat proses ionisasi. Pada tahap selanjutnya, Anda juga akan melihat lampu indikator menyala sebagai tanda bahwa ionisasi berjalan dengan sempurna. Sementara saat suatu larutan non elektrolit dites menggunakan alat yang sama, maka Anda tidak akan menemukan reaksi apa-apa. Tidak ada gelembung, tidak pula lampu menyala.
Nah, demikianlah beberapa perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit. Semoga penjelasan di atas sudah termasuk lengkap sehingga Anda bisa memahami konsep dari kedua jenis larutan tersebut dengan baik. Semoga bermanfaat. Salam!
Adapun berdasarkan kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik, larutan dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit. Apa itu larutan elektrolit dan apa itu larutan elektrolit? Apa saja contoh kedua jenis larutan tersebut? Bagaimana perbedaan larutan elektrolit dan non-elektrolit ditinjau dari ilmu kimia dan fisika? Untuk tahu jawabannya, simaklah uraian dan tabel singkat berikut ini.
Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Sebelum membahas lebih dalam tentang perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit, ada baiknya kita pahami dulu pengertian dari kedua jenis larutan ini.Larutan elektrolit adalah larutan yang memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik. Saat diuji menggunakan alat elektrolit tester, larutan elektrolit akan menunjukan gejala munculnya gelembung gas dalam larutan sebagai dampak dari proses ionisasi yang membuat lampu indikator menyala.
Sementara larutan non elektrolit adalah larutan yang tidak memiliki kemampuan untuk menghantarkan arus listrik. Sehingga saat diuji menggunakan alat elektrolit tester, larutan non elektrolit tidak akan menunjukan gejala munculnya gelembung gas dan tidak membuat lampu indikator menyala.
Secara lengkap, perbedaan antara larutan elektrolit dan non elektrolit dapat Anda simak pada tabel berikut.
Perbedaan | Elektrolit | Non Elektrolit |
Contoh | Larutan asam, basa dan garam | Larutan gula, alkohol dan urea |
Nilai a | a = 1 atau 0 < a < 1 | a = 0 |
Kemampuan Menghantarkan Arus Listrik | Konduktor | Isolator |
Ionisasi | Terjadi | Tidak terjadi |
Polarisasi | Mempunyai kutub (Polar) | Tidak mempunyai kutub (Polar) |
Gejala | Muncul gelembung gas dan lampu indikator menyala | Tidak muncul gelembung gas dan lampu indikator tidak menyala |
Larutan elektrolit sendiri sebetulnya dibedakan menjadi 2, yaitu elektrolit kuat dan elektrolit lemah. Anda bisa mengetahui perbedaan dari kedua jenis larutan elektrolit tersebut pada pembahasan berikutnya.
Sementara untuk contoh larutan non elektrolit adalah larutan gula atau amilum dan sejenisnya, larutan alkohol, serta larutan urea. Ketiga contoh larutan tersebut tidak akan mampu menghantarkan arus listrik (isolator) karena zat terlarutnya tidak mengalami proses ionisasi dan polarisasi. Derajat ionisasi larutan non elektrolit umumnya adalah 0 (nol).
Cara Mengetahui Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit
Untuk mengetahui apakah suatu larutan termasuk elektrolit atau non elektrolit, kita bisa menggunakan alat yang bernama elektrolit-tester. Alat ini merupakan rangkaian sederhana yang terdiri dari sumber energi listrik, kabel penghubung, dan lampu indikator.Perbedaan antara larutan elektrolit dan larutan non elektrolit akan tampak jelas jika kita mengetesnya menggunakan alat ini. Saat suatu larutan elektrolit dites menggunakan elektrolit tester, dari dalam larutan Anda akan melihat gelembung-gelembung udara yang terbentuk akibat proses ionisasi. Pada tahap selanjutnya, Anda juga akan melihat lampu indikator menyala sebagai tanda bahwa ionisasi berjalan dengan sempurna. Sementara saat suatu larutan non elektrolit dites menggunakan alat yang sama, maka Anda tidak akan menemukan reaksi apa-apa. Tidak ada gelembung, tidak pula lampu menyala.
Nah, demikianlah beberapa perbedaan larutan elektrolit dan non elektrolit. Semoga penjelasan di atas sudah termasuk lengkap sehingga Anda bisa memahami konsep dari kedua jenis larutan tersebut dengan baik. Semoga bermanfaat. Salam!
0 Komentar untuk "6 Perbedaan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit beserta Contohnya"