Beberapa hari ini saya membaca berita mengenai penelantaran 5 orang anak oleh orang tua kandungnya di Cibubur. Anak-anak yang berumur 4, 5, 8, dan kembar 10 tahun ditelantarkan dalam artian tidak diperdulikan oleh orang tuanya, Utomo Permono dan Nurindria Sari. 4 orang anak ini tidak disekolahkan, hanya dikurung dalam rumah sementara seorang anaknya yang berumur 8 tahun tidak diperbolehkan masuk rumah selama sebulan dan hanya naik sepeda keliling kompleks dan tidur di pos satpam pada malam hari, Anak ini diberi makan, pakaian dan kadang tempat tidur dari tetangga yang kasihan padanya. Polisi mengetahui masalah ini melalui laporan masyarakat dan kontrol masyarakat yang membicarakan masalah ini di media sosial. Sang ayah adalah seorang dosen yang mengajar di salah satu universitas mengatakan kalau dia tidak menelantarkan anak tetapi mendidiknya dengan cara tersebut. Cara yang sangat tidak manusiawi, belum lagi diketahui dari hasil tes urine bahwa kedua orangtua tersebut positif mengkonsumsi narkoba. Polisi juga menemukan sabu-sabu di rumah korban saat melakukan penggeledahan dan mengevakuasi anak-anak mereka. Sekarang kelima anak tersebut berada dalam perlindungan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), sementara orang tuanya terus diperiksa polisi.
Inilah ciri-ciri orangtua yang rezekinya susah,yaitu orang tua yang melakukan tindakan sebagai berikut :
Apa orang tua bisa berdosa pada anak?
Tentu saja, jika orangtua menelantarkan anak yang menjadi tanggung jawabnya artinya dia telah berdosa kepada anak-anaknya tersebut. Simak hadits Rasululllah SAW berikut ini : dari Abdullah bin Amr ra, katanya , Rasulullah SAW bersabda seseorang dikatakan telah cukup berbuat dosa bilamana menelantarkan orang-orang yang menjadi tanggungannya. (H.R. Abu Daud dan Nasa'i). Jangan beranggapan bahwa mentang-mentang kita ini orang tua bisa memperlakukan anaknya seenak perutnya. Menjadi orang tua itu punya tanggung jawab, bukan hanya melahirkan dan menjadi penyebab lahirnya anak di dunia ini. Tetapi juga harus memenuhi kebutuhannya, makanan, pakaian, rumah tempat bernaung, mainan, kasih sayang, pendidikan. Banyak orang dewasa seolah terpaksa dan tidak siap menjadi orang tua sehingga kebingungan harus memperlakukan anaknya seperti apa?
Ciri-Ciri orang tua yang rezekinya susah
Sebelumnya kita pernah membahas ciri-ciri orang yang susah rezekinya secara umum. Kali ini kita akan membahas khusus mengenai orangtua yang karena perilakunya pada anak-anaknya yang tidak sepatutnya menyebabkan rezekinya susah, hidupnya menderita, kalaupun mendapatkan rezeki, kelakuannya membuat rezeki itu tidak berkah (baca : 30 kebiasaan yang dapat mengurangi keberkahan rezeki).
- Memberi makan anak dari sumber yang haram. Orang tua diperintahkan untuk memberi makan keluarganya dari sumber yang halal dan baik. (Baca : konsekuensi rezeki haram).
- Menelantarkan anak dengan sengaja. Seperti halnya kasus orangtua di atas yang dengan sengaja menelantarkan anaknya. Tidak memberi makan, pakaian, pendidikan dan kehidupan yang layak bagi anak-anaknya padahal ia mampu.
- Mengajak anak pada kesesatan. Mendidik anak sesuka hati, tanpa memperhatikan yang baik dan benar. Sengaja menjauhkan anak dari agama dan mengikutsertakan anak dalam kegiatan yang bertentangan dengan agama, seperti mengajak serta anak mencuri, merampok, berbohong, begal bahkan mengemis dengan memperalat rasa kasihan orang pada anak-anak.
- Menghalangi anak belajar agama. Ada orangtua yang pemahaman agamanya sangat kurang dan menganggap anaknya tidak penting untuk belajar agama. Dia sengaja melarang anaknya untuk ikut pengajian, berbusana yang patut dan pantas, melarang datang ke masjid mendengar ceramah dan melarang anaknya bergaul dengan orang-orang saleh.
- Membeda-bedakan anak. Orang tua yang sengaja tidak berlaku adil kepada anak-anaknya, mencintai anak yang satu dibanding anak yang lain termasuk kategori ini. Orangtua dituntut adil pada semua anak-anaknya. Bahkan terhadap anak tiri ataupun anak angkat orangtua tetap harus memperlakukan sama dengan anak kandung.
- Membunuh anak . Allah melarang kita membunuh anak dengan alasan miskin karena Allah lah yang akan memberi rezeki mereka lewat orangtuanya. Banyak kasus orangtua yang sengaja membunuh anaknya karena tekanan ekonomi yang semakin berat, sehingga menganggap membunuh anak adalah solusi mengurangi beban ekonominya. Ada orang tua yang sengaja membunuh bayi yang masih dikandungnya (aborsi) atau yang telah dilahirkannya, ataupun membuangnya ke selokan / tempat sampah karena malu. (baca : mengapa kamu membuang bayimu, dia lahir membawa rezekinya sendiri)
- Menyesali telah melahirkan anak. Anak dilahirkan untuk dikasihi dan dicintai, dia adalah amanat Allah yang diberikan pada kita. Harusnya kita bersyukur diberi kepercayaan memiliki dan mendidik seorang anak manusia yang nantinya kelak bisa bermanfaat bagi orang lain, negara dan agama. Banyak orang yang tidak beruntung menerima rezeki anak dari Allah meski telah berupaya sedemikian rupa (baca : mengapa rezeki anak tak kunjung diberi)
- Melakukan kekerasan pada anak. Orang tua yang suka melakukan kekerasan baik kekerasan verbal maupun kekerasan fisik masuk dalam kategori ini. Kekerasan verbal maksudnya suka memaki, mengata-ngatai anak, mengomeli yang membuat anak sakit hatinya, sementara kekerasan fisik yaitu dengan sengaja memukul, menyakiti badan anak sehingga menimbulkan bekas atau luka di badannya. Satu lagi yang perlu dimasukkan di sini adalah kekerasan seksual termasuk pelecehan maupun perkosaan yang dilakukan orangtua terhadap anaknya, baik anak kandung, anak tiri maupun anak angkat.
- Mencoret anak dari daftar ahli waris dengan sengaja. Dalam agama setiap anak memperoleh bagian yang ditetapkan dari harta orangtua yang ditinggalkannya. Tidak boleh orangtua dengan semena-mena menghilangkan hak waris anak, ini juga salah satu tindakan yang tidak adil dari orangtua terhadap anak.
- Membiarkan anak melakukan keburukan. Tugas orang tua adalah mendidik anak-anaknya agar mereka bisa berjalan lurus dan tetap dalam koridor. Jika anak ternyata melakukan keburukan adalah tugas orangtua untuk meluruskannya kembali. Jika anak kecanduan narkotika orangtua bisa mengikutkannya rehabilitasi / terapi. Begitupun jika terlibat kejahatan seperti begal motor, perampokan, perkosaan, orang tua tidak boleh membiarkan anak terus berada di jalan yang salah.
- Memberikan beban di luar kemampuannya. Orangtua tidak boleh memberikan tugas dan tanggung jawab yang berat di luar kemampuan anak. Menyuruh anak mencari nafkah di jalanan sementara orantua enak-enakan tidur di rumah adalah tindakan tercela.
- Memberikan nama yang buruk pada anak. Adalah kewajiban orangtua untuk memberi nama yang baik pada anak. Nama adalah doa. Memberi nama anak yang buruk berarti mendoakan keburukannya, sebagus apapun nama itu kedengarannya. (Baca : Adakah kaitan nama dan rezeki ?)
- Membiarkan anak diasuh orang non muslim. Hal ini bahaya karena bisa menjadi murtad dan belajar agama yang lain di luar islam.
- Melahirkan anak di luar nikah. Pernikahan adalah salah satu pintu halal untuk melakukan hubungan seksual. Jika hubungan dilakukan di luar pernikahan dan menghasilkan anak, anak itu tetap suci dan bukan anak haram. Yang haram adalah perilaku orang tuanya yang berzina. Zina itu penjauh rezeki. (baca : rezeki terputus, nyawa melayang karena zina)
Itulah 14 ciri-ciri orang tua yang rezekinya susah. Terkait dengan jerat hukum yang bisa dikenakan pada pasangan orang tua yang menelantarkan 5 anaknya di atas adalah sesuai dengan pasal 49 huruf a UU KDRT adalah pidana penjara paling lama 3 tahun dan denda paling banyak 15 juta rupiah, ini diluar dakwaan lain sebagai pengguna narkoba. Semoga kita tidak termasuk orang tua yang susah rezekinya karena mengasuh, mendidik dan memperlakukan anak kita dengan salah. Anak adalah rezeki, titipan, amanat Allah yang harus kita perlakukan sebaik-baiknya, karena kelak di akhirat kita akan ditanya tentang hal itu. Wallahu alam
0 Komentar untuk "14 Ciri-Ciri Orang Tua Yang Rezekinya Susah"