Penipu merajalela..
- Baru-baru saya baca di media online jika seorang penipu kartu kredit ditangkap polisi setelah berhasil mengibuli banyak orang di Jakarta dan Bandung. Modusnya berpura-pura untuk menaikkan limit kartu kredit seseorang kemudian mengambil kartu kredit korban beserta identitasnya kemudian menggunakannya untuk kepentingan pribadi. Data-data korban dibeli secara online seharga 800 ribu. Begitu gampangnya mendapatkan data-data nasabah bank pengguna kartu kredit di internet?
- Bukan hal yang baru bagi saya pribadi menerima telepon dari seseorang yang menyatakan diri dari salah satu bank di mana saya menjadi nasabahnya dan memiliki kartu kredit bank tersebut. Mereka menelepon bukan dengan nomor telepon resmi bank yang bersangkutan. Mereka akhir-akhir ini juga menelepon dari handphone dengan menggunakan SIM card prabayar dengan mengajukan segala macam penawaran, termasuk asuransi dan selalu dikait-kaitkan dengan bank di mana saya menjadi nasabahnya. Telepon yang sangat mengganggu karena mereka menelepon di saat jam kerja dan jika tak diangkat akan terus menerus menelepon.
- Pernah juga saat berada di mesin ATM, seorang lelaki paruh baya mendekati dan mengatakan kalau dia ingin mentransfer uang kepada seseorang Rp. 200.000 tapi tidak memiliki saldo senilai tersebut dan meminta tolong kepada saya untuk mentransferkannya, sambil memperlihatkan 2 lembar uang 100-an ribu. Sebelumnya saya pernah mengalami peristiwa yang sama, juga di mesin ATM bank lain, tapi karena saat itu saya sedang terburu-buru sehingga tidak meladeni bapak tua yang ingin mengirinkan uang 100 ribu pada seseorang tersebut dan menyuruhnya minta tolong pada orang lain. Karena ini yang kedua kali saya menemukan cara minta tolong yang "mirip", rasa ingin tahu membuat saya mewawancarai bapak tersebut. Awalnya dia menjelaskan kalau saldonya tak mencukupi dan minta tolong agar saya mengirim uang 200 ribu rupiah kepada nomor rekening yang ada di secarik kertas lusuh. Kemudian saya tanya apakah rekening itu di BCA (kebetulan saya hendak menggunakan ATM BCA), kemudian bapak itu menjawab ya dan spontan mengatakan "berapapun biaya transfernya akan saya bayar." Saya sudah mencium ada yang tak beres pada bapak tersebut, karena setahu saya transfer antar bank yang sama tidak ada biayanya atau jumlahnya tak besar, 10 atau 15 ribu. Tapi bapak itu sangat ingin saya segera mentransfer uang sampai siap menanggung berapapun biayanya. Bukannya memasukkan kartu ke ATM saya malah bertanya lagi, bapak itu dari mana? Dia menjawab dari Jakarta. Kemudian saya tanya lagi bapak itu kerjanya apa. Dengan nada menggumam yang tak jelas bapak itu bilang kalu dia dari MABES POLRI (dengan nada mengintimidasi). Bukannya menjelaskan pekerjaannya, malah menyebut sebuah tempat dengan harapan saya takut. Tinggi badan saya 160 cm dan bapak tersebut lebih pendek dari saya dan kelihatan sudah tua, jadi saya tidak percaya kalo dia polisi, apalagi ditambah dengan sikap tubuh yang salah tingkah karena tahu saya menyeledikinya. Saya semakin mencium ada yang tak beres dengan orang ini dan memilih meninggalkannya untuk menunaikan shalat magrib dan memintanya minta tolong pada orang di belakang kami.
- Saya tidak mengatakan mereka penipu, tapi cara-cara menjual dengan memaksa dan menelepon terus menerus apalagi mengatasnamakan salah satu bank, salah satu institusi resmi, itu tidak benar. Belum lagi praktek minta tolong yang ujung-ujungnya malah menghipnotis dan menguras semua isi ATM kita, entah dengan transfer ke nomor rekening yang ditunjukkannya atau tarik tunai. Menolong orang itu bagus, tapi tak berarti kita harus mengurangi kewaspadaan kita. Kita harus berhati-hati dengan praktek-praktek ilegal dari orang-orang yang tak bertanggung jawab.
Langkah agar tak ditipu orang.
Berikut ini beberapa langkah-langkah yang bisa diamalkan agar tak ditipu orang.
(1) Jangan sekali-kali menipu orang.
- Apa yang kita tanam itu yang kita tuai, jika kita sering menipu orang maka cepat atau lambat kitapun akan tertipu. Jangan suka mmebohongi orang lain karena kita pun nantinya akan merasakan sakitnya dibohongi.
- Memang tak ada manusia yang sempurna, tapi kitalah yang mengontrol diri dan lidah kita. Berkatalah yang baik atau diam.
(2) Baca doa saat keluar dari rumah.
- Doa adalah pengharapan agar langkah kita saat berada di luar senantiasa di mudahkan dan dilindungi Allah. Doa adalah penyerahan mutlak diri kita pada ketentuan Allah. Jadi dengan berdoa kita berharap Allah yang mengambil alih urusan kita dengan kekuasaanNya sehingga kita selalu menemui hal-hal yang baik-baik saja di luar sana.
- Bacaan doa jika keluar rumah :
3. Waspada tapi tak perlu paranoid.
- Tak semua orang yang kita temui itu orang baik api juga tak semua yang kita jumpai itu orang jahat dan ingin mencelakakan kita. Yang harus kita lakukan adalah tetap waspada dengan kondisi sekitar kita. Jangan biarkan pikiran kita kosong, banyak ngelamun. Jika tak ada yang bisa dikerjakan, ingat Allah, berzikirlah, atau baca Al Quran, sehingga perlindungan Allah senantiasa menyertai anda. Orang gampang dihipnotis karena pikirannya sedang kosong, sehingga gampang dipengaruhi.
baca : doa dan zikir keberlimpahan rezeki.
- Tak perlu paranoid dan jadi takut keluar rumah dan ketemu orang baru. Karena itu akan menghambat rezeki, bukankah rezeki bisa datang lewat tangan orang lain juga?
4. Percayai hati nurani.
- Hati nurani tak pernah berbohong dan tak akan mencelakakan kita jika kita betul-betul mendengarkannya. Seperti pengalaman saya di atas. Saya merasa ada yang tak beres dengan bapak tersebut, nurani saya berkata untuk menghindarinya dan segera pergi dari situ. Dan saya mendengarkannya. Memang belum tentu bapak itu penipu, tapi membaca beberapa pengalaman orang-orang yang berhasil ditipu di mesin ATM dengan modus operandi yang sama dan harus kehilangan uang karena tak sadar akibat pengaruh hipnotis, tak ada salahnya waspada. Mereka ini sengaja meminta tolong pada wanita karena konon wanita lebih gampang kasihan dan lebih gampang dipengaruhi. Setelah korban memasukkan kartu ATM ke mesin, dan menekan tombol transfer, bukannya mengetik jumlah uang Rp. 200.000 seperti pada contoh di atas, tapi malah mengetik jumlah yang lebih banyak 2.000.000 atau lebih sesuai dengan instruksi yang diberikan si penghipnotis. Dan melayanglah uangnya kepada rekening si penipu tanpa disadarinya.
- Percayai hati nurani, karena hati nurani taka akan menjerumuskan kita.
5. Jangan anggap enteng azan.
- Mungkin kita kebiasaan shalat di akhir waktu dan menganggap enteng panggilan Allah melalui azan. Jika anda hendak keluar rumah, sementara azan berkumandang, lebih baik shalat dulu baru keluar rumah.
- Banyak pengalaman orang yang celaka, terjebak macet, mengalami kesialan di luar rumah karena mengabaikan panggilan Allah. Seolah-olah kita menganggap urusan kita di luar rumah itu jauh lebih penting daripada Allah. Akhirnya Allah memperlihatkan bahwa apa yang kita kejar itu hanya kesia-siaan belaka. Dan jika Dia mau Dia terlalu Maha Kuasa untuk menunjukkannya kepada kita.
- Seperti pada kasus saya di atas, Azan magrib sudah berkumandang dan saya ingin menunaikan shalat magrib tapi terlebih dahulu singgah sejenak di mesin ATM. Nurani menarik kesadaran saya kembali, untuk segera menunaikan shalat magrib dan meninggalkan ATM.
6. Beli keberuntungan Anda !
- Kalau sering ditipu bukankah itu kesialan? Beli keberuntungan anda dengan sedekah. Jangan pelit, jangan kikir, jangan menahan rezeki untuk diri sendiri. Karena dalam rezeki kita ada hak orang lain di situ, hak para fakir miskin, anak yatim, orang yang sedang dalam kesempitan. Bagaimanapun caranya bagian mereka akan keluar juga. Jika tak kita sedekahkan maka uang itu akan keluar lewat cara yang lainnya, entah itu dicuri, digondol maling, ditipu orang atau bahkan digunakan untuk membayar kesembuhan kita karena sakit yang berkepanjangan.
- Tahukah anda bahwa kesialan itu tidak datang dengan sendirinya, kesialan itu diciptakan dan kitalah yang mengundang kesialan masuk dalam hidup kita.
baca : betulkah sial bisa dibuang?
Itulah 6 langkah agar kita tak ditipu orang. Mudah-mudahan bermanfaat.
Wallahu alam...
0 Komentar untuk "6 Langkah Agar Tak Ditipu dan Rezeki Melayang !"